2. Kembali Berinteraksi

269 3 0
                                    

Entah jam berapa aku terbangun, rasanya badanku terasa lebih baik di bandingkan dengan pagi tadi. Aku menggeliat, tanganku meraba ranjang yang biasa Mas Irsan tempati. Kosong, tidak ada Mas Irsan di sisiku. Lalu kemana dia?

Aku mengubah posisi menjadi duduk, menarik selimut putih yang menghalangi tubuh polosku dan menyandarkan kepalaku ke kepala ranjang.

Ekor mataku melirik jam, sudah pukul jam 11.00 siang rupanya. Pantas saja di luar sana terlihat cerah jika sudah siang bolong begini. Akibat bangun kesiangan, aku jadi lupa untuk mengurus suami dan anakku.

Sebentar, kemana perginya Mas Irsan dan Indira? Sedari tadi aku tidak melihat keberadaannya. Aku pun langsung memakai kembali baju, kemudian bergegas ke kamar mandi untuk mandi terlebih dahulu, agar tubuhku terasa segar.

"Loh, Mas Irsan sudah pulang tah?" tanya Winarni. Dia adalah tetangga dekat, sekaligus istri dari mendiang sahabat Rinjani.

"Iya Wi, semalam saya baru pulang," jawab Mas Irsan sembari menggendong Indira di pelukannya.

Abram dan Rinjani adalah sahabat dari kecil, hingga mereka menikah pun persahabatan mereka masih terjalin. Saking akrabnya persahabatan mereka, sampai-sampai keduanya memutuskan untuk membeli rumah di komplek perumahan elit dan berdekatan.

Namun sayangnya, sejak satu tahun yang lalu. Abram meninggal karena kecelakaan yang menimpanya. Sejak kehilangan sahabat kecilnya, Rinjani sangat terpukul atas kepergian pria itu. Pria yang sudah di anggap seperti kakak kandungnya sendiri.

Tidak hanya pada Abram saja, Rinjani juga sudah akrab dengan Winarni. Dia merupakan wanita pilihan Abram dan Rinjani pun semakin akrab dengannya.

Winarni Ayu Pratista, dia merupakan seorang janda muda yang di tinggalkan suaminya. Karena parasnya yang cantik, Winarni sering jadi obrolan para warga di komplek ini. Winarni Ayu pratista, yang menurut Rinjani nama yang cantik, bahkan secantik paras orangnya.

"Gimana Mas urusannya? Lancar?"

Mas Irsan mengangguk. Sejak kepergian Abram, Winarni hidup seorang diri dan terpaksa harus mencari nafkah demi mencukupi kebutuhannya sehari-hari.

"Seperti biasa lancar. Mau ketemu Jani, Wi?" tanya Mas Irsan.

"Eh nggak, Mas. Bukan," kata Winarni.

"Terus?"

"Saya mau izin cuti 2 hari ke Mas Irsan, soalnya saya mau izin pulang kampung halaman dulu."

"Tapi ... kalau Mas Irsan tidak mengizinkan juga tidak apa," lanjut Winarni.

Karena Winarni bekerja di restoran milik Irsan sebagai pelayan biasa, jadi ia harus  memerlukan izin dari atasannya supaya di izinkan untuk mengambil cuti.

Ia ada urusan yang harus di selesaikan, juga untuk menjemput adiknya agar tinggal bersama dirinya di sini. Selama kepergian Abram, Winarni merasa kesepian jika tinggal sendiri. Itulah sebabnya, ia akan mengajak adiknya untuk tinggal bersama dengannya.

"Ya sudah, karena selama kerja kamu tidak pernah mengambil cuti. Maka saya izinkan. Ingat, hanya 2 hari saja, setelah itu masuk bekerja seperti biasa."

Winarni tersenyum haru, beruntung sekali ia di izinkan mengambil cuti.

"Makasih banyak Mas. Oh iya, Mbak Jani kemana? Kok tumben dari pagi nggak kelihatan?"

Mas Irsan menggaruk tengkuk yang tidak gatal. "Rinjani sedang ada di kamar, mungkin sebentar lagi bangun."

Perempuan itu mengangguk-anggukan kepalanya, matanya berbinar ketika melihat Indira yang tengah tersenyum ke arahnya.

Mungkin jika ia punya anak, anak itu akan tumbuh selucu Indira. Sayangnya, pernikahannya dengan Abram belum di karuniai anak.

Misteri Selingkuhan SuamikuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang