RTH-08

1.8K 187 25
                                    

Happy Reading
.
.
.

Waktu berlalu dengan cepat. Tak terasa sudah tujuh bulan semenjak masalah yang menimpa Wang Yibo terjadi kini dirinya sudah kembali beraktivitas seperti biasa. Pikirnya segalanya sudah baik-baik saja namun karena terlalu merasa senang sampai lupa kalau dia kehilangan seseorang. Xiao Zhan tidak pernah nampak batang hidungnya di kampus. Beberapa orang coba ia tanyai tapi tak kunjung mendapatkan jawaban nya. Antara takut dan was-was mulai menyelinap ke dalam hati. Apa yang sedang terjadi setelah hari itu?

"Pertukaran mahasiswa," ujar ketua senat dan memang benar seperti yang mereka katakan. Dia tahu Xiao Zhan seseorang yang pandai namun hanya tertutupi kenalannya.

"Empat bulan lagi kita akan praktek kerja lapangan sementara mereka belum pulang." Xiao Zhan mengambil jurusan kedokteran sementara dan mereka satu angkatan jadi harusnya mereka ke lapangan bersama.

"Xiao Zhan dan teman-teman yang lainnya akan mengikuti gelombang kedua setelah kita penarikan dari lapangan. Lagipula Xiao Zhan jurusan kedokteran dan disana dia mempelajari banyak ilmu yang akan dibagikan kepada teman-teman jurusan kedokteran untuk menambah wawasan mereka tentang kedokteran. Kita tetap wisuda bersama karena akademik menggunakan kurikulum terbaru."

Wang Yibo kembali memenuhi panggilan dari dosen guna mengkonfirmasi sesuatu.

"Beasiswa mu kembali karena pertimbangan dari setiap pihak dosen," ucap dosen wali pemuda itu. Dia Mahasiswa yang cerdas dan bersih kelakuan nya. Wang Yibo juga berhasil memberikan bukti jadi dengan pertimbangan pemuda itu kembali mendapatkan beasiswa. Wang Yibo merasa sangat senang karena dirinya masih di pertimbangkan dan dengan ini dia hanya perlu fokus untuk masa praktek.

"Mengenai mahasiswa yang melakukan pergantian mahasiswa akan kembali bulan berapa?"

"Setelah kalian berada di tempat praktek. Sahabat mu juga bersama mereka," sesuatu yang lazim diketahui seluruh universitas tentang persahabatan mereka. Wang Yibo kembali ke kelas setelah semua yang selama ini menganggu sudah baik-baik saja.

Hari-hari terasa begitu lambat bagi Wang Yibo ketika menunggu kembalinya Xiao Zhan. Sudah satu bulan dirinya berada di tempat praktek khususnya kantor pengadilan tinggi agama karena dia mengambil jurusan hukum. Untuk masalah perempuan yang selama ini dia cari, Wang Yibo sudah berhenti bukan karena dirinya tidak peduli melainkan tidak ada petunjuk apapun mengenai gadis tersebut.

Untuk pekerjaan dan tempat tinggal, Wang Yibo masih tinggal di tempat yang sama sementara sang bos diberitahukan oleh Jihoon bahwa pria itu tiba-tiba ada pekerjaan diluar kota. Wang Yibo merasa lega karena beberapa kali dia merasa Yangyang memiliki perasaan lebih dari sekedar bos dan anak buah. Hal itu membuat Wang Yibo merasa tidak nyaman.

Awal pertama praktek di bulan pertama, segalanya berjalan lancar tanpa hambatan apapun sebelum bulan kedua, suara-suara yang sebelumnya tidak dia dengar mulai nampak hingga pendengarannya. Wang Yibo bisa saja membela diri namun untuk apa. Orang-orang tidak akan mendengarkan penjelasannya jika dalam pikiran mereka, dirinya sudah salah. Dia juga tidak ingin keluar dengan nilai buruk terutama nama baik universitas nya jadi akan lebih baik untuk mengabaikan nya karena dirinya tidak salah. Dia tidak punya hutang penjelasan kepada siapapun.

"Orang seperti ini yang akan menjadi seorang penegak hukum? Dia sendiri melakukan perbuatan asusila lalu bagaimana dia bisa memberikan keadilan kepada orang lain? Benar-benar tidak punya malu." Entah sudah berapa banyak perkataan hinaan yang dia terima sudah hampir tiga bulan berada disana. Wang Yibo tidak ingin menanggapinya karena dua Minggu lagi praktek kerja lapangan nya selesai. Wang Yibo hanya ingin cepat-cepat menyelesaikan pendidikan nya dan pergi ke tempat dimana tidak ada satupun orang yang tahu.

Hari-hari terlewati begitu cepat namun tak kunjung mendapatkan kabar tentang Xiao Zhan. Banyak hal yang mengganjal dalam pikiran nya ketika sedikit demi sedikit ingatan nya mulai muncul namun ia tepis begitu saja karena itu adalah sesuatu yang mustahil untuk dilakukan.

Satu Minggu lagi adalah akhir dari masa praktek jadi harus langsung melihat dan mempraktekkan langsung didalam ruangan pengadilan. Wang Yibo sedang berada di dalam ruangan pengadilan untuk melihat secara langsung proses berjalannya kasus pemerkosaan. Wang Yibo melihat dan menyimak hingga sidang tersebut selesai. Tiba saatnya untuk mahasiswa diberikan kesempatan untuk bertanya dan Wang Yibo mengajukan diri.

"Jika aku bertemu seorang korban yang mengalami pelecehan seksual lalu kemudian aku memilih untuk menolong perempuan tersebut. Dan untuk melindungi dirinya dan diriku aku Melakukan tindakan pertolongan yang menyebabkan pelaku luka-luka atau bisa jadi sekarat. Pertanyaan nya, apakah aku Juga seorang pelaku?"

Seorang jaksa melihat Wang Yibo sang penanya kemudian tersenyum dan mengangguk," kemampuan kecerdasan seseorang tidak dilihat dari jawaban nya melainkan pertanyaan nya." Karena jawaban yang benar datang dari pertanyaan yang cerdas.

Jaksa kemudian menjelaskan," dalam pasal 49 KUHP dan UU 1/2023 bahwa barang siapa melakukan perbuatan pembelaan terpaksa untuk diri sendiri maupun untuk orang lain tidak di pidana."

Wang Yibo keluar dari ruangan sidang dengan rasa lega karena nilai yang dia dapat sangat memuaskan. Pemuda itu baru saja akan pulang ketika mendapatkan panggilan mendadak dari ayah Xiao Zhan. Pria paruh baya itu adalah sosok yang sangat sibuk sehingga tidak memiliki kesempatan untuk untuk berbicara dengan orang seperti nya namun ketika di hubungi seperti terakhir kali membuat perasaan nya mulai was-was. Kesalahan apalagi yang dilakukan sehingga di perintahkan pulang ke rumah.

Wang Yibo dengan tekad yang kuat kembali ke rumah keluarga Xiao. Dengan gugup sedikit takut dia masuk mendapati ayah dan ibu Xiao Zhan sedang berdiri menunggu nya dengan pandangan yang sulit di artikan terlebih Ayah Xiao Zhan.

"Ada apa paman Paman memanggil saya?" Tanyanya dengan gugup. Bahkan perempuan yang selalu berada di pihaknya kini menatapnya dengan tatapan intimidasi.

"Aku pikir masalah yang kemarin sudah selesai namun nyatanya kamu membuat masalah yang baru lagi. Kamu tidak berbagi dari dengan ku namun bagiku kamu adalah keluarga ku. Aku mendidik, membiayai mu dengan harapan suatu hari kamu akan menjadi pengganti ku alih-alih Xiao Zhan. Karena aku melihat diriku didalam dirimu Namun dalam sekejap Kamu mengecewakan ku, meruntuhkan kepercayaan ku. Membuat ku bertanya-tanya tentang didikan ku sendiri." Pria itu berbicara tentang rasa kecewa yang tidak pernah Wang Yibo bayangkan akan pria itu katakan. Namun dia sendiri tidak tahu apa lagi kesalahan yang dirinya buat kali ini.

Disaat dirinya mencoba memikirkan kesalahan apalagi yang dia buat, perempuan paruh baya itu berkata," ini siapa?"

Jantungnya hampir meledak ketika kedua Ayah dan ibu Xiao Zhan mengambil jarak untuk memperlihatkan sesuatu yang sejak tadi mereka membunyikan di balik punggung keduanya. Sesuatu yang sangat lucu terbungkus seperti kepompong yang imut.

Wang Yibo terkejut hingga tidak bergerak maupun menjawab pertanyaan perempuan paruh baya tersebut. Bahkan ketika nyonya Xiao memberikan sepucuk surat di tangannya. Dibawanya sepucuk surat tersebut membacanya dengan seksama namun tetap saja tidak masuk di akal.

"Omong kosong macam apa ini?" Katakan bahwa dia sedang bermimpi atau kembali di jebak lagi.

.
.
.

Karena aku tidak tahu hukum China seperti apa jadi aku pakai hukum Indonesia.

Dan... Apa yang sedang terjadi 🙀🤷

**To Be Continued**

Rerwrite The Heart✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang