5 hari berlalu, dan ini adalah hari Minggu. Milea menyibakkan gorden dan tersenyum melihat langit yang begitu cerah hari ini, gadis itu berniat untuk jogging menuju sekitaran taman kota.
Milea memakai sneakers putihnya dan sedikit membenarkan topi yang terpasang di kepalanya, sengaja memakainya agar terlindungi dari sinar matahari. Ia pun memasang earphone di telinganya, memutar lagu "Fearless" ciptaan Taylor Swift lalu segera keluar dari rumahnya dan pergi dengan perasaan riang.
Sekitar 20 menit kemudian, gadis itu duduk di salah satu kursi taman kota untuk mengistirahatkan tubuhnya terutama kakinya dan kini menaruh earphone di lehernya.
Ia melihat ke sekeliling, suasana taman kota hari ini lebih ramai daripada Minggu-minggu sebelumnya, bahkan ada banyak anak kecil yang juga ikut Orangtuanya atau ikut Kakaknya dan berlarian kesana-kemari dengan girang.
Ada yang bermain sepatu roda, sepeda roda tiga, bermain gelembung udara, dan masih banyak lagi yang di lakukan oleh para anak kecil itu, Milea tersenyum melihatnya.
Di tengah-tengah istirahatnya itu, Milea tersentak kaget kala merasakan seseorang menarik earphone-nya dari belakang sampai earphone itu terlepas dari lehernya. Ia segera berdiri dari duduknya dan melihat ke belakang.
Begitu melihat wajah sang pelaku, Milea mendengus kesal, ternyata itu adalah Gerald. Gerald juga melakukan jogging di sekitaran taman kota ini, sendirian, dan tak sengaja melihat Milea yang duduk seorang diri di kursi taman, ia pun menghampirinya.
Semenjak di jodohkan, hubungan Gerald dan Milea memang menjadi semakin dekat sekarang. Gerald yang dulu akhirnya kembali, Gerald yang selalu menganggu Milea setiap hari.
Mereka juga sudah bertukar nomor handphone, jadi tidak heran jika Gerald juga mengganggunya lewat media sosial saat mereka tidak bertemu.
"Balikin, Ger!" Milea hendak merebut earphone-nya, tapi Gerald menyembunyikan earphone itu di belakang badannya.
Gadis itu melotot, "BALIKIN GAK?!" Sentaknya dengan galak.
"Gak! Pinjem, jangan pelit!"
Milea yang kelewat kesal pun akhirnya membiarkan Gerald bertindak sesukanya dan pergi meninggalkan cowok itu dengan emosi yang ada pada dirinya.
Gerald yang melihat hal itu pun tertawa puas dan berlari kecil menghampiri gadis itu, dalam satu tarikan ia berhasil mengambil topi yang Milea kenakan.
"APA LAGI SIH?!" Teriak Milea seraya membalikkan badannya menghadap Gerald.
"Galak banget, jangan marah-marah nanti cepet tua!"
"Lo yang bikin gue emosi! Hari Minggu gue yang cerah ini jadi suram gara-gara lo!"
Gerald terkekeh, "Baru gini aja udah emosi, gimana kalau kita udah nikah nanti? Gue ganggu lo tiap hari, tiap waktu." Ucapnya sembari menoel hidung gadis di depannya itu.
Saat Gerald menoel hidungnya, Milea langsung menggeplak tangan cowok itu dengan mata melotot.
"Gak usah bahas nikah-nikah deh, Ger, gue rada geli! Gue sampe sekarang juga gak tau apa dosa gue selama ini sampe-sampe gue di jodohin sama lo, lo mimpi buruk banget, mimpi horor!" Ucapnya dengan pedas.
"Gue kira lo udah berubah, ternyata masih aja kayak SD dulu! Lo ngeselin, nyebelin, tengil, jahil, sinting, gak waras, KESEL BANGET GUE SAMA LO!"
Gerald menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, "Bukannya kita sama-sama gak waras?"
"LO TUH, BUKAN GUE!" Sahutnya membela diri sendiri. Sungguh, rasanya Milea ingin sekali mencakar wajah Gerald sekarang juga, wajah itu benar-benar sangat menyebalkan di matanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
LACONIC (Revisi Baru Sampe Bab 6!)
Teen Fiction[story 1] TAHAP REVISI (PART AWAL) BACA ULANG BIAR NYAMBUNG. Dijodohkan dan menikah dengan orang yang kita sukai pastinya impian semua orang kan? Gerald telah berhasil menjadi salah satu dari orang beruntung itu yang berhasil hidup bersama dengan M...