20 ; Bujukan

165 3 0
                                    

PEMBUKAAN

Aluna melangkah masuk ke dalam rumahnya sembari memperhatikan sekitar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aluna melangkah masuk ke dalam rumahnya sembari memperhatikan sekitar. Rumah ini sudah sepi, para pelayan sudah kembali ke kamar mereka untuk beristirahat. Wajar saja, waktu sudah lewat tengah malam, memang sudah seharusnya mereka semua berada di kamar masing - masing untuk beristirahat.

Pesta Aluna berakhir sedikit lebih lama dari perkiraan mereka, dan ia pun segera bergegas pulang ketika Yacht kembali ke dermaga. Tadinya, beberapa temannya termasuk Katerine mengajak Aluna untuk melanjutkan pesta mereka di tempat lain, namun Aluna menolak sebab itu jelas di luar rencana mereka dan Aluna tidak mendapatkan izin untuk itu dari Matthew. Yah, Aluna bisa saja pergi tanpa izin Matthew, tapi ia tidak ingin nanti hal itu menjadi masalah mendadak karna Matthew pasti akan heboh mencarinya.

Sebelum naik menuju kamarnya, Aluna menyempatkan diri untuk singgah di dapur karna tenggorokannya terasa haus sekali. Aluna membuka kulkas dan mengambil air putih dari dalamnya. Sejak masuk ke dalam Yacht, sepertinya Aluna belum ada menyentuh air putih. Ia hanya minum alkohol ringan dan soda yang di sediakan Katerine, itupun ia tidak minum terlalu banyak.

"Aluna.."

Suara Matthew terdengar di telinga Aluna membuatnya otomatis menoleh. Aluna memandang Matthew sejenak lalu kembali mengalihkan perhatiannya. Aluna hanya diam sambil membereskan bekas minumnya tadi, ia berusaha mengabaikan Matthew sebab dirinya masih kesal untuk perdebatan tadi siang.

Pria itu juga baru saja pulang, ada banyak sekali pekerjaan yang harus ia selesaikan sehingga mau tidak mau ia harus lembur hari ini. Wajah lelah Matthew terlihat sangat ketara, perawakan pria itu juga tampak sangat memprihatinkan. Rambut dan pakaiannya sudah tak beraturan, sangat jauh berbeda dengan penampilan pria itu siang tadi.

Namun meskipun begitu, Aluna tetap mempertahankan egonya untuk diam. Ia tidak boleh luluh begitu saja hanya karna melihat penampilan Matthew saat ini.

"Aluna, kamu masih marah soal tadi siang? Kakak sungguh minta maaf," ujar Matthew sambil mendekati Aluna.

"Kakak tidak perlu minta maaf, tidak ada yang salah untuk masalah tadi siang. Ah mungkin aku yang salah karna hampir menganggu kencan kakak," Aluna berkata dengan dingin sekaligus menyindir.

Aluna juga tidak mengerti pada dirinya sendiri. Sejak pergi dari kantor Matthew siang tadi, hingga di perjalanan pulang dari dermaga, Aluna sudah berusaha melupakan masalah itu. Aluna paham, masalah ini sebenarnya hanyalah hal kecil yang tidak perlu ia perbesar. Namun entah bagaimana permasalahan siang tadi memang cukup mengenai perasaannya, dan Aluna juga tidak mengerti akan hal tersebut.

"Sayang, tidak ada yang berkencan. Kakak dan Emily hanya teman sekaligus rekan kerja biasa. Kakak dan Emily juga tadi siang tidak jadi makan bersama," jelas Matthew.

Benar, siang tadi Matthew langsung membatalkan makan siangnya dengan Emily setelah Aluna pergi. Ia kesal pada dirinya sendiri, seharusnya ia tidak berkomentar mengenai cemilan yang Aluna bawa meskipun ia tidak tahu siapa pemiliknya saat itu. Seharusnya ia juga tidak membuat janji makan siang dengan siapapun, Matthew sangat kesal dan marah pada dirinya sendiri.

Matthew & AlunaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang