34. Masa Lalu Gerald & Aera

350 13 2
                                    

Milea tidak tau harus merasa bersalah atau tertawa, di satu sisi dia memang merasa bersalah sudah menyiksa Gerald dengan cara mencekokinya menggunakan bubur ayam, tapi di satu sisi dia juga ingin ngakak sampai terjungkal-jungkal karena baru kali ini melihat Gerald menangis dan itupun karena di cekokin bubur ayam.

Tangan Milea saat ini sedang memeluk leher Gerald sementara tangannya yang satu menepuk-nepuk kepala cowok itu. Sungguh, Milea benar-benar layaknya seorang Ibu yang mengurus bayinya, terlebih lagi Gerald masih sesegukan di dekapannya. Gerald memang sudah tidak menangis, tapi masih sesegukan.

Acara makan pun belum juga selesai karena Milea sibuk menenangkannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Acara makan pun belum juga selesai karena Milea sibuk menenangkannya. Gadis itu terus mengucapkan kata maaf, memeluknya erat, dan menciumi seluruh wajahnya bertubi-tubi walaupun melakukannya dengan menahan tawa.

Gerald ternyata rewel banget kalau lagi sakit, jiwanya juga tiba-tiba berubah jadi hello kitty.

"Gak mau makan." Akhirnya suara Gerald terdengar.

Milea menghembuskan nafas pelan, tidak bisa berbuat apa-apa selain mengalah saja, kalau di paksa lagi nanti yang ada Gerald nangis lagi. "Iya enggak, jangan nangis lagi kalo gitu, cup cup. Tapi kalo malem ini gak mau makan, berarti besok harus makan gak mau tau."

Gerald mengangguk setuju.

"Mau tidur?" Sambung Milea bertanya.

Gerald mengangguk lagi. "Sambil puk-puk kayak gini ya?"

Milea tersenyum gemas, demi apapun dia bener-bener pengen banget ngunyel-ngunyel dan gigit pipi Gerald. Gadis itu mengangguk, "Iya, kalo gitu ayo tidur sambil puk-puk palanya." Ajaknya, nadanya seperti berbicara kepada anak kecil.

Gerald tersenyum senang, setelah Milea mematikan lampu dan berbaring di kasur dia segera naik di atas gadis itu seperti biasanya, memeluknya mencari kehangatan yang hanya bisa di dapatkannya dari sang empu tersebut. Milea menarik selimut di sampingnya, menyelimuti tubuh mereka berdua.

Gerald menatap wajah cantik Milea yang mulai menepuk-nepuk kepalanya dengan lembut, cowok itu tersenyum lagi kemudian berucap, "Baru kali ini gue suka sakit."

Milea mengernyit, "Kok gitu?"

"Karna gue bisa dapet banyak perhatian dari lo, gue suka. Walaupun gue gak lagi sakit, gue tetep boleh dapet banyak perhatian dari lo kan, Ya?" Tanya Gerald dengan sorot mata yang menatapnya dalam.

Milea terdiam sesaat, perkataan Gerald membuatnya tersadar jika selama ini dia memang kurang perhatian kepadanya. Milea bisa melihat Gerald begitu berharap banyak kepadanya, cowok itu hanya menginginkan perhatiannya, itu saja. Gerald ingin Milea ikhlas dari hati, bukan karena ingin membalas kebaikannya selama ini.

"Gue tau hubungan kita ini karna paksaan dari Orangtua, tapi ... Gue tetep boleh kan?"

Milea tersenyum dan mengangguk. "You can get it, of course. Jangan selalu berpikir kalo hubungan kita ini karna paksaan, Ger, tapi karna takdir lo itu emang gue. Makasih udah mau bilang dan gue minta maaf karna selama ini kurang perhatian sama lo, mulai saat ini gue bakal lebih perhatian sama lo ya?" Di kecupnya dahi Gerald dan kembali menepuk-nepuk kepalanya.

LACONIC (Revisi Baru Sampe Bab 6!)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang