RTH-10

1.9K 170 27
                                    

Happy Reading

HAPPY NEW YEAR..
.
.
.

"Seluruh mahasiswa kedokteran kumpul di ruangan Aula. Kita akan menerima materi tentang Bronkoskopi." Suara pemberitahuan dari speaker. Hari ini Mahasiswa kedokteran baru saja kembali dan akan langsung memberikan materi secara umum kepada mahasiswa lainnya yang kebetulan di pimpin oleh Xiao Zhan sendiri.

a/n: Bronkoskopi adalah prosedur yang dilakukan untuk mengetahui kondisi kesehatan pasien, di antaranya: Memeriksa penyumbatan pada paru-paru atau saluran pernapasan sebelum paru-paruMendeteksi adanya infeksi pada paru-paru yang tidak dapat ditemukan melalui metode pemeriksaan lain.

Mendengar pemberitahuan tersebut, Wang Yibo yang sedang membuat proposal meninggalkan nya sebentar untuk melihat seseorang yang beberapa lebih dari tujuh bulan itu dia rindukan setengah mati. Semua mahasiswa kedokteran tengah berada di dalam ruangan dengan jas praktek masing-masing sementara Xiao Zhan dan ke dua temanya berdiri di depan.

Wang Yibo menyelinap masuk dan duduk di bagian belakang. Tidak ada yang melarang karena itu pembelajaran. Xiao Zhan yang dia lihat di depannya kini dua kali lebih bersinar meskipun sebelumnya dia selalu indah. Entah mengapa, postur tubuhnya sedikit berbeda dan kulitnya yang tambah halus dan putih. Mahasiswa yang lainya mengikuti penjelasan Xiao Zhan namun berbeda dengan Wang Yibo yang sejak tadi hanya melepaskan rasa rindunya dengan melihat pria itu dengan perasaan kagum dan ucapan pujian.

Xiao Zhan sedari tadi melihat pemuda itu dengan perasaan gugupnya namun berusaha terlihat biasanya saja hingga materi tersebut selesai dengan beberapa mahasiswa yang melakukan percobaan menggunakan Maneken. Setelah selesai mahasiswa kembali keluar dari ruangan aula dan akan mempersiapkan diri untuk mengikuti praktek kerja lapangan gelombang kedua.

Xiao Zhan menenteng tas hitam nya dengan baju praktek di tangan nya dan berjalan keluar. Pria itu berharap Wang Yibo sudah tidak ada di sana namun ketika sampai pada bangku deretan belakang tubuhnya berhenti ketika suara yang sangat ia kenali berbicara teramat sangat dekat di samping nya membuat detak jantung nya hampir meledak. Xiao Zhan pikir dia sudah banyak berlatih untuk ketika bertemu pemuda itu dia akan abai terhadap nya ataupun berlaku tidak kenal namun apa yang terjadi sekarang seolah latihannya selama ini tidak ada apa-apa nya hanya dengan mendengar suara pemuda itu. Xiao Zhan meremat baju praktek nya dengan kuat dan berjalan melewati pemuda itu.

"Yibo tolong...." Tangan nya sudah ditahan oleh Wang Yibo. Disaat kulit keduanya bersentuhan, seolah ada sengatan listrik di antara keduanya yang membuat mereka tidak bisa berpisah untuk waktu cukup lama. Wang Yibo tidak membalas hanya melihat kedalam mata pria itu mencari apa yang sebenarnya terjadi. Xiao Zhan terlihat sangat asing atau lebih tepatnya menyimpan sesuatu yang besar sampai berusaha menghindari nya.

"Kamu menyembunyikan sesuatu dariku? Apa itu?"

"Kamu yang memutuskan segalanya jadi kamu tidak punya hak untuk bertanya ataupun mendengar apapun dari ku. Lakukan seperti sejak pertama kamu memutuskan untuk meninggalkan apartemen. Seperti kamu menolak ku, seperti kamu melihat ku sebagai luka maka dengan begitu kita berdua akan baik-baik saja. Kamu tidak akan pernah mengalami masalah dan aku pun belajar untuk berhenti berharap." Xiao Zhan marah karena masih saja terpengaruh dengan pemuda itu yang jelas-jelas membencinya. Dia marah karena masih mengharapkan pemuda yang mungkin telah menggantikan namanya dengan orang lain. Dengan segenap keberanian nya dia menyentak kasar tangan pemuda itu dan berlalu begitu saja. Wang Yibo tersenyum kecut. Merasa sangat bodoh dengan kepercayaan dirinya beberapa hari ini bahwa dia akan dengan lantang mengatakan mencintai pria itu.

"Apa yang kamu harapkan, bodoh! Sadarlah bahwa tidak semua orang memiliki penyimpangan seksual seperti mu," ucapan tersebut tentu saja merobek harga dirinya sendiri kalau perasaan nya salah, bahwa cintanya tidak lah benar. Wang Yibo harus tetap mengingatkan dirinya bahwa hanya dia satu-satunya yang aneh disini dengan perasaan semacam itu.

Sementara Xiao Zhan didalam kamar menjadikan pakaian prakteknya untuk menyumpal mulutnya agar suaranya tidak terdengar oleh siapapun. Dadanya dia pukul berulang kali hingga rasa mual menyerang hingga tak tahun, dirinya muntah. Matanya memerah dengan air mata yang tidak bisa berhenti.

"Ah, sakit sekali..." Mencinta tanpa berbicara itu rasanya lebih menyakitkan dibandingkan sudah jujur tetapi tertolak karena setidaknya perasaannya sudah diketahui. Xiao Zhan berharap esok hari lebih cepat agar mereka sulit untuk bertemu karena giliran nya dan teman-temannya yang melakukan praktek kerja lapangan. Setelah membasuh wajahnya dan memastikan kalau tidak ada jejak air mata maupun wajah sehabis menangis, pria itu keluar dari kamar mandi. Karena terlalu terburu-buru ia tak melihat seseorang dihadapannya sampai menabrak. Untung saja Xiao Zhan bergerak dengan cepat sehingga bisa menahan pihak lain yang hampir saja jatuh.

"Maaf. Kamu tidak apa-apa?" Tanya Xiao Zhan membantu pihak lain untuk berdiri dengan benar.

"Tidak apa-apa. Tapi... Kamu Xiao Zhan bukan?"

Xiao Zhan berpikir lagi. Apakah mereka satu jurusan, angkatan atau bagaimana. Karena dia baru pertama kali melihatnya. Perempuan tersebut kembali tersenyum lalu berkata," Jingyi, seseorang yang pernah Kamu bawa ke apartemen..." Ucap nya dengan mata yang mengedip.

Xiao Zhan baru ingat sekarang," apa yang kamu lakukan disini?"

"Ayahku seorang dosen disini." Mereka kemudian mulai mengobrol dengan sangat akrab tanpa menyadari seseorang dari kejauhan menatap kedua nya dengan tatapan sendu.

"Sekarang Kamu sudah mengerti, bukan? Jadi berhentilah berharap karena Xiao Zhan menyukai perempuan." Wang Yibo sudah bertekad dan kali ini dia serius. Ia hanya perlu menyelesaikan pendidikan nya kemudian pergi ke tempat dimana tidak ada siapapun yang tahu.

.
.
.

"Aku sudah menyedot ASI kedalam dua dot jadi kalau dia lapar berikan saja itu. Jangan lupa selimuti dia dengan baju ayahnya."

"Jangan khawatir. Dia aman bersama bibi. Lagipula sudah ada ASI juga hoddy ayahnya jadi dia tidak akan merengek sampai kamu pulang." Ujar perempuan paruh baya tersebut.

"Kalau begitu aku pergi." Ucap nya dan berjalan menuju halte bus. Biasanya dia tidak pernah menggunakan busway namun hari ini berbeda.

Didalam mobil, Jihoon menyetir mengantar sepupunya berangkat kerja,"Yang-ge kenapa tidak jujur saja? Itu lebih baik."

"Untuk apa? sekalipun aku jujur tidak ada yang berubah jadi lebih baik untuk menjauh," Ujar Yangyang secara tersirat yang dipahami oleh Jihoon.

"Baiklah tuan dokter. Sekarang turunlah karena aku langsung ke kampus dan jangan terlalu jahat kepada senior ku," peringat Jihoon. Sepupunya seorang dokter dan hari ini ada seniornya yang praktek di sana dibawah bimbingan Yangyang.

.
.
.

Ada yang lihat Weibo Yibo? Gimana ya.. emang bukan hanya Zhan GE dalam video itu tapi kan sebelum post dia tahu ada Zhan nya, da lihat video itu sebelum post di tambah lagi tag ayangnya. Duhh... Hadiah tahun barunya... Aaaaa Kenan bisa gila 😭😭😭🤸🤸🤸

** Happy Reading**

Rerwrite The Heart✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang