Keesokan harinya Shinichi pergi ke rumah orang tua Misae Nanami di Haido. Ayah Nanami sudah lama meninggal, hanya tinggal ibunya saja bersama kakak perempuannya di rumah tersebut.
"Okasan sedang tidur di kamar. Sejak Nanami meninggal, ia menangis terus-terusan dan tidak bisa tidur. Paling tidak sekarang dia sudah bisa tenang sedikit," kata Minami sang kakak seraya menyajikan teh untuk Shinichi di meja tamu.
"Aku turut berduka Minami-San."
"Arigatou, aku berharap semoga pembunuhnya segera ditemukan."
Shinichi mengernyit, "dari perkataanmu, sepertinya kau tidak percaya kalau Higo Shiho yang membunuhnya."
"Tentu saja tidak. Shiho-San sangat baik, dia sering menanyakan kondisi kami dan mengirimkan hadiah-hadiah kepada kami. Terutama obat-obatan herbal untuk Okasan. Shiho-San seorang dokter jadi dia sungguh-sungguh mengkhawatirkan kondisi Okasan yang mengidap diabetes. Dalam perawatan Shiho-San, gula darahnya selalu stabil."
"Lalu mengenai Nanami-San, apa dia pernah bercerita kepada Anda mengenai pekerjaannya menangani keluarga Higo?"
"Jujur saja, Nanami orangnya memang suka mengeluh di belakang. Dia sering berkata kesal karena Shiho-San suka menyuruh-nyuruhnya dan memberi banyak pekerjaan, padahal menurutku itu wajar saja karena memang pekerjaannya kan sekretaris. Lagipula bayarannya sesuai, kadang Shiho-San memberikan bonus belum lagi perlakuannya terhadap Okasan."
"Apa dia juga pernah mengeluhkan Higo-San?"
"Tidak, sebaliknya, Nanami-San sangat memuji-muji Higo-San. Wajar saja, sejak dulu dia memang fans berat Higo-San di Big Osaka."
"Menurut Minami-San, siapa yang paling mungkin membunuh Nanami-San?"
Minami bingung sesaat sebelum menggeleng, "aku sungguh tidak tahu apakah Nanami punya musuh..."
"Kekasih?"
"Ah... mungkin..."
"Jadi dia punya kekasih?"
"Dia pernah cerita sedang dekat dengan seseorang dan dari caranya bercerita sepertinya dia sangat mencintai orang ini, tapi kami tidak tahu siapa. Nanami tidak pernah mengatakannya ataupun membawanya ke rumah untuk berkenalan dengan kami. Dia bilang, dia akan menunggu saat yang tepat untuk mengenalkannya."
"Apakah dia menyebutkan ciri-ciri orangnya?"
"Dia bilang pokoknya tampan dan orang penting."
"Hmmm..." tampan dan orang penting.
"Beberapa hari sebelum meninggal, Nanami menelpon dengan suara berbunga-bunga karena ia yakin tak lama lagi ia bisa mengenalkannya kepada kami. Sepertinya mereka sudah berencana untuk menikah."
Katanya, Ai mau atau tidak kalau Nanami Obasan jadi mama Ai... Shinichi teringat kata-kata Ai dan mulai menemukan benang merahnya.
"Apa Nanami-San ada menulis buku harian atau apapun yang bisa dijadikan petunjuk?"
"Tidak, sama sekali tidak ada. Kami juga sudah mencari-cari di kamarnya, tapi tidak ada petunjuk mengenai kekasih misteriusnya dan dia juga bukan tipe orang yang suka menulis buku harian sejak kecil."
"Boleh aku lihat kamarnya?"
"Boleh saja."
Shinichi akhirnya memeriksa kamar Nanami yang memajang banyak poster Higo Ryusuke. Tampaknya benar wanita itu fans berat Higo sejak dulu, seperti halnya Shiho. Ia merekam beberapa yang bisa dijadikan petunjuk sebelum pamit pergi.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Suspect
FanfictionFF kali ini lebih bernuansa Legal Thriller yang terinspirasi dari novel Indonesia karangan Mira W jaman dulu. Hitung-hitung Pipi sekalian latihan buat genre Legal Thriller sebelum nulis novel utama yang bernuansa pengadilan seperti ini suatu hari. O...