Mirna yang sedang berada di dapur langsung terdiam sejenak ketika mendengar suara ketukan langkah kaki. Itu pasti Winarni, ternyata kakaknya itu belum tidur.
Tanpa berlama-lama di dapur, Mirna buru-buru menghampiri sang kakak yang akan membuka pintu.
Mata Mirna terbelalak ketika melihat penampilan Winarni yang sangat berbeda dari biasanya.
Winarni yang ia lihat saat kini memakai dress di atas lutut berwarna merah, berpadukan dengan high heals berwarna senada dengan baju dan lipstiknya.
Ini bukan pertama kalinya bagi Mirna melihat penampilan kakaknya yang cantik dan seksi. Memakai dress ketat dan terbuka itu membuat lekukan tubuhnya terlihat, bahkan belahan dada Winarni terekspos begitu saja.
Mirna sangat tercengang melihatnya. Winarni yang ia lihat saat kini sangat berbeda dengan kakaknya yang ia kenal. Kadang Mirna bingung, kenapa Winarni selalu keluar malam dengan pakaian seksi dan ketat.
"Loh Mbak Winar? Mbak mau kemana malam-malam begini? Mau keluar lagi?" tanya Mirna.
Winarni meneguk salivanya. Seperti maling yang tertangkap basah. "Mbak ada urusan di luar, Dek. Sebaiknya kamu tidur aja. Udah malam. Besok 'kan kamu udah mulai sekolah," balas Winarni.
Mirna menatap Winarni dengan tatapan intimidasi. Dandanan Winarni saat ini seolah bukan diri kakanya, ia lebih mirip wanita malam yang sering di sewa juragan di desanya. Sama persis penampilannya seperti itu.
Namun, Mirna tidak mau menyamakan kakaknya dengan perempuan seperti itu. Winarni yang ia kenal adalah kakak yang baik.
"Urusan apa malam-malam begini? Terus kenapa Mbak pakai baju seksi dan ketat segala? Emang urusan sama siapa kalau aku boleh tahu?" tanya Mirna saking penasarannya.
Sebagai seorang adik, ia berhak tahu apa yang akan di lakukan kakaknya di luaran sana. Ia khawatir, jika ada penjahat atau pria hidung belang yang berbuat macam-macam pada kakaknya.
Terlebih lagi, kemolekan tubuh Winarni sangat begitu menggoda dan menggairahkan.
Winarni mengusap puncak kepala Mirna sambil tersenyum simpul. "Kamu nggak perlu tahu, Dek. Pergilah ke kamar dan istirahat. Besok kamu akan mulai sekolah, harus semangat menuntut ilmu. Doakan Mbak agar bisa membayar biaya sekolahmu."
Tatapan Mirna berubah sendu. Saat ini Winarni sedang berusaha untuk mencari uang demi kebutuhan sekolah Mirna. Biaya sekolah saja belum lunas, Winarni baru memberikan DP saja, sisanya akan menyicil.
"Pasti, akan selalu aku doakan. Mbak jangan macam-macam di luar sana ya."
Winarni terdiam, kemudian mengangguk. "Iya Dek. Kalau begitu Mbak pergi dulu ya. Jangan lupa kunci pintunya."
Setelah berpamitan dan sosok Winarni sudah tidak lagi terlihat, Mirna mengepalkan tangannya.
Walaupun usianya masih muda, ia tahu apa yang akan Winarni lakukan di luaran sana. Demi pendidikannya, Winarni harus bekerja setiap saat demi mendapatkan uang.
Pergi malam hari dengan pakaian seksi, pulang pagi dengan berjalan sedikit mengangkang dan selalu ada tanda merah di tubuhnya.
"Maaf, maafin aku Mbak."
Tidak tahu betapa hancurnya hati Mirna jika memang tebakannya itu benar. Apalagi dia selalu menemukan alat kontrasepsi di kamar kakaknya.
Apa Winarni sudah mempunyai kekasih?
Seperti hari-hari biasanya, hari ini Mirna harus melihat Winarni dengan wajah lelah dan cara berjalannya yang sedikit mengangkang. Pemandangan itu sudah tidak asing lagi, karena ia sudah biasa melihat Winarni begitu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Misteri Selingkuhan Suamiku
RomanceKeanehan yang di rasakan oleh Rinjani ketika dirinya mengandung lagi, membuatnya curiga terhadap perilaku suaminya. Merasa penasaran, Rinjani memutuskan untuk menyelidiki setiap gerak-gerik suaminya secara diam-diam. Ia memutuskan untuk membuntuti s...