Shinichi tidak membuang-buang waktu, bersama Masumi ia langsung terjun melakukan penyelidikan. Awalnya ia bertemu dengan Higo Ryusuke terlebih dahulu.
"Lama tak berjumpa Kudo-Kun," sapa Ryusuke mengulurkan tangannya.
"Ah ya, terakhir kali sebelum kau pensiun dari Big Osaka," balas Shinichi seraya menyambut uluran tangan Ryusuke.
Mereka bersalaman sesaat sebelum akhirnya duduk berhadapan bersama di sebuah kafe.
"Kau mengajakku bertemu, apakah ini mengenai Shiho?" tanya Ryusuke tepat sasaran.
"Eh, kemarin aku mengunjunginya di penjara. Bagaimana pun juga aku detektif dan Shiho adalah teman lamaku. Aku ingin membantunya, ku harap kau tidak keberatan Higo-San."
"Tentu saja aku tidak keberatan. Aku malah senang kau mau membantu kasus ini, agar Shiho bisa segera terbebaskan. Ai sudah rindu sekali padanya."
"Tapi... aku dengar kemarin kau baru saja menceraikannya..."
Ryusuke menunduk murung, "aku terpaksa melakukannya. Dewan direksi perusahaan dan juga FIFA mendesakku untuk segera menyelesaikan masalah ini. Tahun depan Jepang menjadi tuan rumah piala dunia. Mau tidak mau aku harus menceraikan Shiho setidaknya di atas kertas."
"Apa saja yang sudah dilakukan pengacaramu?"
"Hanya berusaha untuk mengajukan pengurangan hukuman."
"Tidak berusaha membebaskannya setidaknya dengan jaminan?"
"Bukti-bukti nya terlalu kuat mengarah pada Shiho. Kecuali bila polisi berhasil menemukan bukti baru, mungkin bisa dibebaskan dengan jaminan."
"Boleh aku tahu apa yang terjadi malam itu?"
"Aku pulang malam waktu itu, agak larut sedikit karena lembur. Aku bersama asistenku Yuri-San bermaksud ingin mengajak Shiho mendiskusikan suatu masalah. Kami langsung menuju meja kerjaku di perpustakaan untuk mempersiapkan bahan sebelum memanggil Shiho. Namun, kami terkejut karena menemukan Shiho dan Nanami-San tergeletak tidak sadarkan diri. Aku tak berani memeriksa keduanya, aku sendiri dihadapkan oleh ketakutan apakah Shiho masih hidup atau tidak. Aku meminta Yuri-San lapor polisi sementara pintu perpustakaan aku tutup lagi sambil menunggu pihak berwenang tiba agar tidak merusak TKP."
Shinichi manggut-manggut masih merasa hal itu wajar namun bila ia sendiri menemukan istri tergeletak pingsan di lantai, ia pasti akan cepat-cepat memeriksa kondisinya. Kemudian ia lanjut bertanya, "maaf bila aku harus bertanya lebih pribadi Higo-San."
"Silakan."
"Apa kau sendiri percaya kalau Shiho yang membunuh Nanami-San?"
"Tentu saja tidak. Aku tahu Shiho takkan mungkin melakukannya."
"Bagaimana hubungan Shiho dengan Nanami-San? Dia sekretarismu kan?"
"Mereka baik, seperti kakak-adik. Aku dan Shiho mempercayainya untuk mengurusi segala urusan dari administrasi kantor ku sampai hal-hal kecil mengenai sekolah Ai."
"Lalu bagaimana rumah tanggamu dengan Shiho?"
Ryusuke tampak sedikit terkejut dengan pertanyaan itu, "kami baik-baik saja. Ada apa memangnya?"
"Pernah ribut karena masalah cemburu misalnya?"
"Ribut tentu saja pernah, namanya juga suami istri. Untuk cemburu entahlah. Memang sesekali Shiho suka berkata sambil bergurau karena profesiku yang dikelilingi oleh banyak wanita cantik, dia merasa terkadang agak tersisihkan."
"Bagaimana dengan Nanami-San? Pernah Shiho terlihat cemburu?"
"Aku tidak ingat, tapi kalau becanda iya, dia pernah bilang Nanami-San seperti istri keduaku saja. Aku tidak tahu apakah itu sungguhan cemburu atau tidak."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Suspect
FanficFF kali ini lebih bernuansa Legal Thriller yang terinspirasi dari novel Indonesia karangan Mira W jaman dulu. Hitung-hitung Pipi sekalian latihan buat genre Legal Thriller sebelum nulis novel utama yang bernuansa pengadilan seperti ini suatu hari. O...