40. BENIH-BENIH CINTA

193 14 4
                                    

Tak fokus lagi menonton drama china-nya yang terlewat sampai episode kedua, entah sudah keberapa kali mata Milea diam-diam melirik Gerald di sampingnya yang ikut menonton walau kurang minat.

Milea dengan sedikit kedongoan yang ada dalam dirinya, sedang mengetes Gerald yang katanya cenayang. Kalau benar-benar cenayang, apakah Gerald tau dia sempat baper dengan perlakuannya di dapur beberapa jam lalu? Dan apakah Gerald juga tau kekesalannya melihat interaksi cowok itu bersama Mela? Jika iya, Milea akan sangat malu.

Hingga Gerald sadar bahwa Milea diam-diam memperhatikan, gadis itu buru-buru menatap ke televisi dan berpura-pura melanjutkan memakan snack lagi. Snack pertamanya sudah habis, ini adalah snack kedua.

Gerald tersenyum miring, "Kalo mau mandang mah pandang aja gak usah gengsi, gue tau gue ganteng."

Milea bergidik ngeri karena setelahnya Gerald menyugar rambutnya kebelakang dengan narsis, bukannya keliatan keren malah keliatan ngeselin plus tengil!

"Narsis banget sih lo!"

"Kayak lo gak aja." Balas Gerald memutar bola mata.

Sebenarnya, Milea memang juga sama narsisnya seperti dirinya.

"Waktu lagi liat cermin pasti gini, 'cantik banget sih gue' sambil gini," Gerald memperagakan Milea yang sedang menghempaskan rambut panjangnya kebelakang dan memberikan ciuman jauh.

"Kalo gak gini," Gerald sekarang memperagakan Milea yang menangkup kedua pipinya sendiri sembari memiringkan kepala ke samping dan tersenyum centil, berkedip berkali-kali.

Itu semua dilakukan Milea di depan cermin.

Pipi Milea memerah malu, ternyata dia sungguh senarsis dan secentil itu saat di depan cermin?

"Terus ada lagi—"

"IYA-IYA UDAH, STOP!" Cegah Milea mendorong kuat badan Gerald sampai sedikit terguling ke samping dalam posisi duduknya, jika tidak semua aibnya akan benar-benar dibongkar.

Gerald tertawa tanpa dosa sambil duduk seperti semula, mendekati Milea yang sekarang memanyun kesal, merajuk ceritanya.

"Ngapain sih deket-deket?!" Tanya Milea tiba-tiba sensi dan menjauh.

Gerald cengo, "Lah? Ngambek?"

Milea hanya diam membuat Gerald menghembuskan nafas mencoba tetap sabar. Dasar betina, padahal dia yang mulai duluan.

"Maaf deh, bercanda doang. Istri gue emang paling cantik. Sini peluk dulu,"

"Ihh!" Milea mencoba mendorong bahu Gerald, tapi dia tak terlalu menolak.

Tanpa sepengetahuan Gerald, gadis itu tersenyum-senyum dalam pelukannya.

•••

Dengan mata setia terpejam, Milea menutup mulutnya yang menguap lebar. Berusaha melawan rasa kantuk seperti setiap paginya, Milea perlahan bangun.

Gerald sudah bangun lebih dulu, bahkan dia yang membangunkan Milea. Saat ini Gerald sedang menyiapkan seragam pramuka, sesekali menoleh pada Milea takutnya gadis itu malah tertidur lagi.

Milea duduk melamun dengan wajah ngebug, itu tandanya dia sedang mengumpulkan nyawa.

"Awas ketidur lagi, langsung mandi sana. Biar gue yang bikin sarapan." Suruh Gerald seraya meletakkan seragamnya di tepi ranjang, melenggang pergi untuk membuat sarapan.

Milea mengusap wajah dan perlahan turun dari atas ranjang, langkahnya lunglai menuju pintu, menguncinya dari dalam. Tak perlu ribet apabila dia belum selesai bersiap-siap tapi Gerald lebih dulu selesai membuat sarapan, karena jika pintu terkunci cowok itu sudah tau Milea belum selesai dan akan menunggu di sofa luar.

LACONIC (Revisi Baru Sampe Bab 6!)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang