"Shitt!"🥀
Harris termenung sesaat setelah ave berpamitan untuk pulang dengan senyum yang sumringah. Ia bisa merasakan betapa bahagianya ave saat menerima uang yang tak seberapa bagi harris, namun itu sangat berarti bagi ave.
"Kenapa bang?" Jiandra muncul menepuk bahu harris membuat harris sedikit terlonjak kaget. Ia menatap jiandra yang sudah kembali seperti setelan pabriknya, berambut hitam sambil menggunakan seragam polisinya. Akan sangat mencurigakan kalau besok pagi jiandra masih menggunakan rambut pirangnya itu.
"Gapapa, cuma karena ngelihat ave tadi aku jadi sadar kalau yang menurut kita biasa biasa aja, mungkin bisa jadi itu adalah hal luar biasa bagi orang lain." Ucapan harris membuat jiandra mengangguk faham, ia bisa melihat jelas kebahagiaan ave dari senyumannya tadi.
"Udah sore gini, aku balik ke kantor dulu ya bang. Ada jadwal sift malam." Ucap jiandra sekalian pamit yang mendapat anggukan dari harris. Lalu jiandra berlalu begitu saja, meninggalkan haikal yang tengah tertidur disofa. Sepertinya menjadi jamet cukup melelahkan bagi haikal.
Jiandra mengendarai motor milik harris yang dipinjamnya, namun ini berbeda pastinya dengan motor yang ia gunakan tadi siang. Detektif dari devisinya itu memang memiliki hobby mengoleksi motor dari sejak sebelum menjadi detektif.
Rambut hitamnya yang masih basah itu perlahan kering karena tersapu angin di sepanjang perjalanannya. Sepertinya nanti malam akan hujan, dilihat dari langit yang menggelap.
Jiandra mengedarkan pandangan nya kanan dan kiri, mengamati sekitar sampai tatapan matanya tertuju pada toko bunga yang terlihat tutup itu. Ada soraya yang tengah sibuk mengunci pintu toko bunga itu. Tumben sekali.
Jiandra menghentikan motornya setelah soraya memundurkan motor scoopynya, mungkin dia akan pulang ke rumahnya.
"Mbak, kok udah tutup?Tumbenan." Tanya jiandra membuat soraya menoleh ke arah jiandra yang tengah duduk diatas jok motor itu.
"Iya pak, katanya amara nanti malam ada kepentingan mendesak. Jadinya disuruh nutup aja." Jawab soraya dengan tatapan sedikit bingung, sepertinya soraya merasa sedikit dejavu. Tapi apa ya?
"Ohh begitu, yaudah mbak maaf jadi nunda mbak pulang!" Ucap jiandra, kemudian membiarkan soraya pergi dari sana. Jiandra tampak memiliki perasaan was was mendengar jawaban soraya tadi. Sepertinya ia harus memberi info ini kepada yang lainnya.
Jiandra melajukan lagi motornya setelah melakukan panggilan telphon dengan harris. Ia meminta agar sebaiknya devisi mereka datang ke kantor untuk melakukan diskusi.
"Ada apa ndra?" Mahen bertanya pada jiandra yang baru saja menginjakkan kakinya di kantor itu. Untung saja mahen belum pulang tadi saat harris memberinya info agar tetap di kantor.
" perasaan ku gaenak deh, soalnya toko bunga nya ditutup. Dan kata temennya amara ada kepentingan mendesak nanti malam." Jawab jiandra setelah berhasil mendudukkan tubuhnya di kursi sebelah mahen. Mereka berdua saling terdiam sembari menunggu yang lainnya datang.
"Kenapa kenapa?" Gin yang saat dikabari mahen tadi berada diluar sedang membeli kopi jadi tergopoh gopoh karena nya. Bisa dilihat dari cara gin yang masuk kedalam kantor dengan berlari, takut ketinggalan info.
******
Mahen tampak memeriksa lokasi dimana tempat ave berada dari google map. Ternyata alamat rumah dari ave cukup jauh, sehingga mungkin nanti akan memakan waktu untuk pergi kesana.
KAMU SEDANG MEMBACA
killer rose 🥀
Mystery / Thriller21+ Mungkin akan banyak adegan sensitif seperti pembunuhan,penyiksaan,atau hal hal sensitif lain nya yang akan membuat sedikit tidak nyaman.BIJAKLAH DALAM MEMBACA!!!! Hilang nya beberapa pemuda di kota sanjana membuat polisi dan para detektif kuw...