Chapter 6

389 46 0
                                    


Higo Ryusuke menerobos ruang pemeriksaan itu dengan raut wajah tak suka. Ia menghadapi Shinichi dan juga Eri.

"Apa-apaan ini Kudo-Kun? Kenapa tiba-tiba kau mengganti pengacara Shiho?" sembur Ryusuke, "aku jadi bersitegang dengan pengacara sebelumnya."

"Oh ya kenalkan Higo-San," kata Shinichi tetap santai, "ini Kisaki Eri Sensei, kau tentu sudah tahu sepak terjangnya."

"Bukan masalah itu, tapi kenapa mendadak..."

"Yang dilakukan pengacara sebelumnya tidak maksimal, karena itu aku telah menunjuk pengacara terbaik di negeri ini," kata Shinichi tegas.

Eri menunjukkan sebuah dokumen, "ini adalah surat penunjukkanku yang sudah ditandatangani oleh Shiho-San sendiri."

"Tapi kalian seharusnya memberitahuku dulu! Jangan bertindak sendiri!"

"Kenapa?" tanya Shinichi.

"Karena aku suaminya."

"Mantan," ralat Eri.

Ryusuke menatap pengacara senior tersebut.

"Kau sudah mantan suami, kalian sudah bercerai, jadi Shiho-San tidak perlu meminta ijinmu lagi. Dia berhak menentukan pilihannya sendiri," ujar Eri tenang dan tajam.

Ryusuke kehilangan kata-kata tidak sanggup membalas, ia sudah kalah set.

"Yang terpenting adalah Shiho dapat dibebaskan, mau siapapun pengacaranya sah-sah saja kan?" kata Shinichi retoris.

Lambat-lambat akhirnya Ryusuke mengangguk "eh."

Tak lama kemudian Masumi dan ibunya Mary datang ke ruang pemeriksaan. Mereka cuma melirik Ryusuke sekilas saja sebelum menghampiri Shinichi. Mata mereka tidak menampakkan simpati kepada Ryusuke.

Inspektur Megure bersama wakilnya Takagi dan Miwako Sato memasuki ruang pemeriksaan untuk melakukan meeting sehubungan dengan pengajuan bukti-bukti baru agar Shiho mendapatkan pembebasan bersyarat.

"Jadi Kudo-Kun, Kisaki-San, apa yang ingin kalian ajukan hari ini?" tanya Inspektur Megure.

"Berikut ini adalah kartu stock di Klinik Miyano," Eri mengangsurkan sebuah dokumen di atas meja kepada Inspektur Megure, "stock obat-obatan kimia yang digunakan selalu dicatat dengan teliti di sistem komputer, bahkan meski hanya 1 ml. Dalam berita acara penangkapan, dikatakan bahwa Shiho-San membawa arsenik pulang ke rumahnya, padahal Shiho-San tidak pernah membawa pulang stock obat-obatan dari klinik. Stock arsenic di laboratorium klinik masih penuh 1 botol tidak ada berkurang 200mg seperti yang ditemukan di tubuh korban. Jumlah alat suntik juga masih tepat sesuai kartu stock, tidak ada yang dibawa pulang. Kemudian kapasitas alat suntik yang paling besar di klinik semuanya seragam hanya maksimal 10 ml, tidak ada yang memuat hingga 200 ml," jelasnya panjang lebar.

"Namun bisa saja semua itu dibeli baru oleh Shiho-San tanpa dicatat di kartu stock. Bukti ini masih belum cukup kuat," kata Inspektur Megure.

"Masih ada lagi..." Eri menatap Shinichi.

Shinichi memberikan sebuah USB kepada Takagi yang langsung menyoloknya ke laptop. USB itu berisi video rekaman CCTV penyerangan.

"Lihat baik-baik," pinta Shinichi.

Inspektur Megure, Takagi dan Sato melongok ke layar laptop.

"Kami sudah melihat ini berulang kali, tidak ada rekayasa," kata Sato.

"Memang, tapi lihat tangan kanannya dan pause di sana," kata Shinichi.

Inspektur Megure melakukan yang diminta Shinichi.

"Shiho selalu mengenakan cincin pernikahan di jari manis kanan hingga meninggalkan bekas putih di sana, tapi wanita di dalam video itu, lihat saat dia menggenggam jarum suntik di tangan kanannya."

Ketiga petugas polisi itu terhenyak.

"Jari manis kanannya bersih, tidak ada bekas bahkan tak mengenakan cincin," kata Takagi.

"Eh, wanita di video itu bukan Shiho, meski aku masih belum menemukan siapa dia sebenarnya," ujar Shinichi.

Tiba-tiba Inspektur Chiba masuk dan menyerahkan sebuah dokumen kepada Inspektur Megure sambil berkata, "barusan datang laporan dari tim forensik, sampel kuku yang ditemukan tidak cocok dengan sampel kuku Miyano-San."

Shinichi menambahkan bukti baru lagi dari handphone Ai, "ini sebelum Shiho menyelimuti Ai, mereka sempat ber-wefie. Waktunya menunjukkan pukul 21.22 sementara 21.22 adalah saat penyerangan itu sedang berlangsung. Suara-suara yang akhirnya membuat Shiho turun ke bawah untuk mengecek apakah suaminya yang sudah pulang. Tidak mungkin seseorang berada di dua tempat berbeda dalam waktu yang sama."

"Terlebih lagi," Eri ikut menambahkan, "dalam berita acara Shiho-San bersaksi bahwa saat masuk ke perpustakaan, lampu masih dalam keadaan redup total. Ia sudah diserang sebelum sempat menghidupkan lampu, namun dalam berita acara kesaksian Higo-San, lampu dalam keadaan menyala saat Higo-San membuka pintu perpustakaan," ia melirik tajam ke arah Ryusuke.

"Tapi kalian lihat sendiri di videonya, lampu memang menyala," kata Ryusuke tetap tenang.

"Ada selisih waktu kurang lebih 2-3 menit bagi Shiho-San dari kamar Ai menuju perpustakaan. Apa pun bisa terjadi, tapi kami memang belum menemukan bukti karena anehnya banyak rekaman CCTV yang terhapus," tutup Eri dingin.

Ryusuke membeku.

"Jadi, Inspektur Megure, apakah Shiho bisa mendapatkan pembebasan bersyarat?" tanya Shinichi.

"Hm..." Inspektur Megure memandang bukti-bukti yang terhampar di hadapannya, "bukti-bukti ini memang belum cukup untuk membebaskan Miyano-San dari segala tuduhan tapi cukup untuk memberikan pembebasan dengan jaminan serta wajib lapor seminggu sekali."

Shinichi, Eri, dan keluarga Sera tampak lega.

"Chiba, bawa Miyano-San keluar dari tahanan," Inspektur Megure memerintahkan.

"Haik!" sahut Inspektur Chiba.

"Aku ikut, aku membawakan pakaian untuk Shiho," kata Masumi yang langsung ikut berdiri dan keluar bersama Inspektur Chiba.

Mereka menunggu di ruangan itu kurang lebih setengah jam sebelum Inspektur Chiba dan Masumi kembali bersama Shiho yang telah mengganti pakaian tahanannya.

"Shiho!" Mary Sera langsung menghampiri keponakannya dan memeluknya.

"Obasan," Shiho membalas pelukannya.

Inspektur Megure berdiri menghadapi Shiho, "Miyano Shiho, sehubungan dengan adanya tambahan bukti, kau mendapatkan pembebasan bersyarat dan wajib lapor seminggu sekali. Persidangan akan digelar bila Kudo-Kun telah mendapatkan bukti-bukti tambahan yang lebih kuat."

"Eh, aku mengerti, terima kasih Inspektur Megure," ucap Shiho.

"Kami permisi dulu," Inspektur Megure keluar bersama ketiga anak buahnya.

"Shiho..." Ryusuke tampak ingin menghampiri Shiho namun bergeming, kedua tangannya terkepal di sisi tubuhnya.

"Jangan dekati aku Higo-San..." gumam Shiho menerawang tanpa memandang mantan suaminya, "nanti kau akan dipecat oleh FIFA jika berada dekat denganku..."

Ryusuke mengalihkan pandangannya dengan ekspresi penuh kepahitan.

"Ayo Shiho, kau tinggal saja di rumah Obasan," ajak Mary.

"Eh, maaf merepotkan Obasan," ujar Shiho pada bibinya.

"Kau bicara apa anak bodoh. Ayo kita pulang, Obasan akan memasakan makanan kesukaanmu," kata Mary sembari merangkul Shiho dan berlalu dari ruangan.

Masumi, Eri dan Shinichi menyusul keluar meninggalkan Ryusuke di sana seorang diri.

The SuspectTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang