10. Menghebohkan Karyawan

321 3 0
                                    

Melihat Winarni turun dari mobil Mas Irsan membuat para karyawan yang melihat itu terkejut. Apalagi melihat keduanya terlihat sangat akrab. Banyak orang yang tidak tahu, jika Mas Irsan dan Winarni itu tetanggan.

Mereka tahunya hanya sekedar atasan dan bawahan saja, juga saat di tempat kerja Keduanya tidak pernah melihat Mas Irsan dan Winarni seakrab itu. Apalagi melihat keduanya sama-sama tertawa saat keluar dari satu ruang yang sama.

Mereka yang melihat itu bertanya, ada apa?

Sebagai seorang karyawan, mereka hanya bisa diam-diam mengintip saja. Tidak berani untuk lancang.

Setahu mereka, Winarni ini di kenal sebagai sosok pendiam dan pemalu, tapi cekatan dalam bekerja.

Namun, saat melihat Winarni tertawa bersama Mas Irsan jelas saja membuat semua orang penasaran. Mereka berdua layaknya sepasang orang dekat yang sudah lama.

Mereka tidak menyangka jika Winarni yang pemalu itu bisa akrab dengan atasannya yang memang di kenal sebagai sosok dingin dan cuek.

"Loh, bukannya itu si Winar ya? Ngapain dia ketawa-ketiwi sama Pak Irsan?" tanya Amel pada Kamila yang tengah memperhatikan mereka dari kejauhan.

Kamila memicingkan mata curiga. Tapi, ia tidak mau berpikir yang tidak-tidak.

"Gue nggak tahu, Mel. Kok bisa ya si Winar satu mobil sama Pak Irsan?" bukannya menjawab, Kamila justru balik bertanya.

Menurutnya, Mas Irsan itu orang yang sulit di tebak. Kemarin saat pagi terlihat lemas dan lesu, tapi pagi ini terlihat berseri-seri, bagaikan bumi yang bertemu dengan mataharinya.

Amel yang sedang mengelap meja pun mendengus kesal. "Gatel banget si Winar. Diam-diam menghanyutkan banget!" gerutunya.

Kamila menyenggol lengan rekan kerjanya agar tidak bicara terlalu kerasa. Kan malu jika ketahuan bahwa keduanya sedang mengintip. "Kecilin volume suara lo. Setahu gue, Pak Irsan tuh nggak mau deket-deket sama cewek selain Bu Rinjani. Iya nggak sih?"

Amel atau wanita yang bernama lengkap Amelia itu mengangguk setuju. "Bener sih. Kok bisa ya mereka satu mobil. Apa jangan-jangan ..."

Lirikan mata Kamila mendelik ke arah Amelia dengan penuh tanya. "Jangan-jangan apa? Lo jangan berpikir aneh-aneh deh, Mel. Takut gue gampar lo nantinya.'

Si rekan kerja terkekeh. "Kebetulan aja mungkin. Lo tahu nggak sih kalau si Winar itu janda?" Kamila mengangguk.

"Tahu, dia sendiri yang bilang ke gue."

Sudah lama bekerja di sini membuatnya sedikit tahu tentang Winarni. Mereka tidak akrab sih, hanya sekedar rekan kerja saja. Ngobrol pun jarang.

Ia juga tahu Winarni janda karena wanita itu yang memberitahunya. Saat rekan kerja yang bernama Juan mendekati Winarni, wanita menolak, karena bagi Winarni, Juan itu seorang bujang yang berhak mendapatkan gadis, bukan janda sepertinya.

Soal Mas Irsan yang tidak mau di dekati wanit lain, jelas mereka tahu. Selama bekerja di sini, Mas Irsan pasti akan bicara jika ada kepentingan saja. Jarang berbincang dengan karyawan wanita, berbeda jika dengan karyawan pria.

Mereka tidak menganggap aneh sih, mungkin saja atasannya itu sedang menjaga interaksi dengan lawan jenis demi menghargai istrinya, pikir mereka kala itu.

Melihat Pak Irsan dan Winarni berdua, asumsi itu jadi hancur melebur.

"Nggak nyangka aja sih gue. Bisa-bisanya si Winar begitu. Apalagi sekarang zamannya pelakor, mereka rela ngelakuin apa aja demi memikat hati pria kaya!" celetuk Amel.

Perkataan Amel benar juga. Kamila berpikir demikian. Tapi, tidak mungkin Winarni berbuat serendah itu. Bisa saja keduanya bertemu secara tidak sengaja.

Karena bagaimana pun juga, Pak Irsan yang mereka kenal sangat bucin dengan istrinya sendiri—Rinjani.

Misteri Selingkuhan SuamikuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang