part 1

613 23 0
                                    

Agnestasia dan juga mbak darmi selaku asisten rumah tangga tuan Samudra menyiapkan sarapan untuk semua anggota yang ada dirumah ini.

Mereka sibuk dengan kegiatannya masing-masing, setelah selesai Agnes menaroh opor ayam buatannya kedalam nampan berisi air minum, nasi dan juga susu. Ia membawa nampan tersebut menaiki tangga yang ada dirumah tersebut, setelah sampai didepan pintu bercat abu-abu hitam itu dia menghembuskan hafas beratnya dan membuka pintu.

Melihat disana ternyata tuannya sudah bangun dan sedang bersandar diranjang kasurnya.

"Tuan sudah bangun?" Ujar agnes.

Menaroh nampan tersebut ke meja yang biasanya digunakan tuannya untuk makan.

"Masak apa hari ini?"

"Sesuai permintaan tuan kemarin, opor ayam" ujar agnes. "Tuan mau mandi dulu, atau makan dulu?"

"Biasanya saya ngapain dulu?" Kata samudra acuh.

"Mari saya bantu tuan" kata agnes .

Sambil membantu tuannya turun dari ranjang dan duduk di kursi roda. Agnes mengantar tuannya kedalam kamar mandi.

"Sana keluar"

"Baik tuan"

Agnes keluar dari kamar mandi membiarkan tuannya untuk membersihkan badannya terlebih dahulu, dari dulu. Dari pertama kali Agnes bekerja sebagai asisten pribadi tuannya, Agnes tidak pernah diizinkan untuk membantu tuannya mandi, dulu Agnes pernah meminta untuk membantu tuannya.

Niatnya berinisiatif agar lebih cepat, berujung ia harus kena amukkan yang sangat memilukan. Beberapa barang dan juga fas bunga yang ada dikamar tuannya, terlempar kesembarang arah, bahkan hampir terkena olehnya. Maka dari situ, ia tidak pernah berani lagi menawarkan atau membantu tuannya mandi.

Setelah keluar dari dalam kamar mandi Agnes membereskan tempat tidur yang barusan dipakai oleh tuannya, menyapu sela-sela bagian kamar tersebut dan tak lupa juga menyiapkan baju untuk tuannya.

"Agnes.."

Suara dari kamar mandi itu sudah pasti dari tuannya, ia sesegera mungkin menghampirinya karna ia takut jika telat sedikit, kemungkinan- kemungkinan amarah tuannya akan datang kembali.

Ia memasuki kamar mandi dan melihat tuannya sudah terbalut oleh handuknya sendiri, terpangpang disana bagian kotak-kotak dan roti sobek tuannya terekspos. Dulu dia sangat kaget dengan pemandangan tersebut.

Tapi, lambat laun dia mulai terbiasa akan bentuk sempurna dari pahatan tuhan yang diberikan untuk tuannya tersebut.

"Sudah selesai tuan?" tanya agnes.

"Untuk apa saya memanggilmu, jika belum selesai" jawab Samudra dingin.

"Mari saya bantu tuan"

agnes mendorong kursi roda tuannya, sampai kedalam kamar.

"Tuan. saya sudah menyiapkan, pakaian tuan" kata agnes.

"Tau. Mana baju saya, saya sudah dingin"

"Tuan mau saya bantu atau tidak"

"Matamu buta apa gimana, pertanyaanmu setiap hari selalu seperti itu, gunamu disini untuk apa ha?"

"Maaf tuan, mari saya bantu" ujar Agnes sambil membantu memakaikan celana.

"Saya bosen mendengar kata maaf. dari mulut, mungilmu itu"

"Maafkan saya tuan"

"Hmm"

Setelah selesai memakaikan pakaian kepada tuannya, Agnes memberikan sarapan yang tadi dia bawa kepada tuannya yang sudah ada didepan meja. Samudra mencicipi makanan kesukaannya itu, hatinya senang karna makanan yang ia suka bungbunya tidak kurang sama sekali membuat makanan ini makin enak atau bahkan nambah lezat rupanya.

stay here Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang