Ezra menatap jengah wajah memerah teman-temannya setelah saling meminum bir yang dibeli Gerald di supermarket. Sesuai perkataan Gerald, Ezra tidak ikut minum walaupun akhirnya ikut datang. Cowok itu memang tidak pernah merokok atau mengonsumsi bir dan alkohol, kecuali sedang stres atau banyak masalah.
"Udah, jangan kebanyakan!" Tegur Milea memukul kecil bahu Gerald seraya berjalan menuju dapur mengembalikan peralatan yang digunakan untuk membuat seblak tadi, dibantu Shireen dan yang lain.
Wajah Suaminya itu sudah sangat merah, bahkan paling merah dari teman-temannya. Tapi walaupun sudah di tegur, nyatanya Gerald tetap lanjut menghabiskan kaleng bir Owen yang tinggal setengah sampai tandas. Bir Gerald sudah habis dan rasanya kurang, jadi Owen yang sudah setengah mabuk pun menawarkan agar menghabiskan miliknya.
Owen menyenderkan punggung di dinding, Galen masih setia duduk menahan matanya agar tidak tertutup, dan Arjuna terpejam dengan kepala yang menyender di pundak Aileen. Ketiganya sudah mabuk. Sebenarnya bir tidak membuat mabuk, hanya saja tergantung orang yang meminumnya. Sementara yang lain? Wajahnya memang memerah, tapi tidak sampai mabuk.
"Bandel. Udah aku bilang jangan minum." Gumam Aileen mendengus sebal, tangannya terus mengusap-usap rambut Arjuna.
"Buset, mau lo abisin juga, Ger?" Gemma melongo melihat Gerald mengambil bir Galen dan Arjuna yang juga tinggal setengah lalu menghabiskannya. Setelahnya dia langsung tepar.
"Sinting." Komentar Ezra.
"Ya Allah, Gerald!" Kejut Milea baru kembali dari dapur yang langsung disuguhkan pemandangan Gerald terlentang di lantai dengan mata terpejam, wajahnya benar-benar merah padam dan mulai bergumam tidak jelas.
"Udah mabuk tuh dia, Ya, dia abis mecahin rekor paling banyak di antara kita semua. Udah ngabisin satu kaleng giliran ngabisin bir Owen yang tinggal setengah, terus ngabisin punya Galen sama Arjuna yang tinggal setengah juga, gimana gak langsung tepar." Jelas Keenan membuat Milea melotot, Gerald sudah menghabiskan 3 setengah kaleng bir? Gila! Perempuan itu memijat pelipisnya pusing.
"Heh!" Katrina menggeplak keras tangan Ken saat pacarnya itu ketahuan diam-diam hendak menambah bir lagi. "Gerald tepar di depan mata masih mau nambah lagi?!" Sentaknya galak.
Kalau sudah begini Ken kan jadi gak berani. Di usap-usapnya tangannya sendiri yang habis kena geplak, nyengir menampakkan deretan gigi putihnya pada Katrina. "Enggak sayang, gak jadi. Hehe."
Katrina tersenyum dan menepuk-nepuk kepalanya, "Good boy."
Oh tidak, pipi Ken langsung memerah.
Belle dan Jena merasa kurang nyaman ada di situasi seperti ini, terlebih lagi Belle yang tidak pernah dekat dengan cowok dan sekarang di suguhkan pemandangan para cowok yang sedang minum bir. Di pikirannya, ini tidak baik.
"Jena mau pulang," Adu Jena pada Kei, menyuruhnya agar mengantarnya pulang.
"Aku ... Aku juga." Timpal Belle.
Milea, Gorya, Kei dan Shireen saling pandang satu sama lain, kemudian mengangguk maklum. "Kalian kalo udah mau pulang, pulang aja. Gak papa kok." Kata Milea tersenyum.
Teman-temannya lantas bersiap-siap untuk pulang, mengambil HP dan barang mereka yang lain.
Belle celingak-celinguk mencari dimana keberadaan topinya, hingga matanya menemukan topi itu ada tepat di sebelah Gemma, ia memang sedari tadi tidak bisa diam dan terus berpindah-pindah tempat duduk.
Sesaat Belle ragu untuk mengambilnya, tapi dia tidak bisa meninggalkannya begitu saja di rumah Milea. Gadis itu lantas mendekat dan sedikit membungkukkan badan, tangannya terulur untuk mengambil topi.
KAMU SEDANG MEMBACA
LACONIC (Revisi Baru Sampe Bab 6!)
Teen Fiction[story 1] TAHAP REVISI (PART AWAL) BACA ULANG BIAR NYAMBUNG. Dijodohkan dan menikah dengan orang yang kita sukai pastinya impian semua orang kan? Gerald telah berhasil menjadi salah satu dari orang beruntung itu yang berhasil hidup bersama dengan M...