Ke enam belas (16)

14 2 0
                                    

Jangan lupa vote and komen.

"Ya Allah, gerah, panas, aus, laper, cape, lelah, letih, lesu. " Teman-teman Hazel yang berada di lapangan memutar bola matanya malas, sedari tadi mereka terus saja mendengar Hazel yang mengucapkan kata-kata serupa. Apa cuma dirinya yang lelah, letih, aus? Fikir mereka.

"Asu lah. " kesal Hazel merengek.

"Gue nyerahaahhh... "Ucap Andra.

"Iya, sama gue juga. " balas Hazel menimpali. Dia meringis menatap dirinya akan menjadi santapan matahari, berasa di panggang, oy. Padahal ini baru jam sembilan lewat, tapi matahari sudah panas.

"Gue bukan nyerah itu, tapi nyerah karna ngedenger lo ngomong kayak gitu, Zel. " ungkap Andra malas, dan di balas tatapan nyalang dari Hazel.

"Kalo gue jadi vampir pasti gue udah meleleh, ni. " ucap Hazel menutup mukanya dengan kedua tangan.

"Emang lo lilin? "Tanya Febi.

" Diem lah. "Ketus Hazel.

"Perasaan kalo lagi belajar sama di hukum berasa lama banget waktu, tapi kalo lagi maen sama jamkos waktu berasa cepet banget, woy lah. " keluh Hazel yang kesekian kalinya.

"Setuju sih. " balas Vano.

Mereka yang mendengar juga menganggukkan kepala, menyetujui ucapan Hazel.

Kring!!!

Saat sedang asik mengoceh meratapi nasib nya, tiba-tiba bel istirahat berbunyi membuat Hazel bersujud syukur karna penderitaannya sudah berakhir.

"Sangat mendalami film azab ya, bund. "Ucap Febi melihat Hazel yang seperti itu.

" ISTIRAHAT. "Seru Hazel berteriak.

"Brisik." cetus teman Hazel yang lain.

"Gue yakin pasti ni anak nanti makan abis lima piring. "Ucap Febi menunjuk Hazel.

Mereka tertawa dan menganggukkan kepala. Hazel tidak memperdulikan nya, kemudian dia berlari ke arah kantin.

Sesampainya Hazel di kantin, dia langsung mengambil minuman dingin dari lemari es. Nafasnya tercekat karna habis berlari, untung belum banyak yang datang.

" Mba Nur, batagor dua. "Ucap Hazel kepada penjual batagor. Dia berjalan kearah bangku, kemudian meneguk minuman hingga setengah.

" Ini neng Hazel, "ujar bu Nur.

" Makasih, mba. "Ucap Hazel.

Mba Nur mengangguk. Hazel memakan batagor dengan lahap, tidak memperdulikan anak murid yang sudah banyak di kantin, dan yang sedang berteriak karna menunggu makanan nya tiba, atau mungkin ada juga yang memperhatikan Hazel.

" Si kuda, gue cariin dimana mana nggak ada, ternyata lagi kelaperan di sini. " Hazel tidak menggubris ucapan sahabatnya itu, karna juga mulutnya lagi penuh sama batagor.

Melody mengendus, dasar sahabat laknat, di cariin taunya udah kesini duluan. Memang, melody tidak terkena hukukan, karna dia anak baik, tidak sombong, dan tentunya baik hati.

Sara and Aze [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang