[BXB] [M-PREG] [ANGST]
Bastian dan Neo, dua orang laki-laki yang sama-sama terjerat pergaulan bebas. Mabuk-mabukan serta seks liar tidak bisa dihindari keduanya. Mereka sangat terlena dengan kenikmatan sementara hingga 'sesuatu yang tidak diharapkan...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Hoshi turun dari motornya seraya mendumel pelan. Ia tidak mengira jika Neo mengajak bertemu di danau, tujuan utama mereka saat mabal ketika SMP dulu. Meskipun begitu, tempat ini merupakan salah satu tempat yang menyimpan cukup banyak kenangan. Awal mereka merokok dan mencoba alkohol adalah di sini.
Hoshi mempercepat langkahnya saat melihat Neo duduk di salah satu ayunan menghadap danau yang tenang. Siang itu angin berhembus cukup kuat karena cuaca yang mendung sejak pagi. "Neo!"
Neo menoleh dan tersenyum kecil saat melihat kedatangan Hoshi, berbanding terbalik dengan Hoshi yang langsung menatap sahabatnya itu dengan kening mengerut. Beberapa hari tidak melihat Neo membuat Hoshi sedikit kaget saat menyadari bahwa tubuh temannya itu semakin mengembang. Juga, sejak kapan Neo bertingkah kalem seperti ini? Biasanya setiap mereka bertemu, Neo akan langsung mengumpatinya tanpa sebab yang jelas. Hoshi lalu menyusul untuk duduk di ayunan satunya.
"Lu dari mana aja? Asal ngilang kayak ditelan alam. Gua bolak-balik ke rumah lu dan cuma ketemu sama Mbok Jum." Hoshi membuka suara sambil menatap Neo yang kembali melihat ke arah dengan tatapan kosong. "Lagi ada masalah, ya?" Suara Hoshi sedikit lembut dari biasanya. Ini kali pertama dia melihat Neo 'sekacau' sekarang.
Neo lalu menoleh dan menunjuk jari manisnya. Ngomong-ngomong setelah menikah, Neo tidak pernah melepas cincin kawin dari jarinya, berbeda dengan Bastian yang menyimpan cincinnya ke laci meja kamar.
"Tumben lu pake cincin? Kayak orang abis kaw——"
"Gua udah married sekarang," potong Neo cepat. "Sama Bastian."
Hoshi melongo. Benar-benar melongo sampai mulutnya terbuka lebar. Matanya berkedip beberapa kali sambil menatap cincin dan wajah Neo bergantian. Dia lantas meneguk ludahnya tanpa sadar. "Neo——"
"Bastian mau tanggung jawab." Neo kembali memotong ucapan Hoshi sambil menunduk menatap perutnya.
Rasa kaget Hoshi kian menjadi sampai cowok itu terjengkang dari ayunan. Ia seolah lupa jika ayunan tidak memiliki sandaran dan dia malah memundurkan tubuhnya yang alhasil bagian kepala sampai pantatnya jatuh ke tanah dan kakinya naik ke ayunan. Meski ia sudah tahu jika Neo sedang hamil, tetapi fakta bahwa temannya sudah berumah tangga sukses membuat akal sehatnya terombang-ambing.
"Enggak! Diem di situ!" Dengan posisi nyeleneh, Hoshi menunjuk Neo yang akan bangkit untuk menolongnya. Hoshi lantas berdiri meski dengan kondisi pantat yang lumayan nyeri-nyeri sedap.
Hoshi menatap perut Neo yang masih datar dengan intens. Menyadari itu, tanpa banyak kata Neo langsung menarik tangan Hoshi untuk menyentuh perutnya. Tubuh Hoshi menegang beberapa saat sebelum ia menarik tangannya dengan kasar. Dia lalu menyentuh perutnya sendiri dan sangat terasa perbedaannya. Perutnya agak buncit dan empuk karena sisa-sisa nasi Padang semalam yang belum ia keluarkan, sedangkan perut Neo cenderung keras seperti ada batok kelapa di dalamnya.
"Yang keras itu ... anak lu sama Bastian?" Hoshi dengan tampang bodohnya bertanya.
Neo tidak menjawab karena seharusnya Hoshi sudah bisa menebak jawaban atas pertanyaannya sendiri.