Ekhem, rada ngadem sakedap. Halo maniezz!! Nggak janji, tapi Ly bakal usahain update setiap chapter nya sampai 1000, insyaAllah. Kenapa? Soalnya banyak yang bilang chapter aku itu kedikitan. Emang iya, ta? Yaudah, maaf ya? Ly usahin deh setiap babnya itu 1000 kata. Udah gitu aja, seyuu.
⚠️ingat, typo bertebaran. ⚠️
Jangan lupa komen and vote nya, maniezz.
"Assalamu'alaikum, " bunda Laras yang sedang menyiram bunga latas menengok ketika ada seseorang yang mengucap salam itu.
"Waalaikumsalam──eh? "Jawab bunda sekaligus kaget.
"Kamu Hana?" tanya bunda seraya menebak. Pasalnya bunda sedikit agak lupa dengan sosok gadis dewasa yang ada di hadapannya ini.
"Iya, tante. " jawab Hana tersenyum.
Bunda menutup mulut dengan telapak tangan, selang yang bunda pegang juga sudah tergeletak di tanah.
Bunda berjalan kearah Hana dan kemudian memeluk gadis itu, Hana yang awalnya kaget lantas membalas pelukan ibu dari temannya itu.
"Kamu kemana aja, cantik? " tanya bunda seraya melepaskan pelukan itu.
"Aku nggak kemana-mana kok, tan. " jawab Hana sambil menyalami telapak tangan bunda.
"Nggak kemana-mana kok jarang kemari. "Ucap bunda sambil menarik ujung hidung Hana, gemas.
Hana hanya terkekeh, ternyata ibu temannya masih sama kayak dulu, nggak berubah.
"Oiya, Hazfy nya lagi nggak ada, An, " ucap bunda merasa tidak enak.
Hana hanya tersenyum simpul, "nggakpapa, tan. Lagi pula aku kesini mau ketemu tante, bukan Hazfy. " jawab Hana memegang tangan bunda.
"Eum, masa si? " tanya bunda sambil menaik turunkan alisnya, meledek.
"Iya, tante. " jawab Hana tertawa.
"Yaudah, kita masuk, yuk, " ajak bunda seraya menggandeng Hana, teman anaknya, Hazfy.
Bunda membawa Hana keruang tamu, dan kemudian dia menyuruh Hana untuk duduk di sana.
"Tante mau buat minuman dulu, kamu di sini aja, " tutur bunda.
"Nggak usah, tan. Aku nggak haus. "Tolak Hana lembut.
"Tante nggak nerima penolakan, cantik. "Ucap bunda bersekap dada.
"Ta──"Baru juga Hana ingin membalas, tapi bunda sudah berjalan ke arah dapur. Hana tersenyum kecil, dan terkekeh melihat itu.
Hana melihat kesana kemari, meneliti rumah yang membuat dirinya selalu nyaman, tempat dia merasa aman. Tidak ada yang berubah, masih sama yaitu nyaman.
Tanpa sadar air mata nya menetes, Hana langsung saja menghapusnya karna tidak mau ada yang melihatnya.
"Ini dia, jus apel kesukaan Hanaya, " ujar bunda sambil tersenyum seraya menaruh gelas di atas meja.
"Maaf, udah ngerepotin tante. " ucap Hana tidak enak.
Bunda yang menaruh beberapa cemilan menoleh, kemudian bunda tersenyum.
"Ngerepotin apa coba? " tanya bunda.
"Banyak hal. " jawab Hana menunduk.
Bunda menghela nafas perlahan. Dia berjalan kearah Hana dan duduk di samping anak itu. Kemudian bunda memeluk hana sambil mengusap rambutnya.
"Jangan pernah ngomong kayak gitu lagi, sayang. Kamu sama sekali nggak pernah ngerepotin bunda ataupun yang lain. " jelas bunda lembut.
Hana yang tidak tau ingin membalas apa, menangis. Dia mengeratkan pelukannya, seolah aman di sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sara and Aze [On Going]
Ficção AdolescenteKarenamu;Terciptanya rinduku setiap waktu. ____________________________ Dekapmu sehangat arunika, hingga pergimu meninggalkan lara dan renjana yang amerta. ____________________________