Chapter 18

563 40 0
                                    


"Lho? Ai dari tadi Okasan panggil, kok masih di sini?" tanya Shiho saat Ai yang sudah memakai pakaian rapi masih duduk di tepi ranjangnya yang menghadap jendela. Kamar yang ditempatinya ini adalah bekas kamar Shinichi dulu, namun Shiho telah menyulapnya dengan dekorasi anak perempuan.

"Ai gak mau pergi," gumam Ai.

Hari ini, berkat kelakuan baik, Higo Ryusuke mendapat ijin satu hari untuk keluar dari tahanan dengan pengawasan ketat. Ryusuke sengaja memilih keluar hari ini karena bertepatan dengan ulang tahun Ai yang ke-8. Ia ingin menemui putri yang sudah lama dirindukannya.

Rencananya Shinichi yang akan mengantarkan Ai menemui Ryusuke. Shiho tidak ikut, mengingat kandungannya yang kini berusia tujuh bulan cukup lemah. Ia telah mengambil cuti panjang untuk istirahat di rumah.

"Ai, jarang sekali Otosan bisa dapat kesempatan keluar. Otosan kangen Ai, memang Ai tidak kangen Otosan?" Shiho berusaha memberinya pengertian.

"Otosan jahat!" seru Ai dengan suara bergetar.

"Ai..."

"Biar aku saja..." bisik Shinichi yang mendadak muncul dari belakang Shiho.

"Tapi..."

"Tenang saja..." Shinichi mengusap-usap punggung istrinya untuk menenangkan.

Shinichi mengambil sebuah album dari rak buku lalu duduk di tepi ranjang tepat di sebelah gadis kecil itu, "Ai..."

Ai menggeleng, "Ai tetap tidak mau pergi..."

"Ai... setiap orang pasti pernah berbuat salah, begitu juga dengan Ryusuke Otosan. Tapi sekarang Ryusuke Otosan sudah menyesal. Okasan juga sudah memaafkannya..." kata Shinichi lembut.

Ai masih terdiam muram, bayang-bayang saat Ryusuke mencekik Shiho kembali terngiang-ngiang di benaknya.

Shinichi membuka album tersebut, album foto keluarga Higo. Ia menunjukkan foto pernikahan Shiho dan Ryusuke kepada Ai, "bagaimana pun juga Okasan dan Ryusuke Otosan pernah bahagia..."

Ai melihat album foto itu. Wajah kedua orang tuanya saat masih bahagia.

"Ryusuke Otosan yang jaga Okasan waktu Ai masih di perut Okasan ini," Shinichi menunjukkan foto kehamilan pertama Shiho, "Ryusuke Otosan yang mengantar Okasan ke rumah sakit, menemani Okasan waktu Ai mau lahir, mengantar Okasan dan Ai imunisasi. Merawat Okasan dan Ai waktu sakit..."

Mata Ai mulai bergetar. Ia sadar masa-masa indah itu memang pernah ada.

"Tanpa Ryusuke Otosan... Ai tidak ada donk nanti..."

Ai menangis dalam diam.

"Ai mau ya ketemu Ryusuke Otosan sebentar saja? Otosan temani, oke?"

"Uhm," Ai akhirnya mengangguk.

"Ayo," Shinichi mengulurkan tangannya.

Ai menyambutnya.

Shiho tampak lega karena Ai berhasil dibujuk.

"Kami pergi dulu Shiho," Shinichi mengecup istrinya.

"Eh, hati-hati."

Shinichi pun berlalu sembari menggandeng Ai ke luar rumah.

***

Shinichi dan Ryusuke sepakat bertemu di sebuah kafe. Beberapa polisi dengan baju biasa berjaga di sekitar kafe, berbaur di kursi pengunjung. Ryusuke sendiri tidak mengenakan baju tahanan, melainkan setelan kemeja dan jas yang rapi. Ia ingin terlihat seperti seorang ayah di depan putrinya bukan seorang penjahat. Ryusuke tampak bergairah sekaligus gugup. Ini pertama kalinya ia akan bertemu putrinya lagi setelah kurang lebih dua tahun.

The SuspectTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang