7 ; Hentikan!

1.7K 19 2
                                    

PEMBUKAAN

PEMBUKAAN

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



AUTHOR POV

Di dalam sebuah tempat dengan pencahayaan yang remang, Matthew terus meneguk Alkohol yang ada di hadapannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di dalam sebuah tempat dengan pencahayaan yang remang, Matthew terus meneguk Alkohol yang ada di hadapannya. Tidak perduli jika kesadarannya sudah hampir menghilang, Matthew terus meneguk minuman keras itu tanpa mau di cegah. Pria yang duduk di samping Matthew bahkan sampai pusing harus melakukan apa untuk menghentikan bosnya ini. Pria itu adalah Joe Albert, sekretaris sekaligus asisten pribadi Matthew.

"Joe, kau tau bagaimana wajahnya ketika melihatku tadi? Wajahnya telihat jengah kau tau? Dia bahkan tampak enggan untuk berdekatan denganku. Dan kau tau? Dia sama sekali tidak bersemangat saat aku mengajaknya pergi," racau Matthew sambil menandang lurus dengan tatapan kosong.

Sementara Joe hanya diam di posisinya sambil mendengarkan semua racauan Matthew mengenai Aluna dan semua kejadian yang pria itu lalui hari ini. Joe sudah lama tau tentang perasaan Matthew pada adik angkatnya, jadi ia tidak kaget lagi jika mendengar Matthew meracau banyak hal tentang Aluna.

Matthew mengalihkan pandangannya. Kini wajah pria itu sudah menghadap kearah Joe. Ia menatap Joe dengan tatapan sendu. "Apa aku salah jika aku ingin menghiburnya? Kenapa dia sama sekali tidak menghargai usahaku?" tanya Matthew pada Joe yang masih setia menutup mulutnya.

Jika Matthew sedang mabuk seperti ini, maka semua ucapannya tidak ada yang perlu di jawab. Joe sudah belajar banyak dari pengalamannya selama ia bekerja dengan tuan muda Dawrens ini.

"Atau memang aku yang terlalu memaksa? Atau jangan – jangan, dia tertekan jika bersamaku? Tapi, bagian mana dari semua perbuatan ku yang bisa di sebut sebagai paksaan? Bagaimana mungkin sebuah liburan bisa membuat dia menjadi tertekan? Bukankah seharusnya dia senang?" tanya Matthew lagi.

Meski berada dalam pengaruh Alkohol sekalipun, pria itu masih saja merasa jika dirinya benar. Matthew sama sekali tidak merasa jika apa yang ia lakukan pada Aluna selama beberapa waktu terakhir ini salah. Yang ada di dalam pikirannya, apa yang ia lakukan pada Aluna itu adalah sebuah hal yang normal – normal saja. Ia tidak pernah merasa jika selama ini dirinya telah memaksa Aluna. Bisa di simpulkan, jika Matthew adalah pria yang sedikit eogis dan tidak peka dengan keadaan.

Matthew & AlunaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang