"Gila ya?!" sungut Lajuna pada Sofia yang tertawa terbahak bahak melihat ekspresinya. Sofia menepuk bahu Lajuna beberapa kali tanpa menghentikan tawanya, "lo lucuu. Mukanya sampe merah banget kaya tomat." ucap Sofia.
Lajuna menangkup pipinya yang memang terasa panas, ini bukan karena malu tetapi ia terlalu kesal dengan tingkah Sofia. Lajuna pun bangkit dari duduknya lalu berlari kecil menuju toilet membuat Sofia semakin meledakkan tawanya.
"Huuhh ... Submissive emang lucu lucu, jadi pengen punya satu." Sofia mengibaskan tangannya untuk mengipasi wajahnya sendiri dan kembali menatap Zidan dan Juandra.
"Nah, ayo main."
Sementara Hakemma melirik kepergian Lajuna sambil menahan senyumnya. Hal itu ternyata disadari oleh Jeffrey yang langsung menyenggol lengan Hakemma sambil tersenyum miring. "Gak boleh tikung temen, kan lo udah punya cewe juga." bisik Jeffrey ditelinga Hakemma.
Hakemma terkekeh pelan lalu kembali berbisik, "emangnya Gean temen gue? Jadi gak apa apa lah ya." Hakemma dan Jeffrey sama sama terkekeh pelan, namun kekehan mereka seketika berhenti saat mendapatkan death glare dari Tangkas.
Disisi lain, Lajuna mencuci wajahnya dengan cukup kasar, ia juga menepuk pipinya beberapa kali. "Sadar, Jun! Sadaarrr!!" ucap Lajuna pada dirinya sendiri. Lajuna sungguh merasa cemburu sehingga rasanya ingin menjambak surai halus milik Sofia ketika wanita itu mencumbu Hakemma.
Lajuna tertegun selama beberapa menit, memutar adegan yang membuat hatinya semakin panas dan sesak itu. Lajuna kembali membasuh wajahnya sambil menggeram pelan. Mengapa semakin ia mencoba untuk melupakannya, pikiran itu malah semakin menghantuinya.
Lajuna menarik nafas dalam dalam lalu membuangnya secara berlebihan, ia mondar mandir sambil mencoba menetralkan perasaanya yang tak karuan itu. Ia pun mengacak surainya frustasi sebelum dikejutkan oleh pintu toilet yang tiba tiba terbuka dan menunjukan sosok Hakemma yang tersenyum kepadanya.
Wajah Lajuna semakin memerah ketika Hakemma mengunci pintu tersebut dan mendekatinya. "Cil ..." panggil Hakemma, Lajuna melangkah mundur untuk menghindari pemuda tan tersebut.
"Apa?!" ketus Lajuna
Hakemma tertawa pelan, ia memojokan tubuh Lajuna sehingga ekspresi panik pun muncul. Lajuna menatap nyalang ke arah Hakemma. "Jangan aneh aneh!" sungut Lajuna.
Tanpa menganggapi ucapan Lajuna, Hakemma menarik tubuh mungil itu ke dalam dekapannya lalu menenggelamkan wajahnya pada ceruk leher Lajuna. Hakemma mendusal pelan sedangkan Lajuna mencoba mendorong tubuh Hakemma agar menjauhinya namun gagal.
"Kamu cemburu ya?" tanya Hakemma mengundang dengusan dari Lajuna.
"Enggak tuh!" elak Lajuna cepat.
"Masa sih? Berarti gue boleh ciuman sama Sofia lagi?" Hakemma mengangkat wajahnya dan menatap Lajuna yang mengerutkan bibirnya. Lajuna mengangkat bahunya acuh.
"Terserah, bukan hak aku."
Hakemma kembali tertawa pelan, ia mengecupi rahang Lajuna, membuat sang empu memberontak meminta dilepaskan. Hakemma mengeratkan pelukannya tanpa peduli jika teman temannya akan mencurigai mereka.
"Gak usah denial. Sini, bantu gue hilangin bekas ciumannya." ucap Hakemma.
Si Dominan menyatukan dua belah bibir mereka, Lajuna semakin panik karena takut tiba tiba ada yang memasuki toilet. Kali ini Hakemma melumatnya dengan cukup kasar sehingga Lajuna kewalahan mengimbangi permainannya. Hakemma semakin merapatkan tubuh Lajuna pada dinding toilet yang dingin.
Lidah Hakemma bergerak dengan lincah, menginvasi rongga mulut Lajuna yang sesekali memberontak. Digigitnya bibir berisi milik Lajuna hingga sang empu meringis tertahan. Hakemma melepaskan pangutannya setelah merasa Lajuna membutuhkan oksigen. Dada milik Lajuna bergerak turun naik sebab menghirup udara dengan rakus. Mata Hakemma menyayu, ia juga mengulum senyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
Edelweiss [HYUCKREN]✔️
Hayran Kurgu[⚠️ BEBERAPA PART MENGANDUNG UNSUR DEWASA] Kurangnya afeksi dari kekasihnya membuat Lajuna merasa begitu jenuh dengan hubungannya. Geandaru-kekasihnya itu terlalu sibuk dengan urusannya sendiri hingga terkadang melupakan Lajuna yang membutuhkannya. ...