19. fight🧸🎀

1K 160 28
                                    

*****

Aku kembali!!

Vote dan komen di setiap chapternya ya! Aku juga butuh dukungan dan support kalian selalu. Makasih ya semuanya yang udah selalu kasih semangat buat aku❤❤❤

~Happy reading~

******

"APA?!"

"Bisa biasa aja ngga sih? Muka lo kaya mau nerkam gue" ucap Zayyan pelan dan mendorong laki-laki itu dari hadapanya beberapa langkah ke belakang.

"Lo ngga lagi sakit kan?" Erlangga menaruh punggung tanganya pada dahi, mengecek suhu tubuh Zayyan.

"Gue masih waras Er"

"Bukannya mamah lo udah ngga ada?" tanya Erlangga bingung. Apakah sepupunya itu sedang tidak sadar sekarang? Mana mungkin mamahnya hidup lagi kan?

"Ya tadi buktinya gue ketemu sama dia Er" kali ini Zayyan benar-benar yakin mengucapkan kalimatnya, dia juga masih waras!

"Bayangan lo aja kali, masa nyokap lo hidup lagi," Erlangga masih tidak percaya. Zayyan memang pernah bilang, dia masih punya harapan pada mamahnya. Namun Erlangga hanya tidak mau, sepupunya itu terlalu berharap.

"Bukan hidup lagi, tapi lebih tepatnya belum meninggal"

"Terus kenapa ngga ajak kerumah?"

"Dia ngga kenal sama gue"

"Jiakhh hahaha, berarti bukan nyokap lo lah, masa sama anak sendiri ngga kenal" Erlangga tertawa keras kali ini.

"Jahat banget ngetawain gue, gue sumpahin lo ngga bisa pulang malam ini."

JGEEER

Erlangga kaget mendengar suara petir itu, apakah sumpah Zayyan telah dikabulkan oleh tuhan? Apakah dia tidak bisa pulang malam ini? Sungguh aneh, padahal tadi banyak bintang di atas kenapa sekarang gelap.

"Zay, lo lebih jahat"

"Sumpah Er, gue cuma bercanda. Ya lagian sih lo! Sepupu lagi sedih malah diketawain. Di luar udah hujan emang lo berani pulang?"

"Berani kalo lo gendong gue sampe rumah"

"Ck, udah lah nginep sini aja, males gue nganter lo"

"Siap kapten, dengan senang hati"

"Emang lo punya hati?"

*****

Drtt.. Drtt..

Suara itu terdengar dari ponsel Zayyan yang tergeletak di atas nakas, alih-alih Zayyan mengambilnya justru ia malah melanjutkan makannya. Bagaimana dia bisa menundanya? Makanannya terlalu enak untuk dilewatkan. Cake kesukaannya itu datang dengan sendirinya tanpa ia memesan online ataupun membelinya di luar, tentu saja dia sangat senang. Tapi lebih tepatnya Erlangga yang mengirimnya.

Drtt.. Drtt..

Suara itu terdengar lagi dari ponselnya, sebenarnya siapa malam-malam mengganggu waktu istirahatnya. Waktu menunjukkan pukul 11 malam, sebenarnya cake itu sudah datang dari jam 7 malam tadi, namun ia baru sempat memakannya sekarang.

Bukankah jam 11 sudah waktunya beristirahat? Tentu saja Zayyan malas membuka chat itu. Tapi bukankah Zayyan masih memakan cake nya? Dan belum beristirahat, bagaimana bisa Zayyan berpikiran chat itu menganggu jam istirahatnya?

EXSBLASS & ZAYYAN [BELUM DIREVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang