part 5

252 12 0
                                    

Samudra dan juga sekertarisnya saat ini sedang berada diruangan kerja samudra.

Mereka sedang membicarakan bagaimana kinerja perusahaannya saat ini. Samudra melihat semua dokumen yang dibawa oleh sekertarisnya banyak hal yang sangat ganjal yang dilihat samudra.

Samudra membolak balik beberapa map, dari satu ke yang lainnya.
Kennath yang melihat tuannya sangat fokus itu sedikit takut karna banyak masalah yang dialami oleh perusahaan tuannya. Ia merasa takut takut akan ekspresi yang dikeluarkan oleh samudra.

Samudra menghelan nafas dengan menahan amarah pada sekertarisnya tersebut.

Terlihat rahangnya yang mengeras dengan otot-otot yang keluar.

"Bisa jelaskan kenapa perusahaan saya mengalami penurunan seperti ini?" Tanya samudra dingin.

Ini yang ditakutkan oleh sekertaris kennath bahwa jika tuannya sudah memegang kekuasaannya kembali aura 
Arogan dan gelapnya akan keluar.

Seketika ruangan ini sangat sempit serta minim akan udara.

Sekertaris kenn menelan ludahnya sebelum ia berbicara.

"Begini tuan, saya tidak bisa mengambil keputusan saat itu karna tidak ada perintah dari tuan" jawab sekertaris kenn.

"Lalu bagaimana dengan peroyek pembangunan apartemen. Saya lihat anggaran kali ini sangat tinggi bahkan sudah melewati anggaran yang dijangjikan. Tapi, sampai saat ini belum ada hasil?." Tanya samudra.

"Pak setyo selalu bilang bahwa mereka kekurangan dana tuan, dan mereka selalu bilang kekurangan bahan bangunan" jawab sekertaris kenn.

Samudra meneliti kembali berkas-berkas tersebut.

"Kenn! coba besok kamu minta akumulasi keuangan perusahaan, saya rasa ada yang aneh dengan dokumen pak broto" ujar samudra.

"Baik tuan"

"Kerahkan semua anak buahmu untuk menyelidiki kasus ini, saya tidak mau perusahaan saya bangkrut begitu saja"

"Baik tuan"

Samudra membereskan berkas berkasnya.

"Dan satu lagi"

"Apa itu tuan"

"Carikan saya...."

Agnes melihat taunnya dan sekertaris kennath keluar dari arah lift. Ia melihat sekertaris kenn mendorong roda tuannya.

Agnes segera menghampiri mereka karna dirasa tidak enak dengan sekertaris kenn.

Sekertaris kenn tersenyum saat Agnes mendekati mereka.

"Siang tuan, sekertaris kenn" ujar Agnes.

"Sekertaris kenn mau minum apa?, biar saya buatkan"

"Tidak usah nona, saya sudah ingin pulang"

"Kalo begitu mari saya antarkan"

"Baik, taun saya pamit undur diri" ujar sekertaris kenn menunduk pada samudra yang hanya diangguki.

"Tuan saya mengantar sekertaris kenn sebentar" pun juga dengan jawaban yang agnes terima sama dengan apa yang didapat oleh sekertaris kenn.

Mereka berdua berlalu dan meninggalkan samudra yang berada diruang tv sendirian.

Ia lebih memilih diam sejenak menunggu Agnes untuk menyuruhnya menyalakan tv.

Setelah sampai didepan pintu sekertaris kenn berpamitan pada Agnes.

"Nona saya pulang dulu, terimakasih atas bantuan nona untuk membujuk tuan" ujar sekertaris kenn.

"Sama-sama sekertaris kenn"

stay here Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang