Ke delapan belas (18)

15 2 0
                                    

Jangan lupa vote dan komen nya, ya!

Saat ini Hana dan Hazel sedang duduk di bangku taman. Hazel terus melihat Hana tanpa berkedip, dan itu membuat Hana sedikit risih juga canggung. Apa Hazel lupa terhadap dirinya? Itulah yang ada di benak Hana saat ini.

"Kok bisa ya ada bidadari di rumah aku. " monolog Hazel mengetuk-ngetuk dagunya dengan jari telunjuk.

Hana tersenyum kikuk, "Hazel, " panggil Hana.

Hazel menengok kesamping tepat Hana duduk, "kak bidadari kenal aku? " tanyanya mengaga.


"Ka─"

"Bentar-bentar. Aku mau tanya ke mba gogel siapa bidadari cantik di samping aku ini. " ucap Hazel ketika Hana ingin mengeluarkan suara. Kemudian dia membuka handphone dan memencet di layar ponselnya itu.

"Wahh, ternyata bener bidadari. " seru Hazel dengan mata berbinar. Dia memperlihatkan layar handphone nya kepada Hana. Hana tersenyum, Hazel memperlihatkan foto dirinya bersama Hazel saat beberapa tahun lalu, di hari kelulusan perpisahan sekolah Hana saat SMA.

"Aku kira kembaran aku, ternyata bidadari. " ucap Hazel menyengir. Hana terkekeh, kemudian dia memeluk Hazel, yang sudah ia anggap adiknya sendiri.

"Kamu berlebihan, "ucap Hana terkekeh, Hazel ikut terkekeh. Dia memeluk Hana erat, dia sangat merindukan teman abang nya ini.

"Kak Ana apa kabar? " tanya Hazel setelah melepaskan pelukan. Hazel memang memanggil Hana, Ana.

"Baik, aku baik, Zel. " jawab Hana tersenyum simpul.

Hana tersenyum manis, Hana sempat terteguh sebentar saat melihat senyuman Hazel yang mirip dengan abangnya, Hazfy.

"Kamu gimana? " tanya Hana.

"Gimana apanya? " tanya Hazel balik.

Angin menerpa wajah Hana dan Hazel. Hazel melihat wajah Hana seperti habis menangis?

Hana terseyum kecil, "Kabar kamu, cantik. " Ulangnya.

"Selalu baik dong, kak. Walaupun cuma jadi beban ayah bunda. " jelasnya menyengir. Hana menggeleng-gelengkan kepala, tidak ada yang berubah dari Hazel. Dia selalu menjadi dirinya sendiri, selalu bisa membuat orang lain nyaman di dekatnya.

"Kak Ana mau tau, nggak? " tanya Hazel.

"Soal apa? " tanya Hana balik.

"Katanya kalo kita senyum, kita nggak bakal keliatan apa-apa. " jawab Hazel memberi tahu.

"Masa, si? " tanya Hana menaikan kedua alisnya.

Hazel mengangguk, "coba deh, sekarang kak Ana senyum. "Pinta Hazel.

Hana menurut, dia tersenyum seperti yang Hazel pinta. Hazel yang melihat senyum Hana, terpesona. Pantes abangnya suka kepada kak Ana, ternyata kak Ana benar-benar cantik. Batin Hazel.

"Senyumnya manis banget, kak Ana. " puji Hazel.

"Kiw, kiw. " godanya. Hana tertawa. Ada-ada tingkah randomnya Hazel ini.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 31 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Sara and Aze [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang