Happy reading everyone 🎈
Neo memarkirkan mobil putihnya. Karena parkiran mobil terletak di area dalam jadi ketika akan ke fakultas atau kelas, Neo harus melewati parkiran khusus motor karena kedua parkiran itu terletak bersebelahan.
Sembari berjalan, Neo membuka hp untuk mengecek apakah Hoshi mengiriminya pesan atau tidak.
Hoshi
Gua ga kuliah hari ini.
Kalo budos/pados nanyain, bilang aja gua lagi layat.Neo hanya membaca pesan itu dan tidak berniat untuk membalasnya. Ya, ini adalah hari pertama kuliah karena kegiatan pengenalan lingkungan kampus sudah selesai. Dan Hoshi sengaja absen di hari pertama kuliahnya?
Jujur, Neo tidak kaget dengan itu. Ia berteman dengan Hoshi sejak masuk SMP karena keduanya satu sekolah dan sekelas. Hoshi akan menjadi orang paling malas jika berkaitan dengan belajar. Yang ada di dalam otak cowok bertubuh tiang itu hanya balapan dan balapan. Ngomong-ngomong, Hoshi juga sangat mencintai dunia otomatif.
Neo tiba-tiba terhuyung saat tas punggungnya ditarik seseorang. Dia berdecak kuat dan berbalik untuk melihat siapa yang mengganggunya.
"Kalo jalan, selain kaki, mata juga dipake, Sayang." Bas mengakhiri ucapannya seraya menjawil dagu Neo mirip om-om mesum.
Dengan sigap, Neo langsung menepisnya. Beberapa orang di sekitar mereka tampak curi-curi pandang, mungkin karena mendengar ucapan terakhir Bas. Mereka mengambil kesimpulan jika kedua orang itu—Bas dan Neo, sedang terlibat hubungan asmara.
Lagipula siapa yang tidak mengenal Bas. Cowok badung yang sukses membuat gempar karena terang-terangan melanggar peraturan PKKMB di hari pertama. Dia bahkan tidak segan beradu mulut dengan ketua BEM FEB yang menegurnya karena sengaja memakai tindik bibir.
"Singkirin tangan lu, Bangsat!" Neo mengumpat saat tangan Bas melingkar ke pinggangnya. Ngomong-ngomong setelah bertemu dan menghabiskan malam dengan mabuk-mabukan di bar, hubungan Bas dan Neo semakin dekat. Bas bahkan tidak segan untuk melakukan skinship pada Neo yang tentunya dibalas makian oleh cowok lebih pendek itu. "Minggir, Sat! Gua mau ke kelas." Neo menggeser tubuh bongsor Bas yang menghalangi. Dan belum sempat Neo berjalan, Bas kembali menahan lengannya.
"Bastian!" pekik Neo kesal. Astaga, mau apa lagi cowok gila ini?
"Apa? Gua mau bareng. Lu lupa kalo kita satu kelas?"
Ah, ya, satu fakta lagi jika mereka berdua memang satu kelas.
Tanpa menunggu persetujuan dan jawaban, Bas langsung melingkarkan tangannya ke pundak Neo dan berjalan ke kelas.
Di kelas, keduanya duduk bersebelahan dan setelah itu mereka saling diam. Baik Bas ataupun Neo tampak fokus pada kegiatan masing-masing. Bas yang bermain hp dan Neo diam-diam melirik cowok badung itu.
Mata sipit, hidung mancung, rahang tegas, dan tubuh tinggi besar. Neo benar-benar mengagumi cowok itu. "Cakep gila." Cowok itu berteriak dalam hati.
Bas tiba-tiba menoleh ke arahnya yang membuat Neo langsung gugup. Ia segera mengalihkan pandangan ke sembarang arah saat kepergok menatap cowok itu secara diam-diam.
"Kenapa?" Bas condong ke depan hingga wajahnya selaras dengan leher Neo. "Lagi mengagumi ketampanan gua?" Cowok itu berbisik lalu mengecup leher Neo tanpa rasa malu. Ya, Bas melakukannya di dalam kelas, di hadapan rekan sekelasnya.
Neo menoleh dan mendorong wajah lawan bicaranya. "Sialan!"
Bas tertawa. Dia menarik kursinya agar semakin mepet dengan bangku Neo. "Pure Milenial?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Love or Lust? [✓]
Romance[BXB] [M-PREG] [ANGST] Bastian dan Neo, dua orang laki-laki yang sama-sama terjerat pergaulan bebas. Mabuk-mabukan serta seks liar tidak bisa dihindari keduanya. Mereka sangat terlena dengan kenikmatan sementara hingga 'sesuatu yang tidak diharapkan...