Chapter 11

378 40 0
                                    


Klontang!

Bunyi ujung pena yang Shiho keluarkan dari luka Shinichi. Shiho membubuhkan cairan khusus dan merekatkan luka itu kembali dengan sempurna tanpa teknik jahit.

"Ugh..." Shinichi meringis.

"Sakit?"

"Perih."

Shiho menutup luka itu dengan kapas, plester dan kain kasa melingkari lengan Shinichi, "aku akan lihat Hakase punya stock apa untuk kuracikan obat penahan sakit."

"Arigatou Shiho."

Shiho mendesah, "kau tak berubah, dia bisa saja mengenai bagian lain yang lebih vital, matamu atau dadamu."

"Tidak masalah, daripada kau yang kena."

Shiho menatapnya.

Shinichi membalas tatapannya dan berkata pelan, "janjiku tidak pernah pudar sampai kapan pun Shiho.... Aku akan melindungimu...."

"Kau tak perlu melawan seluruh dunia untuk membelaku Kudo-Kun, aku bukan istrimu."

"Ya tapi kan kau partner...."

Perkataan Shinichi terpotong oleh rombongan yang baru datang. Yusaku, Yukiko, Masumi dan Profesor Agasa datang masing-masing membawa nampan.

"Ayo makan malam bersama!" ajak Yukiko, "kalian pasti lapar, belum pada makan kan."

"Eh, lapar sekali," sahut Shinichi sambil bangkit meraih kemeja yang tersampir di kursi dan mengenakannya.

Shiho juga bangkit menghampiri rombongan yang sedang mengatur menu makan malam di meja ruang tamu. Mereka akhirnya makan malam bersama.

"Makan lah yang banyak Shiho-Chan, supaya kau kuat melewati kasus ini dan memenangkan putrimu kembali," kata Yukiko seraya mengambilkan beberapa lauk untuk Shiho.

"Arigatou Yukiko-San. Kau selalu baik padaku," ucap Shiho terharu.

Yukiko menepuk lunak tangan Shiho, "jangan sungkan Shiho-Chan. Kau sudah seperti putriku sendiri. Katakan saja kalau memerlukan bantuan."

Shiho mengangguk dengan tenggorokan tercekat, "eh."

"Jadi sudah sampai di mana kasusnya?" tanya Yusaku.

"Tim Kisaki Sensei sedang berusaha membuat janji temu online dengan Presiden FIFA di Amerika. Mereka ingin mendapat konfirmasi apakah benar mereka memberikan tekanan pada Higo-San," jawab Shinichi.

"Hmmm..." Yusaku manggut-manggut.

"Eri-Chan sangat cerdas, pasti dia bisa memenangkan kasus ini untuk Shiho," timpal Yukiko.

"Eh, aku juga percaya pada tim nya," tambah Shinichi.

"Tapi Shiho-Chan, maaf kalau aku bertanya, memang kau tak pernah melihat tanda-tanda keanehan pada Higo-San? Seperti terlibat affair atau apa?" tanya Yukiko hati-hati.

Shiho berpikir sejenak sebelum menjawab, "sama sekali tidak, dia sangat baik. Dua tahun belakangan memang dia sangat sibuk sejak FIFA memilihnya untuk mewakili Jepang. Dia jadi suka lembur, tapi dia tetap bersikap baik. Bahkan mungkin lebih manis, dia sering mengirimkan bunga dan hadiah meski aku tidak berulang tahun, padahal biasanya Ryusuke memberi bunga atau hadiah di ulang tahunku atau ulang tahun pernikahan kami."

Yusaku menaikkan sebelah alisnya, "tanda-tanda pria selingkuh itu—terlepas benar atau tidak dia selingkuh—seorang suami bisa menjadi sangat kasar atau menjadi sangat manis."

"Oh? Untuk menutupi perselingkuhannya?" tanya Masumi.

"Ya, dan atau merasa bersalah," Yusaku melengkapi.

The SuspectTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang