BAGIAN EMPAT🥀

39 3 0
                                    


"Sekarang kalian bisa merasakan betapa kesakitan nya aku kan?"🥀





Matahari terlihat sudah condong ke barat yang menandakan bahwa hari sudah mulai menggelap,sosok gadis manis dengan rambut sebahu terlihat tengah beberes menata toko bunga nya yang sedikit berantakan.

Tangan nya bergerak telaten melipat plastik dan kertas bekas ia membuat buket bunga pesanan dari beberapa pelanggan yang datang hari ini.

Amara mengerutkan dahi teringat kalau ia lupa meletakkan barangnya yang sangat penting.ia celingukan mencari dimana ia letakkan benda itu.

"Permisi!"harris menyembulkan kepalanya dibalik pintu membuat amara yang tengah celingukan terkejut.

"Eh,pak harris!iya ada apa pak?" Amara segera menyambut harris dan juga melihat gin yang ternyata ada di samping harris namun tertutupi oleh rak bunga yang cukup bertumpuk tinggi menutupi separuh tubuh gin.

"Ehh..mbak amara kan?boleh kami bertanya tanya sebentar?"harris melanjutkan ucapan nya membuat amara sedikit kaget.

Tadi setelah melihat berkas berkas kependudukan cukup lama,akhirnya ia bisa menemuka identitas milik mbak amara ini alias mbak mbak pemilik toko bunga yang di maksud oleh gin tadi.

"Jadi begini mbak amara,kedatangan kami berdua adalah ingin bertanya tentang mawar hitam,mbak punya stok mawar hitam tidak disini?"tanya gin memulai introgasinya.

"Ahh mawar hitam ya,kebetulan saya tidak pernah stok karena bunga yang itu tergolong langkah dan juga mahal pak,peminat nya pun jarang sekali jadi saya tidak membeli lagi stok nya!"jawab amara setelah mereka duduk diteras toko milik amara.

"Didaerah sini ada gak yang punya kebun nya?"harris mengambil alih untuk memberi pertanyaan.

Terlihat amara diam sebentar memikirkan sesuatu yang mungkin saja mengingat ingat siapa yang memiliki kebun mawar hitam.

"Sepertinya setau saya gaada deh pak yang punya kebun nya,karena kebanyakan orang yang ingin membeli mawar hitam biasanya import langsung ke negara tempat mawar hitam tumbuh banyak."jawab amara akhirnya membuat gin dan harris lagi lagi merasa buntu karena tidak menemukan apapun disini.

               🥀

Harris dan gin duduk berhadapan satu sama lain,mereka sekarang tengah berada di salah satu caffe yang juga tidak terlalu jauh dari kantor polisi.

Mereka memutuskan kesana agar pikiran mereka bisa sedikit jernih,kasus kali ini benar benar membuat hampir seluruh anggota kepolisian yang ada dikota ini kurang tidur.

"Ada sesuatu yang kamu curigai tidak dari hasil tadi?"gin bertanya kepada harris yang tengah menyeruput es americano.

Harris pun masih abu-abu dengan hasil tadi,tapi entah kenapa rasanya ada yang aneh dari toko bunga itu.tapi harris tak tau apa itu.

Entah apa tapi rasanya seperti ada yang disembunyikan oleh pemilik toko bunga itu,tapi jika hanya prasangka dan tanpa bukti harris jadi tidak bisa melakukan apa-apa saat ini.

"Ris kamu tadi lihat gak sesuatu yang ada di antara rak pot toko bunga tadi?"pertanyaan tiba tiba gin membuyarkan lamunan harris.

"Hah? Emang kamu lihat apa gin?"harris bingung memandang gin dengan tatapan bertanya.tadi ia duduk menghadap kearah luar sedangkan gin duduk menghadap masuk kearah toko bunga.

"Gatau aku cuma lihat kek sejenis logam gitu,soalnya mataharinya mantulin cahaya dari situ jadi kelihatan!"ujar gin membuat harris penasaran tapi tidak ambil pusing.

Mungkin itu skop baru untuk menanam bunga atau semacamnya,kan banyak alat kebun yang terbuat dari bahan logam atau besi,begitu fikir harris.

Jadi hasil kali ini sepertinya nol,karena mereka berdua tidak mendapatkan informasi apapun selain bunga mawar hitam itu langkah dan mahal.dan kebanyakan orang akan mengimport jika membutuhkan nya.

Tunggu...
Apa pelaku akan repot repot untuk mengimport bunga mawar dengan harga yang cukup mahal hanya untuk diberikan pada korban?

Apa pelaku akan se effort itu hanya untuk diberikan kepada orang yang telah dibunuh nya?sebenarnya apa motif yang membuat pelaku membunuh korban,jika balas dendam kenapa bisa sampai se terencana itu?

killer rose 🥀Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang