Chapter 2

444 47 0
                                    


"Aku benar-benar minta maaf Shiho, tapi dewan direksi sudah mendesakku," kata Ryusuke dengan penuh penyesalan.

Shiho masih diam tertegun di sana memandangi surat cerai yang tergeletak di atas meja. Apakah harus seperti ini akhirnya? Pernikahannya yang bahagia hanya seumur jagung?

"Bila ditemukan bukti-bukti baru dan kasusnya terselesaikan, kalian bisa melakukan pernikahan ulang," kata seorang pria yang merupakan pengacara Ryusuke.

"Itu benar Shiho, perceraian ini hanya di atas kertas. Aku dan pengacara akan terus mendampingimu hingga kasusnya selesai."

Shiho masih diam seribu bahasa.

"Demi Ai, Shiho..." pinta Ryusuke.

Lambat-lambat Shiho mengulurkan tangannya meraih pena dan membubuhkan tanda tangannya di sana. Ia dan Higo Ryusuke telah resmi bercerai.

"Tolong jaga Ai," pinta Shiho menerawang.

"Jangan kau cemaskan Ai, aku akan mengurusnya dan memberinya pengertian," ucap Ryusuke menenangkan.

Ryusuke dan pengacaranya akhirnya pergi dari tempat itu sementara Shiho kembali ke selnya.

***

Shinichi melihat Higo Ryusuke bersama seorang pria yang tampaknya pengacaranya saat ia baru saja keluar dari mobilnya di parkiran. Ryusuke tidak menyadari kehadirannya karena itu Shinichi tidak memanggil mereka, namun ia sayup-sayup dapat mendengar kata-kata 'surat perceraian akhirnya ditandatangani...' Shinichi mengernyit, bagaimana mungkin Higo Ryusuke menggugat cerai istrinya di situasi seperti ini? Ia jadi semakin prihatin dengan kondisi Shiho. Tanpa buang waktu lagi ia pun masuk ke dalam kantor polisi.

Baru saja Shiho duduk sebentar di lantai dalam selnya ketika tiba-tiba ia dipanggil kembali. Ia berjalan dengan bahu terkulai dan mata kosong. Ia sudah tidak peduli lagi pada apapun yang akan dilakukan orang-orang terhadapnya. Jiwanya ikut mati bersamaan dengan kematian Misae Nanami. Satu-satunya yang ia cemaskan hanya putrinya Higo Ai.

"Silakan," seorang petugas polisi membiarkan Shiho masuk ke ruangan.

Shinichi berdiri saat melihat Shiho masuk dengan pandangan masih ditundukkan.

"Shiho..." panggil Shinichi.

Shiho mengerjap saat mendengar suara itu. Suara seseorang yang sangat familiar. Suara yang tidak pernah didengarnya secara langsung selama 10 tahun kecuali di TV. Perlahan-lahan ia mengangkat wajahnya dan menemukan mantan partnernya berdiri di sana.

"K-Kudo... Kun..." ucap Shiho lirih dengan mata berkaca-kaca.

"Shiho..." spontan Shinichi menghampirinya dan memeluknya.

Sejak ditangkap, Shiho hanya terdiam seperti patung, namun kini kehadiran Shinichi telah meruntuhkan pertahanannya. Ia akhirnya menumpahkan tangisnya di bahu Shinichi.

"Sshhh tenanglah Shiho... Aku pasti akan membantumu melewati semua ini..." bisik Shinichi seraya melepaskan pelukannya, ia menghapus air mata di wajah Shiho dan membimbing wanita itu duduk di kursi. Sembari menggenggam tangan Shiho, Shinichi memulai penyelidikannya, "sekarang ceritakan padaku.... Apa yang terjadi?"

"Aku... aku juga tidak tahu..."

"Tarik napas dulu Shiho... pelan-pelan saja..."

Shiho pun mematuhinya, ia menarik napas dalam-dalam sebelum menghembuskannya lagi. Shinichi menunggunya dengan tenang tanpa terburu-buru.

"Sekarang coba ceritakan, apa saja yang kau ingat..." pinta Shinichi lembut.

"Aku... malam itu aku baru saja menidurkan Ai ketika aku mendengar suara-suara di dalam rumah. Ryusuke memang suka lembur, jadi saat itu aku kira Ryusuke yang baru saja pulang..."

The SuspectTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang