28. PERGI

1.1K 161 26
                                    

"Di kembali, kembali membawa luka yang sama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Di kembali, kembali membawa luka yang sama. Dia tidak akan pergi kemana-mana, dia hanya ingin bahagia, bahagia dalam dekapan hangat milik Ibu untuk terakhir kalinya."

__Exsblass&Zayyan__

*******

Jika sampai pukul tiga keadaan Zayyan masih sama, tidak ada reaksi apapun. Itu artinya Zayyan memilih melepaskan semuanya. Zayyan adalah lelaki yang baik. Jika Tuhan memilih mengambilnya sekarang itu artinya Tuhan lebih menyayanginya. Namun jika boleh, tolong, tolong Tuhan... jangan bawa dia pergi dulu. Biarkan dia bahagia di dunia, lalu setelah itu, bahagia di tempat yang abadi.

Menatap dia yang tak berdaya membuat mereka ingin sekali berbisik kepada laki-laki itu untuk segera bangun, dan kembali kepada sahabatnya ini. Ruangan itu terlihat sunyi, mereka semua menangis dalam diam, tenggorokannya tercekat, hanya ada suara EKG diikuti layar monitor yang menampilkan garis tak beraturan.

Dua Suster berdatangan. "Selamat pagi, saya akan mengecek kembali kondisi pasien."

Mereka semua mengangguk.

Semuanya hanya melihat kedua Suster itu. Mereka tidak bisa melakukan apa-apa. Setelah mengecek kondisi Zayyan, salah satu Suster kembali bersuara. "Maaf. Bisa tolong tinggalkan pasien terlebih dahulu? Pasien butuh ketenangan,"

Begitu Katanya.

"Apa saya bisa menemaninya? Saya mohon..." mohon Erlangga pada kedua Suster. Netra hitamnya menatap lekat manusia berpakaian putih itu.

"Boleh, tapi kalo bisa satu orang saja, ya? Kalo terlalu ramai bisa berpengaruh untuk pasien. Kalo begitu kita keluar dulu," jawabnya.

"Baik, terimakasih Suster," sahut Erlangga, dibalas anggukan kecil dari kedua wanita itu yang sudah di ambang pintu.

Lex menautkan kedua alisnya. Dia tidak tau apa isi kepala Erlangga, dia juga tidak tau harus apa sekarang. Mengapa Erlangga sebegitu perhatiannya pada Zayyan. Apa maunya Erlangga? "Er-"

"Tolong... tolong biarin gue jagain Zayyan kali ini, Lex. Gue janji gue akan jaga dia sampai dia sadar," tukas Erlangga. Sampai sadar? Entahlah, Erlangga juga tidak tau sepupunya itu akan sadar atau tidak. Waktunya tidak banyak, alat itu akan segera di lepas. Zayyan... plis, bertahan, ya?

Zayyan sekarat dan sangat rapuh. Dia tidak berdiri tegak seperti biasanya, melainkan seperti bangunan yang dibuat tanpa pondasi. Dia ambruk, lelaki itu sudah memikul banyak beban. Lex tak tega melihat wajah pucatnya itu.

Bibir merah dan mata indah Zayyan sekarang tak terlihat, senyum dan tawanya seolah sudah hanyut begitu saja. Mengapa ini sangat sakit? "Jangan buat keadaan semakin rumit... gue harap lo bisa ngerti kondisi sekarang, Er. Gue ngga akan larang lo. Gue titip Zayyan sama lo, ya?,"

EXSBLASS & ZAYYAN [BELUM DIREVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang