Tetanggaku Pujaan Hatiku Bab 62

761 22 2
                                    

#Bab 62 : Tetanggaku Pujaan Hatiku

Pagi jam 07.00wib Mas Bosar baru bangun dan langsung mandi. Aku cuma duduk² di dalam kamar saja. Aku masih marah sama Mas Bosar, sudah sekian kalinya dia membuat aku kecewa dan marah.

Tak berapa lama Mas Bosar sudah selesai aku gak menyiapkan baju dan celana buat dia. Mas Bosar juga diam gak ngomong.

Hening rasanya di dalam kamar ini. Aku sibuk dengan pikiranku sendiri. Mas Bosar lalu duduk disampingku.

" Ma, Maafin Papa ya Ma. Papa ngaku salah Papa benar² bodoh sudah menyakiti hati Mama. Papa mohon sama Mama jangan tinggalin Papa ya Ma ". Kata Mas Bosar
" Ma jangan diam lah Ma. Papa janji gak ngulangi lagi Ma ". Kata Mas Bosar
" Sudahlah jangan janji² terus, Benar kata Pakdi aku bukan levelmu dan aku hanya orang kampung. Lebih baik kita udahi aja hubungan ini ". Kataku
" Mama tega sama Papa, Mau mutusin hubungan ini ". Kata Mas Bosar
" Apa aku tega, Yang tega itu kamu. Kamu hanya janji² saja. Katanya sama perempuan udah gak nafsu lagi, tapi apa buktinya semalam kamu main sama lonte² itu. Bilang katanya tubuhmu hanya aku saja yang boleh menikmatinya. Buktinya apa Kamu malah asik main sama lonte² itu. Sakit hati ini ". Kataku
" Papa khilaf Ma ". Kata Mas Bosar
" Khilaf kataku HAH ! Terus kemarin malam aku ajak main itu gak mau apa khilaf juga HAH ! ". Kataku

Kini aku sudah gak bisa mengeluarkan air mata.

" Sekarang aku mau pulang saja, Kartu dari kamu dan hp dari kamu. Aku taruh di laci itu aku gak mau membawa barang pemberian dari kamu ". Kataku
" Ma ". Ucapan Mas Bosar lirih

Aku berdiri mau keluar dari kamar ini. Tiba² Mas Bosar menahan kakiku, Mas Bosar sujud di kakiku. Tubuhnya bergetar hebat, Mas Bosar menangis

" Hapus air mata buayamu itu. Aku gak butuh itu ". Kataku
" Lebih baik Papa mati saja dari pada Mama ninggalin Papa Ma ". Kata Mas Bosar

Sebenarnya aku gak tega melihat Mas Bosar mengeluarkan air matanya. Bagiku air matanya sangat berharga. Tapi aku tega_tegain saja biar aku kelihatan tega.

" Ma, Papa sayang dan cinta sama Mama, Dengan cara apa Papa bisa menebus semua kesalahan Papa Ma ". Kata Mas Bosar
" Dengan cara kita putus hubungan ". Kataku

Mas Bosar berdiri, Mukanya sangat pucat sekali karena dia benar² takut aku memutuskan hubungan ini. Dia pun masih meneteskan air matanya

Semakin lama aku semakin gak tega melihat Mas Bosar menangis. Mas Bosar mengambil gunting dan di kasih ke aku.

" Bunuh Papa sekarang saja Ma jika itu bisa menebus kesalahan Papa. Papa rela jika mati di tangan Mama dari pada hidup tanpa Mama ". Kata Mas Bosar

Lalu guntingnya aku jatuhkan di lantai. Tubuhku bergetar hebat air mataku keluar deras. Soalnya aku mendengar kata² Mas Bosar. Lalu tubuh ini di peluk oleh Mas Bosar.

" Papa jahat Papa tega sama Mama, Kenapa Pa kenapa ". Kataku

Mas Bosar hanya diam dan meneteskan air mata. Keningku di cium oleh Mas Bosar. Tiba² pintu di buka Pakdi. Pakdi langsung melihatku dan Mas Bosar. Lalu pintunya di tutup lagi.

" Ma, Maafin Papa Ma, Maafin Papa ". Kataku
" Papa jahat, Apa salah Mama Pa sehinga Papa menyakiti hatiku dan bikin aku kecewa lagi Pa ". Kataku
" Maaf Ma, Maaf ". Kata Mas Bosar

Mas Bosar hanya bisa bilang Maaf terus.

" Aku mau pulang sekarang saja, Mama gak mau lagi disini ". Kataku
" Iya Ma kita pulang ". Kata Mas Bosar
" Paoa gak usah ikut pulang, Biarkan aku nenangin diriku ini ". Kataku
" Gak bisa, Pokoknya Papa ikut pulang Ma ". Kata Mas Bosar

Sekitar jam satu siang Aku sama Mas Bosar masih di dalam kamar. Seharian aku dan dia gak keluar dari kamar.

" Pa, Silahkan jika mau nikah lagi Pa. Soalnya Papa kan masih nafsu sama Perempuan ". Kataku
" Papa gak mau Ma, Istri Papa cuma Mama saja. Maafin kesalahan Papa Ma. Papa gak bisa jadi suami yang baik buat Mama ". Kata Mas Bosar
" Kenapa gak mau Pa dan kenapa jika Mama istri Papa kenapa Tega sakiti hatiku ini ". Kataku
" Karena Papa sudah punya Mama dan Maaf Papa salah Ma ". Kata Mas Bosar
" Dah berapa kali Papa sakiti Mama. Apa pernah Mama sakiti hati Papa ". Kataku
" Maaf Ma, Maaf ". Kata Mas Bosar

Tetanggaku Pujaan HatikuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang