10

7.2K 526 10
                                        



Di malam harinya, Neo yang baru saja delivery makanan cepat saji dikejutkan dengan pintu kamar yang tiba-tiba ditendang dari dalam. Ia langsung mengurungkan niat untuk memakan ayam goreng tepungnya.

"Kenapa?" Neo refleks bertanya saat melihat Bas keluar dari kamar.

Bas tidak langsung menjawab. Dia menatap makanan di atas pantry yang beraneka ragam. Ada ayam goreng, kentang goreng, burger, dan minuman milkshake.

"Lu mau?" Neo melirik ke arah makanannya saat menyadari arah tatapan suaminya itu.

Barulah Bas memusatkan pandangannya pada Neo. "Gua mau keluar." Tanpa menjawab pertanyaan Neo, dominan itu langsung pergi begitu saja.

Sebelum Neo sempat bertanya lagi, pintu apartemen keburu ditutup dari luar yang membuat cowok itu langsung menelan bulat-bulat rasa ingin tahunya. Pikirannya berkata jika Bas pergi ke bar, namun ....

Neo mengangkat bahu dan memilih fokus makan. Biarlah, dia akan membiarkan Bas melakukan apapun yang diinginkannya. Bagaimana pun juga pernikahan ini hanya sekadar formalitas, tidak lebih.

Tanpa diketahui Neo jika kepergian Bas adalah ke arena balap. Dominan itu menerima tantangan dari salah satu rivalnya dengan imbalan yang cukup besar jika menang. Bukan tanpa alasan Bas menerima tantangan itu. Sekarang hidupnya benar-benar sudah berubah, jika tidak 'bekerja' maka dia tidak akan bisa makan.

Sorakan terdengar sangat kencang menyambut kedatangan Bas ke arena. Cowok itu melepas helm full face-nya dan berjalan mendekati kerumunan cowok yang sedang merokok.

"Mana Albert?"

"Tuh!"

Bas mengikuti arah tunjuk itu dan tatapannya terpaku pada dua orang cowok yang sedang berciuman di samping motor.

"WOI, ALBERT! RIVAL LU UDAH DATENG, NIH. NGISEP MULU DARI TADI."

Adegan ciuman itu langsung terjeda saat salah satu 'pemain' menarik bibirnya. Cowok lebih tinggi mengangkat pandangan dan bertemu dengan tatapan Bas yang menyorot tajam.

"Gua ga punya banyak waktu." Bas berkata cukup lantang.

Albert terkekeh dan mendorong cowok yang sejak tadi menggelayutinya lalu berjalan mendekati Bas. Setelahnya, dia memberi kode yang membuat semua orang di sana bersorak kencang. Mereka semua berkumpul di pinggir aspal dan meneriakkan nama jagoan masing-masing.

Bas mengabaikan tatapan intimidasi dari Albert. Yang ia pikirkan sekarang adalah menang dan pulang membawa uang.

****



Neo melirik ke arah jam yang sudah menunjukkan pukul dua belas malam. Sedari tadi, dia bolak-balik di area ruang tamu saat tidak mendapati tanda-tanda Bas sudah pulang. Tak berselang lama, langkah Neo terhenti ketika mendengar pintu apartemen dibuka dan Bas masuk setelahnya.

Melihat Neo yang belum tidur, Bas langsung mengeluarkan segepok uang dan melemparnya ke meja. "Buat makan sama keperluan lain. Lu atur semuanya!" Tanpa menunggu Neo menjawab, Bas berbalik ke kamar seraya melepas jaket.

Neo menatap uang di meja dengan raut tak percaya. "Lu dapet duit dari mana?" tanya Neo seraya mengekori Bas.

"Kerja."

"Kerja apaan malem-malem gini?" Neo skeptis. "Jangan bilang kalo lu nyolong?!"

Bas langsung berbalik dan menatap Neo dengan sorot jengkel. "Gua capek. Semisal lu ga mau nerima tuh duit, silakan. Bakar aja sekalian!" Bas menutup pintu lemari dengan tendangan dan berjalan ke kamar mandi untuk membersihkan diri. "Lu tuh banyak bacot. Tinggal diem nerima apa susahnya coba?!" Bas berkata saat melihat uang hasil balapannya yang masih tergeletak di meja ruang tamu.

Love or Lust? [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang