16

597 21 0
                                    

Ujian Akhir Semester telah usai. Minggu peminatanpun sudah dilaksanakan. Faza dan Zeto sepakat akan memilih kelas IPA. Hari ini adalah pengumuman juara umum. Bukan juara perkelas, tetapi juara dengan nilai ulangan tertinggi.

Semua siswa berkumpul di lapangan. Zeto berdiri di depan Faza kemudian ia menengok ke belakang.

"Ayo kita taruhan nilai siapa yang paling tinggi, ya?" ucap Zeto sambil tersenyum.

"Ok. Kalau gue menang lo harus traktir gue makan."

"Biasanya kan gue yang bayarin," canda Zeto.

"Terus kalau lo yang menang, gimana?" tanya Faza.

Zeto mesem-mesem.

"Apaan sih muka mesum itu," canda Faza.

"Kalau gue yang menang, di libur seminggu ini gue pengen ngehabisin waktu sama lo di villa lagi, gimana?" tanya Zeto sedikit berbisik.

"Boleh aja," ucap Faza. Justru itu kekalahan yang menyenangkan menurut Faza.

Kepala sekolah sudah memberikan ceramahnya. Kini saatnya pengumuman. Pengumuman pertama bagi siswa kelas sebelas IPA, IPS dan Bahasa. Setelah diumumkan dan diberi piala kini giliran kelas sepuluh yang akan disebutkan nilai tertingginya.

"Untuk siswa siswiku kelas sepuluh, bapak sangat bangga kepada kalian. Karena dalam sejarah sekolah ini. Baru tahun ini nilai tertinggi didapat dengan hasil yang hampir sempurna. Tiga orang yang akan bapak sebutkan ini memiliki nilai yang hampir sempurna. Nilai sempurna itu bernilai 1.300 itu adalah jumlah keseluruhan dari tiga belas mata pelajaran. Mereka hampir mendekati nilai itu. Baiklah tanpa membuang waktu. Di urutan ke tiga dengan nilai 1.265 ditempati oleh...." Pak Kepala sekolah membuka nilai dan dilihatnya nama dan kelas dengan nilai tertinggi. "Ini pertama kali dalam sejarah. Di urutan ke tiga bukan dari kelas A."

Semua siswa nampak terkejut. Pasalnya nilai tertinggi pasti selalu berasal dari kelas favorit, tapi kali ini justru bukan dari kelas tersebut.

"Bapak umumkan di posisi ke tiga dengan nilai 1.265 ditempati oleh Zeno Dirga William dari kelas D."

Beberapa orang yang mengenal Zeno langsung tertuju ke arahnya. Zeno yang sedang mengobrol dengan teman sekelasnya sontak terkejut melihat reaksi orang-orang yang tiba-tiba menatap tak percaya ke arahnya.

"Zeno Dirga William dimana kau nak, ayo sini ke depan," ujar kepala sekolah. Zeno melangkah dengan ragu. Ia keluar dari barisan dan berdiri di samping kepala sekolah.

Zeto terlihat tidak suka begitupun Faza. Mereka tak ingin posisinya kalah oleh Zeno yang menurut mereka tidak layak berada di posisi ke tiga.

"Baiklah, kini bapak umumkan siswa dengan nilai tertinggi ke dua, dengan nilai 1.275 ditempati oleh Faza Tasha dari kelas A."

Faza mengerutkan alisnya. Ia berada di posisi dua. Ia merasa kalah meski sebetulnya belum tentu juga kalau Zeto berada di posisi pertama. Ia berjalan dengan siap. Ia berdiri di samping Zeno tanpa melihat ke arah Zeno.

"Nah, sekarang bapak umumkan nilai tertinggi. Siswa nilai tertinggi dengan jumlah nilai 1.285 ditempati oleh Zeto Dirga William dari kelas A." Pak Kepala Sekolah kembali mengamati karena menurutnya nama anak di posisi pertama dan ke tiga sama, "Wah rupanya juara ke satu dan ke tiga merupakan adik-kakak, ya?" ujar kapala sekolah.

Zeto berdiri di samping Faza. ketiga anak dengan posisi tiga atas diberi tepuk tangan yang sangat meriah oleh seluruh siswa dan guru. Mereka diberi piagam, piala dan hadiah atas prestasi mereka yang membanggakan.

Setelahnya mereka bertiga kembali ke barisan.

"Nah anak-anak, di sini tidak ada yang tidak mungkin ya. Tahun ini penuh kejutan karena juara umum tak melulu dari kelas favorit. Semuanya bisa menjadi juara asalkan mau belajar. Bapak yakin ketiga anak itu sudah belajar lebih keras dari kalian sehingga mereka layak mendapatkan hasil yang sesuai. Dan tentunya di sekolah ini tidak mungkin ada kecurangan karena semuanya dilakukan secara online langsung masuk ke data sekolah tanpa ada rekayasa," ucap kepala sekolah tersebut.

GrappleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang