Happy Reading
.
.
."Ah-Zhan..." Bisik naying untuk kesekian kalinya. Xiao Zhan yang merasa terganggu mengerjap matanya, dan perlahan mengumpulkan kesadarannya. Ketika pikirannya telah kembali, Xiao Zhan hampir jatuh dari ranjang jika perempuan itu tidak menahanya. Xiao Zhan melihat jam dinding menunjukan pukul lima pagi. Dia kemudian melihat anak ayah tersebut yang masih betah bahkan bayi mungil itu menempel seperti permen karet pada dada Wang Yibo.
"Jantung ku hampir meledak," ucap Xiao Zhan. Dia pikir jika dirinya sudah ketahuan ternyata tidak. Setelah sekian lama, hari ini dirinya tidur sangat nyenyak bahkan sampai tidak sadar kalau dia tidak boleh ketahuan oleh pemuda itu. Xiao Zhan turun perlahan dari ranjang memperbaiki selimut untuk menutupi keduanya kemudian dengan berani mendekati keduanya lalu," Selamat pagi..." Bisik Xiao Zhan setelah mencium kening Zhenka dan bibir Wang Yibo.
"Untung saja bibi membangunkan ku," Xiao Zhan merasa lega karena Naying tepat waktu jika tidak pagi ini mungkin adalah akhir dari pertemuan nya dengan Wang Yibo. Perempuan itu tidak menjawab namun tersenyum dengan tatapan yang menggoda.
"Bibi seperti melihat seorang 'istri' yang bangun di pagi hari sebelum suami dan anak nya bangun. Apakah kamu akan menyiapkan sarapan?" Perempuan itu menyenggol lengan Xiao Zhan hingga bergerak sedikit. Pipi Xiao Zhan memerah sempurna akibat ucapan Naying. Dia jadi membayangkan nya.
"Aku tidak akan ___
"Jadi Ah-Zhan akan membiarkan Yibo pergi tanpa makan begitu? Katanya cinta tapi sarapan saja tidak mau dibuat. Ya sudah, bibi saja yang buatkan." Naying berkata dan mulai mengambil alih sarapan namun Xiao Zhan sontak mengambil sayuran di tangan Naying.
Selama berkutat di dapur, senyumnya tidak pernah lepas sedikitpun. Hari-hari yang begitu berat kini terasa begitu ringan. Xiao Zhan tidak meminta apapun sekarang hanya seperti ini saja sudah lebih dari cukup. Tidak apa-apa jika harus sembunyi-sembunyi seperti ini sebab jika untuk lebih dekat, maka Xiao Zhan akan tetap seperti ini. Di hari pertama dirinya menyadari jika rasa mual dan pusing yang selama ini ia rasakan memiliki tanda seperti orang hamil pada umumnya, Xiao Zhan mencoba untuk membeli alat tes kehamilan. Sebenarnya ia hanya iseng karena pikir nya hal seperti itu tidak mungkin terjadi karena laki-laki mana bisa mengandung meskipun dalam ilmu kedokteran laki-laki bisa mengandung tidak lazim. Namun jika dia bisa mengandung, bagaimana itu bisa terjadi sementara dia tidak pernah tidur dengan laki-laki.
Ketika benda pipi pertama menunjukkan dua garis biru, Xiao Zhan kalang kabut. Bagaimana mungkin itu bisa terjadi. Tidak mungkin bayinya secara tiba-tiba masuk kedalam tubuhnya tanpa berhubungan seks. Xiao Zhan mencoba lagi hingga lima alat tes kehamilan dan hasil nya tetap sama.
Xiao Zhan stress berhari-hari sampai jatuh sakit. Di hari dirinya sakit bertepatan dengan kedatangan ibunya. Oleh sebab itu ketika di minta untuk di periksa ke rumah sakit, Xiao Zhan menentang keras karena jika itu terjadi, maka habislah hidupnya. Antara bayinya di paksa untuk di gugurkan, dirinya di hukum oleh ayahnya atau di paksa mengaku siapa ayah dari janinnya sementara dirinya sendiri tidak tahu.
Xiao Zhan berusaha mengingat siapa yang pernah menidurinya hingga sebuah ingatan acakan memutar di kepalanya seperti kaset rusak. Xiao Zhan memutar ulang video pada malam itu dan benar saja dia mengenali dirinya sendiri. Ada tiga orang di sana yang dia ketahui adalah Wang Yibo, dirinya dan seseorang yang tidak dia kenali. Di lihatnya video tersebut sampai habis. Sungguh malam yang sangat panas. Pantas saja pagi hari di apartemen, tubuhnya bertaburan kelopak merah bahkan bagian bawahnya sakit. Dia Juga baru ingat kalau malam itu dia pingsan setelah minum bersama kedua temannya. Yang berarti dirinya juga di jebak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rerwrite The Heart✓
FanfictionWang Yibo dan Xiao Zhan adalah sepasang sahabat yang terpisah oleh karena satu kesalahan fatal yang dilakukan oleh Xiao Zhan. *** Xiao Zhan menyukai perempuan sementara Wang Yibo sebaliknya. Wang Yibo mencintai sahabatnya namun memendamnya hanya ka...