Ke enam (6)

32 15 5
                                    

Jangan lupa komen dan vote.

"Turun."Ucap Argafa ketika sudah sampai di tukang laksa.

Hazel yang mendengar itu lantas turun dari motor Argafa dan berjalan kemeja yang di sediakan di sana.

"Bang, Laksa nya dua ya."Ucap Argafa kepada sang penjual.

"Kak, gue komplit."Protes Hazel.

"Iye."Jawab Argafa.

"Yang satu komplit, yang stu biasa aja, bang."Ucap Argafa memberi tahu sang penjual.

"Siapa, mas. Tunggu, ya."Ucap abang nya dan di balas jempolan oleh Argafa.

"Lo udah biasa ke sini, kak?"Tanya Hazel.

"Nggak sering juga."Jawab Argafa.

Hazel mengangguk dia melihat kesana kemari lebih tepat nya dia melihat kendaraan yang berlalu lalang. Ya, memang, Hazel dan Argafa makannya di pendagang kaki lima deket sekali dengan jalan besar.

Sampai di satu titik dia terdiam jantungnya juga berhenti berdetak.

"Sekolah Sanggara Putra."Ucap Hazel pelan.

"Kenapa lo, Zel?"Tanya Argafa melihat kediaman Hazel.

"Kak, itu sekolah SMA Sanggara Putra?"Ucap Hazel bertanya.

"Ya iyalah, anjir. Itu ada tulisan nya."Jawab Argafa ngegas.

"Gue juga tau."Ucap Hazel ngegas juga.

"Kenapa lo?"Tanya Argafa.

"Nggak."Jawab Hazel.

"Suka ya lo sama anak Sanggara."Tebak Argafa.

"Kenal juga nggak gue."Sanggah Hazel menatap Argafa malas.

"Gue kenalin, kebetulan gue punya temen anak situ."Ucap Argafa menaiki turunkan alis menggoda.

Hazel mengendus mendengar ucapan menggoda Argafa.

"Udah lah, mau makan Gue."Ucap Hazel, dan kebetulan sang penjual juga sedang membawa nampan ke meja mereka.

"Ini, mas neng, laksa nya."Ujar Pendagang itu.

"Makasih mang."Ucap Hazel.

Mereka berdua menyantap laksa itu dengan tenang, lain hal nya hazel yang makan sambil mengerakkan kepala nya kesana kemari karna keenakan.

"Nanti gue mau di bungkus juga ya."Ucap Hazel di sela-sela makannya.

Argafa yang mendengar itu mengendus tapi dia tetap menyetujui keinginan Hazel.

_

"Pokoknya nanti gue mau minta gantiin."Ucap Argafa ketika sudah berada di depan rumah Hazel.

"Ye..Nggak ikhlas lo, kak?!"Tanya Hazel sewot.

"Kalo nggak ikhlas, dari tadi lo udah mules dodol."Jawab Argafa menyonyor kening Hazel.

"Terus kenapa minta gantiin?"Tanya Hazel.

"Pengen aja."Jawab Argafa santai.

"Idih. Pulang sana lo, kak."Ucap Hazel mengusir Argafa.

"Ngusir, deck?"Tanya Argafa dengan muka nyolot nya. Sumpah Hazel ingin sekali mencakar-cakar muka Kakak kelasnya ini sekaligus tetangganya.

Hazel tidak memperdulikannya, dia lansung saja berlalu dari hadapan Argafa dan masuk ke dalam rumah nya.

Argafa yang melihat itu tertawa, setelahnya dia melajukan motornya melenggang pergi dari rumah Hazel.

_

"Sa, nanti malem ada job ni."Ucap Seseorang kepada dirinya.

"Dimana?"Tanyanya.

"Biasa, di jalan Anggrek."Jawab teman satunya.

"Oke."Jawab nya. Setelahnya dia berdiri dari duduknya dan memakai jaket nya.

"Gue cabut."Ucapnya yang di balas anggukan oleh kedua temannya.

Menjalankan motornya dengan kecepatan sedang dan mulai mengencangkan laju motornya di saat jalan yang di lintas sepi.

Cit!! Suara decitan motor ketika dia mengerem.

"Assalamualaikum."Ucap nya ketika sudah masuk ke dalam rumahnya.

"Waalaikumsalam, mamah di dapur, Sa."Jawab sang mamah. Dia langsung saja menemui mamahnya ke dapur.

"Mah."Panggil nya.

"Iya, sayang?"Jawab Mamah sambil bertanya.

Dia langsung saja menyalami telapak tangan sang mamah dengan lembut, dan di balas ciuman kening oleh sang mamah.

"Kamu ganti baju dulu sana, abis itu baru makan."Ujar sang mamah.

Angkasa mengangguk dia cium pipi mamah nya dulu setelahnya dia menaiki tangga untuk pergi kekamar nya.

Setelah sampai di dalam kamarnya di langsung saja merebahkan tubuh nya dibkasur, fikirannya melayang ketika ingat kejadian tadi siang.

Saat dia ingin membeli siomay di luar sekolahnya, dia mendengar perdebatan tak jauh dari tukang siomaý yang ia beli.

"Gue mau nambah lagi, kak."Ucap perempuan itu.

"Nggak, ayok sekarang kita pulang. Ntar gue di marahin sama bunda lo lagi."Ucap lelaki itu menolak.

"Gue nggak mau pulang, sebelum gue makan satu lagi."Ucap Nya kekeh.

"Kan lo udah pesen juga buat di bawa pulang."Ucap lelaki itu protes.

"Itu kan di bawa pulang, gue mau makan satu piring lagi disini, titik!"Ucap nya tetap kekeh.

Angkasa yang mendengar perdebatan itu terkekeh mendengar nada tak putus asa dari sang perempuan.

Menurutnya perempuan yang tadi ia lihat sangatlah lucu, apalagi dengan noda bekas laksa yang ada di sekitar mulut nya itu.

Lagi-lagi Angkasa terkekeh. Setelah sadar apa yang ia fikirkan dia menggeleng-gelengkan kepala.

"Nggak beres."Ucap nya mengusap wajah nya kasar tapi dia tetap terkekeh.

TBC
_____

Sara and Aze [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang