9 ; Kata Maaf yang Langka

831 25 7
                                    

PEMBUKAAN

PEMBUKAAN

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Aku tidak akan memaksa, tapi aku akan berusaha untuk menaklukkan hatimu."

~Matthew Benjamin Dawrens~

AUTHOR

Setelah menghabiskan waktu bersama Sean hampir empat jam lamanya, akhirnya Aluna memutuskan untuk pulang mengingat hari yang sudah Malam. Di tambah lagi dengan cuaca yang mendadak buruk membuat Aluna semakin yakin jika dirinya harus segera pulang lebih cepat dari pada target awalnya. Lagipula, perasaannya juga sudah terasa jauh lebih baik. Berkat bantuan Sean, Aluna mulai bisa mengendalikan pikirannya agar tidak terus tertuju pada kejadian antara dirinya dan Matthew.

Selang beberapa saat kemudian, akhirnya mobil yang di kendarai Aluna pun perlahan mulai memasuki area mansion keluarga Dawrens. Melihat adanya mobil berwarna putih masuk ke dalam pekarangan Mansion membuat seluruh penjaga langsung bergegas untuk memberitahukan hal tersebut kepada para pelayan agar mereka bisa segera menyampaikan kabar tersebut kepada Matthew.

"Tuan! Nona Aluna sudah pulang!" pekik Ela girang seraya mengetuk pintu kamar Matthew.

Sementara Matthew yang mendengar kabar tersebut langsung bergegas membuka pintu kamarnya. "Benarkah? Dimana Aluna sekarang?" tanya Matthew cepat. Di wajah pria itu, hampir seluruh jenis ekspresi bercampur menjadi satu.

"Nona sepertinya masih di garasi Tuan," jawab Ela pelan.

Matthew langsung berlari menuju Garasi setelah mendengar jawaban dari Ela. Ia bahkan tidak mengucapkan terima kasih atau apapun kepada Ela yang sudah menyampaikan info tersebut padanya.

Puas berlari, akhirnya Matthew sampai di garasi besar tempat seluruh mobil terparkir. Baik mobil miliknya, milik mendiang ayahnya, ataupun milik Aluna, semuanya di letakkan di tempat ini.

"Aluna!" panggil Matthew pada Aluna yang baru saja keluar dari mobilnya.

Mendengar suara Matthew memanggilnya membuat tubuh Aluna mendadak kaku. Tapi hal itu terjadi bukan karna Aluna takut di marahi atau ia masih terpengaruh oleh kejadian kemarin malam. Tidak, bukan itu alasannya. Aluna hanya merasa jika dirinya belum siap saja untuk bertatap muka dengan pria yang hampir memperkosanya. Aluna berniat untuk menghindari Matthew sampai dirinya benar – benar sudah bisa melupakan kejadian kemarin malam.

Melihat Aluna yang hanya diam tak menjawab membuat Matthew langsung mengambil langkah untuk mendekat. Ia langsung memeluk Aluna untuk melepaskan segala kecemasan yang bersemayam di dalam dirinya sejak tadi pagi. "Kemana saja kamu seharian ini? Kamu tahu? Kakak khawatir sekali. Kakak takut kamu terluka, " ujar Matthew dengan nada Khawatir yang sangat ketara.

Sedangkan Aluna hanya diam seraya mencoba untuk melepaskan pelukan Matthew. Ia tidak nyaman dan tidak ingin di peluk oleh Matthew. Ia masih marah pada pria itu.

Matthew & AlunaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang