(1) Setelah menunggu beberapa saat, akhirnya mobil jemputan datang. Sesampainya di kediaman Victrop, para pelayan menyambutnya. Mereka membantu Teguh melepaskan tas dan sepatu, menyiapkan bathtub untuknya, hingga membantunya berpakaian. Setelah selesai, dia diantarkan oleh seorang pelayan menuju ruang musik, di sana seorang guru musik telah menunggunya.
Teguh takjub melihat begitu banyak peralatan musik. Dia memperhatikan dengan teliti setiap alat musik di ruangan itu hingga seseorang membuyarkan pikirannya.
"Selamat sore, tuan Herman. Mari kita lanjutkan latihan piano minggu lalu. Lagu apa yang ingin Anda latih?" tanya Mr. Paul.
Teguh mengingat dengan baik jadwal Herman hari ini yang dibacakan pelayan tadi pagi. Dia mengetahui nama Mr. Paul dari jadwal itu. Teguh-pun terkagum pada jadwal harian Herman yang sangat padat. "Beginikah jadwal anak konglomerat? Mereka tidak menyia-nyiakan waktunya sama sekali."
Kamis: Jadwal Herman
05:00-06:00 bersiap berangkat sekolah
06:00-06:30 sarapan, berita pagi, berangkat sekolah
06:30-15:00 sekolah
15:00-16:00 pulang sekolah, membaca buku di perjalanan, mandi dan berganti pakaian
16:00-17:00 ruang musik; Mr. Paul
17:00-19:00 istirahat; membaca buku atau jurnal biologi
19:00-20:00 makan malam; obrolan keluarga dan bisnis
20:00-22:00 belajar matematika dan/atau Ekonomi Bisnis
(5) "Tapi, apa mereka tidak merasa lelah? Jadi heran," batin Teguh sambil melamun.
Mr. Paul yang melihat Teguh terdiam bingung. Dia pun menepuk bahu Teguh. "Tuan, apa ada yang salah?"
"Ah? Ti-tidak, tidak ada apa-apa," sahut Teguh sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal. "Oh ya, untuk lagunya, aku ingin memainkan lagu yang sama dengan yang minggu lalu."
"Kalau begitu, mari tuan, kita mulai."
(7) Melihat indahnya piano, Teguh sampai melupakan bahwa dia tidak bisa memainkan piano. Tapi dia ingin sekali bisa memainkan alat musik ini.
"Bagaimana caraku memainkan alat musik ini tanpa ketahuan kalau aku tidak bisa memainkannya? Aku ingin belajar alat musik ini bersama Mr. Paul." pikir Teguh
(8) "Emm Mr. Paul aku lupa cara memainkan lagu terakhir yang kita pelajari," ucap Teguh dengan takut.
"Lupa? Tidak biasanya Tuan Herman lupa pada teknik yang saya ajarkan." Mr. Paul keheranan dengan sikap Teguh.
"Maafkan aku Mr. Paul, akhir-akhir ini tugas di sekolah menumpuk dan kondisi tubuhku juga kurang sehat. Tadi saja di sekolah aku sampai bolos satu mata pelajaran karena sakit," ucap Teguh
"Baiklah, Tuan Herman mau diulangi dari bagian mana?" tanya Mr. Paul.
"Ulangi saja dari awal Mr. Paul." ucap Teguh.
Mr. Paul kebingungan dengan sikap Tuan Herman yang aneh. Biasanya Herman selalu cepat dalam mempelajari setiap not dan lagu yang diajarkan, serta tidak pernah meminta untuk diulang. Mr. Paul menyadari ada yang tidak beres disini. Ini pertama kalinya Herman lambat dalam belajar. "Ini tidak bisa dibiarkan, aku akan melaporkan keanehan ini pada Tuan Victrop," pikir Mr. Paul.

KAMU SEDANG MEMBACA
TUBUH YANG TERTUKAR [END]
Teen FictionCerita ini merupakan cerita bersama yang dirangkai oleh beberapa orang; ide yang ada di cerita dibiarkan mengalir dan melatih para penulis untuk mengembangkan kemampuan menulis masing-masing. ---> intro Herman tidak menyangka akan berakhir seperti...