Ke dua (2)

58 18 4
                                    

Jangan lupa komen dan vote.

"Ayo."Ujar nya menggandeng tangan Hazel.

"Hm, ayo."Jawab Hazel.

Sesuai ucapan sahabatnya tadi, mereka akan pergi ke toko buku setelah pulang sekolah. Mereka berdua berjalan ke arah luar gebrang setelahnya mereka menunggu angkutan umum.

"Mau beli buku apa, si?"Tanya Hazel kepada sahabat nya, Melody.

Melody yang sedang melihat kesana kesini menunggu angkot sontak menengok ke arah Hazel.

"Gue mau beli buku masak."Jawab Melody.

"Widih, tumben."Cibir Hazel.

Melody yang mendengar cibiran Hazel hanya tertawa. Setelah nya mereka menaiki angkot yang sudah ada dihadapn mereka.

-

"Selamat datang Hazel, Melody."Sapa sang penjaga toko buku itu. Mereka bertiga memang sudah akrab, di karnakan Hazel yang selalu mengantar Melody ke mari.

"Formal banget, kak."Ucap Hazel tertawa.

"Tau, ni."Timpal Melody ikut tertawa.

Penjaga toķo yang di ketahui namanya Mora Terkekeh, mendengar ucapan Melody dan Hazel. Mereka berdua sudah ia anggap adik nya sendiri, karna umur Hazel dan Melody berada di bawah nya.

"Yaya, terserah kalian."Jawab Mora terkekeh.

"Mau cari buku apa, ni?"Tanya Mora.

"Buku masak, kak."Jawab Melody.

"Ko?"Ucap Mora menaikkan kedua alis nya.

"Nah, kan! Kak Mora aja bingungin lo ke sini mau cari buku masak, biasanya novel."Ucap Hazel bersekap dada.

"Dih? Terserah gue lah."Jawab Melody menatap Hazel sinis.

"Eh? Udah-udah. Kenapa malah ribut, si."Ucap Mora melerai.

"Kita nggak ribut, kak. Cuma adu bacot aja, nih."Sarkas Hazel menatap Melody garang.

Mora yang mendengar ucapan Hazel mengerjap mata nya dua kali. Berbeda dengan Melody dia mengendus, setelah nya dia berlalu dari hadapan Hazel dan Mora.

"Awas ya lo, kalo nanti masakan gue enak gue nggak akan kasih lo."Ancam Melody tanpa menengok kebelakang.

"Iwis yi li, kili ninti misikin giwi inik giwi inggik kisih ki ili."Cibir Hazel meniru ucapan Melody.

Mora yang mendengar itu tertawa ngakak, untung tidak banyak orang di dalam sini.

_

Saat ini mereka sedang berada di sebuah pendagang kaki lima untuk membeli laksa, makanan kesukaan Hazel.

Melody mentraktir Hazel karna Hazel sudah menemani nya membeli buku, Hazel dengan semangat mengakatan dia ingin memakan laksa, alhasil mereka sekarang berada di sini.

Hazel dan Melody sebenarnya anak dari pengusaha kaya, tapi mereka lebih suka menjalani kehidupan seperti orang biasa pada umumnya. Mereka berangkat sekolah ataupun pulang selalu menaiki angkutan umum, dari pada di antar supir pribadi mereka. Dan juga mereka lebih sering menongkrong di angkringan dari pada di cafe.

Ketika ada orang yang bertanya kepada mereka Lo lahir dari keluarga kaya, tapi kenapa kehidupan lo kayak orang susah, Mereka akan menjawab Harta, rumah, fasilitas itu semua punya ayah bunda gue, bukan punya gue.

Ya, seperti itu lah Hazel dan Melody.

"Ini neng, dua porsi laksa komplit."Ujar sang penjual memberika laksa kepada mereka berdua.

Mata Hazel berbinar ketika melihat laksa yang menggugah selera.

"Makasih bang."Seru Hazel semangat, pendagang yang mendengar itu tersenyum dan mengangguk, setelah nya dia pergi dari hadapan Hazel dan Melody.

Melody yang melihat Hazel makan dengan lahap seperti nggak makan seminggu, mengendus.

"Pelan-pelan, woy."Ujar Melody menatap Hazel malas.


Tbc
_____

Sara and Aze [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang