42. Dia Telah Pergi🥀

815 126 47
                                    

"Dia telah gugur, perannya sudah habis. Dan sekarang tak akan pernah ada lagi yang bisa menggantikannya Sebagai lelaki hebat namun terlalu ambis merebut hak. ____Exsblass____

********

Ambulance dan polisi kini sudah memarkirkan mobilnya di halaman rumah besar itu, rumah yang pernah menjadi tempat singgah laki-laki bernama Wain Ranggayan. Lelaki yang kini telah kembali kepada Tuhannya dengan luka yang masih belum sempat terobati. Malam ini tepat tanggal 6 Juli 2024.

Setelah kejadian, Zayyan sebagai saksi sekaligus korban itu tak berhenti memperlihatkan kesedihannya, sakit apa yang belum Zayyan kenali? Kenapa semua seakan ingin mendekat padanya?

Zayyan melihat kesekitar, berusaha untuk kuat walau nyatanya ia tidak sanggup melihat kondisi ini. Biar pun ruangan itu begitu luas tapi entah kenapa Zayyan merasa engap, dadanya terasa di apit besi panas yang seakan ingin membakar tubuhnya.

Petugas ke polisian tetap tinggal di tempat untuk melakukan pengamanan dan penelitian di TKP yang sebagaimana tugas polisi menangani kasus serupa. Tetapi ada sebagian yang ikut ke rumah sakit. Sedangkan Zayyan mengikuti petugas rumah sakit membawa Wain.

Langit gelap dengan taburan bintang, kini menjadi saksi bisu Zayyan yang sedang berusaha tegar melihat Wain dievakuasi untuk dipindahkan ke dalam mobil Ambulance. Malam ini Zayyan hanya bisa melihat tubuh sahabatnya yang sudah putih pucat dengan penuh cacat. Jadi tak ada harapan untuk Zayyan melihat lelaki itu bangun dari tidur dan melihatnya di markas besok.

Sebelumnya Hyunsik sudah lebih dulu dilarikan ke rumah sakit karena keadaannya yang kian memburuk, Hyunsik benar-benar membutuhkan bantuan. Erlangga lah yang Zayyan percaya untuk membantunya, termasuk untuk ikut mengantar Hyunsik menuju rumah sakit.

Untuk saat ini Zayyan belum bisa menemani saudaranya, sebab ada Wain yang harus ia temani dulu untuk melewati proses dan sampe dimakamkan di tempat peristirahatan terakhirnya. Bukan bermaksud egois, tapi karena Hyunsik sendiri yang menyuruhnya untuk menemani Wain.

Sebelum laki-laki itu kehilangan kesadarannya, Hyunsik berpesan kepada Zayyan untuk mewakilkan dirinya sebagai tanda penebusan dosa yang dilakukan Ayahnya. Sebenarnya bukan hanya itu, tetapi Zayyan juga ingin membuktikan pada Wain jika ia benar-benar peduli seperti yang ia katakan tadi, Zayyan peduli pada laki-laki itu, sangat peduli.

Hari ini benar-benar hari paling menyakitkan. Situasi ini menyayat hatinya hingga relung paling dalam. Rasanya sulit menerima fakta yang tidak diinginkan kedatangannya, tetapi siapa yang bisa melawan takdir?

Zayyan tidak mau jika Wain ketakutan melewati semuanya sendiri. Zayyan juga tau selama ini lelaki itu tertekan akan beban yang dipikulnya sendiri. Dia terlalu memaksakan keinginannya dibanding memikirkan akibat yang telah ia buat.

Kali ini Ambulance akan membawa dan mengantarkan Wain ke rumah sakit. Perjalanan tidak akan terlalu lama karena jaraknya tidak begitu jauh. Wajah Wain sudah tidak memiliki rona, bibirnya terlihat pucat. Tubuhnya terasa dingin, seakan ingin mendapatkan kehangatan yang tak kunjung datang.

"Wain... lo ngga perlu takut, gue ada di sini dan bakal temenin lo..." ucap Zayyan seraya menatap sahabatnya sayu. Dadanya berangsur naik turun seolah menahan isakkan yang nyaris keluar.

Perbuatan sahabatnya selama ini sudah cukup membuat hati kecil Zayyan semakin terluka, tetapi tak sedikit pun rasa benci yang tercipta di hatinya yang penuh luka.

Suara sirine memecah keributan di jalan raya, membuat pengendara antusias memberi jalan untuk keadaan darurat. Mobil Ambulance itu melaju cepat menyisakan pengendara lain di belakang yang kian menjauh.

EXSBLASS & ZAYYAN [BELUM DIREVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang