"Dasar polisi bodoh!"🥀
Suara detik jam memecahkan kesunyian yang ada dalam ruang introgasi,kini jiandra duduk hanya berdua dengan gadis bernama fira itu dengan posisi terdapat satu kamera menyala untuk dijadikan bukti digital.
Jiandra tampak melipat kedua tangannya diatas meja dengan tatapan tajam yang mengintimidasi,sedangkan fira dengan kepala menunduk tangan nya memilin milin baju yang ia pakai sambil menggigit bibirnya gelisah.
"Dengan saudara juliana safira!"suara bass dari jiandra membuat fira yang tengah menunduk terlonjak kaget,kepalanya langsung di dongakkan menatap ragu ragu mata tajam jiandra.
"i-iya pak?" Suara fira tampak bergetar setengah menangis mendengar suara intimidasi milik jiandra,ia terlalu takut untuk menatap bola mata milik laki laki berambut pirang itu.
"Anda tau kenapa anda berada disini?"tanya jiandra lagi dengan nada datar namun terdengar sangat menyeramkan,wajah garang milik jiandra berhasil membuat suasana semakin mencekam.
"t-tidak pak!"lagi lagi fira menjawab dengan lirih dan bibir yang bergetar,jika diperhatikan dengan seksama mata bulatnya itu terlihat berkaca kaca ingin menangis.
Jiandra tampak memijat dahinya kesal,sepertinya introgasi kali ini tidak akan berjalan dengan mudah.jiandra jadi tidak yakin kalau gadis penakut di depannya itu adalah tersangka pelaku dari pembunuhan berantai yang tengah terjadi saat ini.
Bahkan saat ini air mata mulai turun membasahi pipi gadis mungil berambut coklat itu,memang lebih baik jika ada polisi wanita yang ikut mengintrogasi bersamanya agar tersangka lebih merasa sedikit releks.
Sayang sekali devisi yang bertugas kali ini tidak memiliki anggota polisi perempuan,ya siapa yang akan menyangka bahwa tersangka pelaku dari kasus yang sangat rumit ini adalah seorang gadis mungil yang terlihat polos dan penakut seperti yang ada dihadapan jiandra sekarang.
"Anda melakukan apa setiap hari senin mondar mandir di depan kantor polisi, dan melakukan tidakan mencurigakan yang membuat polisi resah!?"jiandra kembali bersuara setelah membuang nafas berat menetralkan rasa kesalnya.
"Tidak!saya tidak melakukan apapun!"suara fira semakin bergetar saat menjawab pertanyaan dari jiandra.
"Tolong kerja samanya! Karena jika anda mempersulit jalan nya penyelidikan,anda sendiri yang akan menanggung resikonya !"ucap jiandra sedikit mengancam agar memancing fira untuk membuka mulut dan bersikap kondusif.
Fira tidak menjawab dan hanya menggeleng gelengkan kepala,kemudian dengan tanpa aba aba air mata sudah banjir membasahi pipi milik gadis mungil itu.
Jiandra menyandarkan tubuhnya pada kursi dan membuang nafas berat lagi dan lagi,matanya tak beralih dari gadis yang tengah menangis dalam diam dihadapan nya itu.
"Baiklah begini saja,tolong jelaskan saja apa maksud anda menulis hal hal sperti ini dalam buku diary anda!" Tangan jiandra menyodorkan buku diary milik fira yang sempat terjatuh kemarin.
Fira tampak terkejut karena buku harian miliknya berada di tangan anggota kepolisian,ia tak menyadari bahwa bukunya kemarin hilang karena jatuh dan di pungut oleh haikal.
"Tolong kerja samanya!"kesabaran jiandra mulai terkikis melihat gadis dihadapan nya yang hanya mampu menangis sesenggukan tanpa suara.andai yang dihadapannya bukan perempuan mungkin jiandra sudah...ah sudahlah.
"S-aya akan menjawab jujur,tapi bukan di hadapan ba-pak!" Ucap fira final nya setelah mengumpulkan sisa sisa keberaniannya.
"Lalu? Pada siapa anda akan bicara jujur?"jiandra mengerutkan alisnya tampak bingung dengan ucapan gadis dihadapan nya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
killer rose 🥀
Tajemnica / Thriller21+ Mungkin akan banyak adegan sensitif seperti pembunuhan,penyiksaan,atau hal hal sensitif lain nya yang akan membuat sedikit tidak nyaman.BIJAKLAH DALAM MEMBACA!!!! Hilang nya beberapa pemuda di kota sanjana membuat polisi dan para detektif kuw...