"Terlambat! Aku terlambat!" Ketukan sepatu hak tinggi menggema di sepanjang tangga. Earlene terengah-engah, kakinya mencapai anak tangga terakhir bertepatan dengan pintu lift berdenting terbuka.Shannan dan Jeffran keluar dari sana sambil bergandengan tangan seperti orang tengah kasmaran. Earlene jadi menyesal memandang ke arah lift. Dia buru-buru ke meja makan, meraup segelas susu dan meminumnya rakus, tapi sebelumnya, dia meletakkan tisu di bawah dagu, jaga-jaga agar minuman itu tak mengotori bajunya.
"Hei, hei, tenanglah." Jeffran mendelik ngeri, dia menghampiri Earlene di meja makan dan mengambil tempat duduk.
"Tidak-bisa!" balasnya terengah. "Aku harus segera berangkat, sudah terlambat!"
"Tapi-"
"Selamat tinggal, Shan! Desainmu sangat cantik!" Mata biru cemerlangnya berbinar kagum, Shannan tersenyum geli, Earlene benar-benar memakai pakaian pemberian darinya, ini suatu permulaan yang baik.
"Tunggu tunanganmu!"
Ketukan sepatunya berhenti, Earlene berbalik dengan wajah syok. Tunangan?! Apa dia sungguh punya tunangan? Tapi ...
"Siapa—"
"Nona Muda, Tuan Muda Hetfard datang."
Earlene tidak sempat lagi mengutarakan pertanyaannya kala seorang pria tinggi dengan setelah jas mahal berdiri di depan tubuhnya dengan seringaian puas. Earlene bersikap seakan dia membatu, setelah baru saja bersitatap dengan mata indah medusa yang memiliki artian kata lain, MAUT!
"Selamat pagi, tunangan."
"Kau—PRIA TOKO BUNGA!"
*****
Hening.
Earlene ingin menangis saja rasanya, ini adalah informasi lain yang tidak pernah diduganya. Rupanya Earlene Katarina Edzzard ini benar-benar punya tunangan!
Ryden Argrave Hetfard.
Dua manusia dalam Vargoz Hetford tidak ada yang berniat memulai percakapan. Ryden sibuk menyetir dan memperhatikan jalan, sementara Earlene dengan segala pemikiran rumitnya, bersandar di jendela mobil. Dia butuh informasi lebih lanjut, tapi Earlene Edzzard bahkan tidak punya semacam buku diary! Ini menyusahkan!
"Kamu mendadak jadi pendiam." Earlene diam, fokusnya berpindah pada lingkaran perak dengan kilauan biru terang indah di jari manisnya. "Atau kamu menyesali ucapanmu kemarin?" pungkasnya lagi.
"Karena ucapanku kemarin, aku jadi punya cincin yang indah." Earlene melambaikan jemarinya di udara, pantulan matahari menambah kesan berkilauan yang kentara.
"Indah, tapi matamu lebih indah." Ryden menoleh sebentar, ingin melihat reaksinya.
"Akh—shh!" Earlene tidak menampilan ekspresi sesuai perkiraannya, sebaliknya, gadis itu malah memegang sisi kepalanya dengan kernyitan tipis. Tepat saat Ryden ingin menghentikan mobil, alunan merdu menyapa telinganya. "Maaf, telingaku tidak terbiasa dengan omong kosong."
Earlene menggosok-gosokkan telinganya dengan telapak tangan. Jelas sekali gadis itu menyentuh kepalanya tadi. "Kemarin kamu berlagak seolah kita teman lama. Dan sekarang, seperti kita adalah musuh."
"Aku heran dokter mengizinkanmu ... pulang." Earlene melirik penuh selidik, ini cukup tidak masuk akal. Perban dan kapas masih ada di sekitar pelipis dan dahi Ryden. "Jujur, deh. Kau tidak kabur, kan?"
"Tidak, aku dinyatakan sembuh."
Earlene menepuk tangannya, setengah kagum setengah meledek. "Hebat sekali! Tusukannya kurang dalam atau pelurunya tidak berasa?" Ryden mengernyitkan dahi tidak mengerti. "Aku bisa membantumu."
"Bantuan untuk?"
"Mempertemukanmu pada malaikat maut!"
"Kenapa kamu berpikir yang tidak-tidak belakangan ini." Sekarang balik Earlene yang mengernyitkan dahi, mereka baru bertemu beberapa kali dan pria ini berkata seakan mereka kenal bertahun-tahun. Jika itu Earlene Edzzard asli, mungkin iya.
"Oh!" sergahnya cepat. "Aura negatifmu bertambah, mungkin karena itu kau punya pikiran-pikiran negatif lain tentangku."
"Baik, coba katakan. Bagaimana cara membuat aura positif tetap permanen?"
"Tidak tahu."
"Mungkin ... bercinta? Itu tersalurkan."
Earlene mendelik tak percaya, mereka baru bertemu beberapa kali dan dia mengatakan hal semacam itu dengan santai! Hei! Tuan!
"Tawaran murahan tidak penting!" Earlene mengganti fokusnya pada tiap jalan yang mereka lewati, juga lalu lintas tenang.
Dia masih punya jutaan pertanyaan, mulai dari mengapa tak ada bagian cerita tentang tunangan Earlene Edzzard. Dia juga tidak sempat bertanya tentang pria di foto, dan yang bertukar pandang dengannya kemarin di parkiran Universitasnya. Kesenangan dengan teman-teman barunya ini terlalu sayang untuk dilewatkan, rugi sekali ...
Earlene masih menampik kenyataan kalau dia menimba ilmu di Universitas Leigford yang terkenal. Di kehidupannya dulu, dia bisa masuk Universitas setelah belajar mati-matian dan mendapatkan beasiswa. Tapi sekarang?! Earlene dengan percaya diri mengiyakan fakta, dia bisa membeli universitas hanya dengan satu keinginan, diberikan pada Harka, Jeffran, atau Galert.
"Sampai."
Dia tersentak kecil kala bariton tegas itu memenuhi atmosfer dalam mobil. Earlene melirik sekilas, lalu membuang pandangan pada deretan mobil di parkiran. Dia masih ingat pagi-pagi tadi, pria ini datang ke rumahnya dengan ucapan selamat pagi dan sekotak cincin yang indah, yang Earlene tidak mengerti, harganya pasti mahal ...
Terlalu berlebihan, atau karena ucapannya kemarin yang kelewatan? Entahlah, dia tidak bisa membedakannya. Earlene tidak akan keberatan jika Ryden membawakan dandelion untuknya. Dia tahu susahnya mencari uang, pakaiannya sekarang pasti menghabiskan lima bulan masa kerjanya di toko saat masih di kehidupan sebelumnya.
Tapi ...
Pegawai toko bunga mana yang bepergian dengan Vargoz Hetford tipe C! Mobil itu punya izin khusus tertulis berupa kartu, setiap perusahaan, tempat parkir, atau dimanapun, itu akan di periksa, dan jika tidak memiliki izinnya, atau membawa kartunya, mobil itu akan di kembalikan pada Industri otomotif Vargoz itu sendiri.
Astaga, kebijakan macam apa itu.
Mungkin memang itu yang membuat harga jenis mobil satu ini agak tidak masuk akal. Punya Vargoz, sama dengan artian punya kekayaan tidak wajar. Mobil ini tidak bisa di sewa, rental, bahkan diperjualbelikan di internet secara online. Jika ingin menjual lagi, harus pada perusahaannya langsung.
Rumit dan ... mahal.
———
Vote and comment
KAMU SEDANG MEMBACA
Second Antagonist
Fantasy"Jangan percaya siapapun." Ingat itu sampai akhir. Base jumpingnya tidak berjalan lancar. Earlene masuk dalam novel 'Infinity Words, You' yang secara misterius muncul dalam ranselnya. Sialnya! Dia masuk dalam tokoh antagonis kedua yang hanya masuk...