Ke sembilan (9)

35 13 3
                                    

Jangan lupa komen dan vote.

"Dari mana kamu, Zel?"Tanya Ayah ketika Hazel baru menginjak kaki nya di dalam rumah.

Hazel menatap Ayah dan bunda yang berada di ruang tamu sedang menunggu dirinya sambil bersekap dada.

Hazel meringis di liat seperti itu oleh ayah nya apa lagi melihat tatapan khawatir dari bunda.

"A-anu, yah. A-zel abis dari lu-ar."Jawab Hazel gugup.

"Ya Allah, Zel. Bikin kita khawatir aja."Ucap Bunda seraya berjalan ke arah Hazel, kemudia memeluknya.

"Keluar abis ngapain?"Tanya Hazfy dari arah dapur.

"Abis beli laksa."Jawab Hazel menyengir.

Mereka yang mendengar nya tidak habis fikir, segitu suka nya Hazel dengan laksa sampai malam hari pun dia masih memakannya.

"Aman, nggak ada yang luka."Ucap Hazfy setelah membulak balikan tubuh adik nya itu.

"Terus kenapa lama?"Tanya ayah.

"Anu, yah. Tadi rame."Jawab Hazel cengengesan.

"Lain kali kalo kemana-mana bawa hp nya, jangan di tinggal."Nasihat bunda.

"Lupa, nda. Tadi soal nya buru-buru, takut ke abisan."Jawab Hazel.

Mereka menggeleng kepala sesuka itu ternyata Hazel dengan makanan berkuah itu.

"Jangan di ulang lagi."Peringat Ayah.

"Iya, ayah."Jawab Hazel.

"Maaf, udah bikin kalian khawatir."Ucap Hazel meremas kecil baju nya.

"Iya, sayang. Yaudah kamu ke kamar gih, tidur."Ujar sang bunda mencium kening Hazel.

Hazel mengangguk.

"Selamat malam semua."Ucap Hazel sebelum menaiki tangga.

"Malam juga, sayang"Jawab mereka.

Hazel memasuki kamar nya dan langsung merebahkan tubuh nya di kasur empuk. Dia senyum-senyum tidak jelas, mengingat kejadian tadi di mang Uki.

_

"Sa, lo nggakpapa?"Tanya Vendra.

"Nggak."Jawab nya.

"Siapa yang menang?Tanya Angkasa.

"Si Dimas."Jawab Jerlan.

Saat ini Angkasa dan kedua temannya sedang berada di taman dekat dengan area balap tadi, mereka belum memutuskan untuk pulang ke rumah.

Angkasa terdiam, seterusnya dia mengingat ke jadian tadi di tukang laksa, dan itu membuat dia tersenyum tipis.

"Mas. E-eh, maksud saya, sara."Larat Hazel.

"Sara bisa bawa motornya?"Tanya Hazel.

Saat itu mereka memutuskan untuk pulang ke ruamh masing-masing, tapi Hazel selalu saja bertanya ini itu membuat Angkasa cape sendiri.

"Jawab, ih."Kesal Hazel.

"Bisa."Jawab Angkasa jengah. Sedari tadi Hazel terus saja bertanya 'bisa nggak' ketika dia ingin menaiki motornya, dan juga menahan dirinya untuk tidak pulang menggunakan motor.

"Jangan, deh, bahaya."Ucap Hazel.

"Terus gue pulang naik apa?"Tanya Angkasa berusaha sabar.

"Naik taxi kan bisa."Jawab Hazel.

Angkasa buru-buru menaikan motornya, dia ingin segera pergi dari sini. Hazel yang melihat itu berlari ke arah motor Angkasa, saat sedang berlari dirinya ke sandung batu akibat tidak melihat jalannya.

Hazel menutup mata nya ketika dia tau kalau dirinya akan terjatuh, tapi kenapa dia merasakan hangat?

"Bego."Ucap seseorang.

Hazel membuka mata nya dan kemudia dia membesarkan kedua bola mata nya setelah tahu apa yang terjadi.

Dirinya jatuh di atas tubuh Angkasa?!

Hazel bangun dari atas tubuh Angkasa dan melihat kesana kemari tidak ingin menatap mata Angkasa.

Hazel berdiri dan Angkasa juga lantas berdiri dan menepuk-nepuk jaket nya yang agak kotor.

"Ya-ya u-dah, Sara pulang aja sendiri."Ucap Hazel berusaha biasa saja.

Saat Hazel berbalik dan ingin berjalan tapi suara Angkasa memanggil nya.

"Ini punya lo?"Tanya Angkasa.

Hazel sebisa mungkin berusaha tenang, dan dia membalikan tubuh nya menghadap ke arah Angkasa.

Hazel bisa lihat Angkasa sedang memegang jepitan rambut yang bergambar hello kitty miliknya.

"Iya, balikin."Ucap Hazel mengadahkan tangan nya meminta.

"Ambil sendiri."Jawab Angkasa.

"Lama, ih, balikin."Rengek Hazel.

Angkasa mengangkat bahu nya acuh.

Hazel benar benar sangat kesal, dengan penuh keberanian 8% dia berjalan tepat di hadapan Angkasa.

"Mana ih."Ucap Hazel.

Angkasa dengan jahil nya mengangkat tangan nya atas agar Hazel tidak bisa menggapai jepitan yang ada ditangan nya itu. Kali-kali harus di isengin emang.

Hazel melompat-lompat agar sampai, tapi sial, begitu sial.

Cup!

Saat muka Hazel dan muka Angkasa berpapasan bibir Hazel tidak sengaja mengenai sudut bibir Angkasa. Dan Angkasa juga tidak kalah kaget nya dengan Hazel.

Hazel menerutuki kebodohannya lagi dan lagi.

Dengan kesal Hazel berlalu dari hadapan Angkasa, dan Angkasa yang melihat itu terkekeh.

"Salting, he?"

"Sa, lo napa?"Tanya Jerlan melihat kediaman Angkasa.

"Nggak."Jawab nya.

"Gue cabut, lo berdua juga pulang."Ucap Angkasa.

"Sip."Jawab Vendra dan Jerlan.

Angkasa melajukan motornya dengan kecepatan rata-rata, pikirannya sedang tidak beres sekarang. Sial, apa ini yang di sebut jatuh cinta pada pandangan pertama?

TBC
_____

Sara and Aze [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang