25. Mati Rasa

1.1K 179 37
                                    

Tunggu❗

Minimal kalo mau baca, Vote dulu yuk. Tanganya enteng kan?

Ngga maksa tapi maksa, ngerti kan?🙂🤫

Selamat reading😏

*******

"Cari kemana? tanya Davin.

Mereka sepertinya tampak bingung dengan pertanyaan yang barusan Davin katakan. Menghilang begitu saja, membuat mereka bertanya-tanya, di mana Zayyan sekarang? Ada sorot khawatir di netra hitam mereka. Terlebih lagi Erlangga, orang yang paling tau kondisi Zayyan itu memiliki perasaan tidak enak tentang sepupunya.

"Kemana aja, asal jangan keluar bumi." Celetuk Sing, sembari memperhatikan Erlangga dan ketujuh sahabatnya yang menampilkan ekspresi sangat menyedihkan. Benar-benar sangat buruk. Mereka masih di sana, di depan rumah Zayyan.

Yang lainnya hanya memutar bola matanya malas tanpa rasa ingin menyahut perkataan Sing.

Waktu sudah menunjukkan pukul 20.23 WIB. Mereka masih berdiam di sana, kemana mereka harus mencari Zayyan sekarang? Nomornya sama sekali tak bisa dihubungi, berulang kali juga mereka mengirim pesan, tapi tetap saja tak ada balasan, bahkan dibaca pun tidak.

"Gimana kalo kita kemakam bokap, nyokapnya?," saran sekaligus pertanyaan itu muncul dari mulut Gyumin.

"Gila lo, Gyu! Malem-malem gini? tanya Davin.

"Ngga! Ngga usah kesana, gue kayanya tau Zayyan di mana. Dan gue yakin Zayyan ngga ada di tempat makam." ucap Erlangga, seakan dia memang sudah tau keberadaan Zayyan. Apakah Erlangga benar-benar tau di mana Zayyan? Atau hanya ingin menjebak? Pikir mereka.

Leo menatap Erlangga sinis "Mending ikut saran dari Gyumin aja, daripada ikut sama lo, Er!" ucapnya sedikit kesal. Entah apa yang membuat Leo seperti ini.

"Ya udah terserah, gue ikut aja."

*****

"Loh kamu to, ngapain ke rumah Bapak malem-malem?" tanya seorang pria paruh baya. Dia penjaga sekolah SMA Laksana.

Rumahnya yang sangat dekat dengan sekolah, hampir setiap siswa akrab dengannya. Apalagi Zayyan, Bahkan Zayyan menganggapnya sebagai Kakeknya.

Zayyan nyengir seperti tak ada dosa. "Bapak udah tidur ya? Maaf ganggu" Zayyan terkekeh pelan.

"Ya lagian kamu, udah tau Bapak ngantukan. Pake kesini malem-malem, mau ngapain sih?!"

"Mau minta kunci gudang sekolah yang belakang, boleh ngga Pak?" jawabnya.

"Mau ngapain malem-malem ke sana?!"

"Ngga ngapa-ngapain kok Pak." Zayyan merubah raut wajahnya melas. "Plisss... boleh ya Pak, nanti Zayyan kasih permen pentol." Lanjutnya.

"Ckk, bapak bukan anak kecil. Ya udah tunggu sini bentar, bapak ambil kuncinya dulu."

Senyum Zayyan mengembang. "Siap, makasih Bapak ganteng dan baik hati."

"Muji kalo ada maunya doang, ya udah kamu duduk dulu."

Zayyan menggaruk-garuk kepalanya yang tak gatal sembari tertawa pelan. kemudian ia duduk setelah pria paruh baya itu pergi dari hadapannya.

EXSBLASS & ZAYYAN [BELUM DIREVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang