part 4

261 14 1
                                    

Malam harinya setelah makan dan menemani tuannya menonton televisi Agnes membawa tuannya keatas untuk tidur karna hari juga sudah mulai malam.

Agnes membantu tuannya berdiri dari kursi roda menuju kasur embuk kesayangannya. Setelah semuanya berhasil dengan tenaga yang Agnes punya, Agnes membaringkan tuannya dan menutup badan tuannya dengan selimut.

Tapi sebelum itu ia sedikit kaget dengan jari kaki tuannya yang sedikit berkedut menandakan ada saraf yang aktif disana walau hanya sebentar.

Ia mengurungkan niatnya untuk menutup badan tuannya dengan selimut. Samudra yang melihat itu, melihat muka asisten pribadinya dengan muka celonya itu terlihat mengerutkan dahinya.

"Kamu kenapa?" Tanya samudra.

"Tuan, taun tadi kerasa ada yang berdenyut tidak dijari tuan?"

Pertanyaan Samudra dijawab dengan pertanyaan kembali oleh Agnes.

Samudra yang mendengar itu tampak kaget, apa saraf itu kembali datang, kalo memang itu benar, berarti dia akan sembuh kembali. Tapi, jika itu benar Agnes akan lebih gencar lagi kepadanya dan cepat atau lambat ia akan kehilangan Agnes.

Itu tidak boleh terjadi, dengan muka yang ia tutupi dengan tenang Samudra sedikit membuai agar Agnes tidak curiga.

"Ah mana mungkin, aku tidak merasakannya" ujar Samudra.

"Tapi tuan, tadi saya melihatnya dengan jelas. Jari tuan sedikit berkedut ada saraf yang akan aktif kembali"

"Sudahlah Agnes, kamu mungkin cape sana istirahat. Saya juga ingin istirahat" ujar samudra merebahkan badannya.

Agnes menurut ia mengambil selimut dan menenggelamkan tuannya didalam selimut yang ia tarik barusan.

Menyalakan ac dengan suhu yang tuannya selalu minta.

"Kalo gitu saya permisi tuan, selamat malam" ujar Agnes.

Sambil mendekati kontak lampu untuk mematikannya mengambil gagang pintu dan keluar dari kamar samudra.

Samudra kembali membuka matanya ditengah kegelapan ia berfikir, jika benar ia akan seperti sedia kala. Ia akan melakuakan sesuatu agar Agnes tidak pergi darinya, tapi apa, bagaimana.

Pagi hari yang cerah Agnes dikagetkan oleh bunyi bel yang sangat nyaring. Ia berfikir siapa yang bertamu pagi-pagi seperti ini apa lagi ini hari minggu.

Agnes melangkahkan kakinya dan membuka pintu utama, terpangpang jelas dimatanya ada sekertaris kennath yang sedang berdiri menunggunya membuka pintu.

Tapi saat ini pakaian sekertaris kenn tidak seperti biasanya yang formal, ia hanya memakai setelan kaos dan juga celana levis biasa tidak seperti biasanya.

Agnes mengerutkan dahinya ketika melihat sekertaris kennath membawa banyak sekali map yang jumblahnya lebih dari lima, bukan cuma itu dalam satu map tersebut juga kelihatan sangat tebal sekali.

"Selamat pagi nona" sapa sekertaris kenn dengan riang.

"Pagi, masuk sekertaris kenn" ujar Agnes mempersilahkan masuk.

"Kalo boleh tau kenapa pagi-pagi sekali kesini sekertaris kenn?. Apa ada perlu dengan tuan atau ada sesuatu yang penting nanti saya sampaikan" Tanya Agnes.

"Saya kesini malah disuruh oleh tuan"

"Hah..kok bisa!"

"Terimakasih ya nona, berkat anda tuan jadi mau mengelola perusahaannya kembali"

Agnes yang mendengar itu sangat kaget, pasalnya kemarin tuannya sudah tidak ingin lagi untuk melanjutkan perusahaannya itu.

Untuk menghubungi sekertarisnya saya sudah tidak mau, tapi ini. Apa tuannya sudah berubah pikiran. Ahh, mukin benar tuannya pasti berubah pikiran.

stay here Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang