RTH-12

1.7K 189 43
                                    

Happy Reading
.
.
.

Alamat yang dikirim sama dengan apartemen Xiao Zhan sekalipun beda kamar. Wang Yibo tidak terlalu memikirkan nya lebih memilih kepompong kecil nya di bandingkan alamat apartemen yang sama. Disaat kakinya sampai di pintu utama apartemen, satpam yang dia kenali menyapa. Wang Yibo membalas dengan sopan kemudian masuk kedalam lift. Pemuda itu menekan beberapa angka dimana kepompong kecilnya berada. Ketika sampai di lantai yang dimaksud, ternyata lantai nya sama dengan milik Xiao Zhan meskipun kamarnya beda.

Wang Yibo melewati kamar yang pernah ia tempati hingga tepat di samping pria itu. Wang Yibo menunggu sejenak sebelum menekan bel apartemen. Beberapa kali bel berbunyi hingga perempuan paruh baya itu keluar sambil menggendong bayi yang masih menangis. Wajah buntalan imut tersebut sudah memerah sepenuhnya bahkan suaranya mulai serak. Tanpa bertanya, Wang Yibo langsung membawa buntalan imut tersebut.

"Bibi kenapa dia menangis sampai seperti ini? Dimana orangtuanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Bibi kenapa dia menangis sampai seperti ini? Dimana orangtuanya. Kenapa sampai bisa ditinggalkan dengan keadaan seperti ini," Wang Yibo mengomel sambil menyeka air mata bayi tersebut dan masuk kedalam.

"Putri ku sedang bekerja dan dia menitipkannya padaku," ujar perempuan itu sambil melirik ke arah kamar yang lainya. Disana ada Xiao Zhan yang tengah menatap layar cctv dengan air mata paling bahagia yang pernah dia rasakan. Melihat dengan mata kepalanya sendiri bagaimana Wang Yibo menggendong bayi mereka sembari membujuk nya untuk lebih tenang. Xiao Zhan sangat menginginkan momen ini. Dia sangat ingin pemuda itu ada disaat masa-masa dirinya pertama kalinya menyadari jika ada nyawa didalam dirinya, ngidam pertamanya, bagaimana dia berjuang dengan segala cara agar kehamilannya tidak diketahui oleh Wang Yibo maupun orangtuanya.

Entah apa kebaikan yang pernah dia lakukan sampai bertemu Xuan Lu yang saat itu bekerja di rumah sakit Amerika. Perempuan itu membantunya dengan segala cara hingga dia berhasil melahirkan dan membawa bayinya dengan aman tiba di China dengan menggunakan nama Xuan Lu dan Yuchen sebagai orang tua bayinya karena pihak bandara tidak akan mengijinkan tanpa kejelasan yang tepat. Mobil sport nya harus ia jual untuk segala kebutuhan bayinya termasuk membayar apartemen.

"Bayi... Sudah merasa baikan?" Wang Yibo bertanya setelah membuat bayi tersebut diam. Sebenarnya tidak perlu berusaha karena setelah berada dalam gendongan ayahnya, bayi tersebut langsung meronta bukan karena tidak mau melainkan bahagia karena apa yang dia inginkan sudah berada di dekatnya.

"Ngh... Ng..." Gusinya yang memerah dengan hidung yang kembang kempis membuat Wang Yibo ingin sekali menggigit pipinya yang gembul. Jemari gemuknya berusaha menggapai mulut pemuda itu namun tidak sampai hanya sampai di dada. Bahasa yang ia gunakan untuk berkomunikasi dengan pemuda itu sebagai tanda bahwa dia sangat senang membuat Wang Yibo menjadi gemas dibuatnya.

"Maaf karena merepotkan mu," ujar wanita paruh baya itu sambil meletakkan segelas teh dan kue kering yang Xiao Zhan buat.

"Tidak sama sekali." Dia tidak merasa kerepotan sama sekali justru rasa rindunya sedikit terobati. Di tatapnya wajah itu begitu lama sampai sekelebat bayangan hadir. Wajahnya sangat mirip dengan dirinya saat masih bayi.

Rerwrite The Heart✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang