"Arlen! Kau harus membaca novel yang Gilska rekomendasikan! Itu luar biasa!"
"Demi Tuhan, Peony ... itu cerita romansa yang monoton dari awal sampai akhir."
Dua gadis itu duduk antara tumpukan tas, lebih tepatnya, mengecek parasut yang terhubung pada ransel. Tapi Peony malah lebih banyak membicarakan karakter fiksi dari novel yang baru dibacanya daripada serius menyikapi parasut-parasut mereka.
"Genre ceritamu mengerikan, Earlene! Melawan api naga, menyabet troll, dan terbang dengan sapu! Tidak masuk akal!"
Earlene menghentikan aktivitas tangannya, menyunggingkan senyum menyebalkan. Dan dari situlah Peony menyimpulkan, kalau posisinya tidak aman. Earlene menyusun rapi ransel yang sudah dia cek dengan hati-hati. Memutar tubuhnya dan memandang lurus-lurus pada Peony.
"Lantas bagaimana protagonis tercintamu? Oh!" Dia menjentikkan jari riang selagi Peony memandang jengkel. "Tampan, karismatik, di idolakan seluruh kalangan, menjadi CEO berumur delapan belas tahun serta ketua mafia tersembunyi! Lalu jatuh cinta pada gadis polos yang lugu ... "
Earlene sengaja memanjangkan ujung kalimatnya sambil menyentuh dada dramatis dan memandang sendu penuh penghormatan pada Peony. Gadis itu mengulum bibirnya dalam. Earlene benar! Ceritanya tidak masuk akal dan pemeran terlalu sempurna, tapi dia mencintainya!
"Itu tidak—"
"Atau pembunuh berantai yang langsung jatuh cinta pada mangsanya! Tidak masuk akal! Jika kamu menugaskan pembunuh berantai, dia akan langsung melakukannya dan menyelesaikannya dengan mudah."
"Itu fiksi!" imbuhnya cepat.
"Itu tahu. Berhenti merecoki diriku dan cepat selesaikan ini." Peony berdecak kesal sementara Earlene tergelak dalam tawanya.
"Setidaknya aku menyukai pria nyata."
"Aku juga." Kepala Peony menoleh cepat, hingga Earlene ragu mengapa itu tidak patah. Dia berusaha memunculkan semburat kemerahan di pipinya yang membuat Peony tambah curiga. Gadis itu memicingkan mata meminta penjelasan.
"Jelaskan—"
"Tom Cruise!" Peony meratakan mimik wajahnya ketika melihat Earlene berkedip cepat, menyentuh daun telinganya dan menggoyangkan, pura-pura tak mendengar atau peduli pada ucapan Earlene. "Peony! Aku sudah mencintainya sejak SMA!"
"Oh, hentikan."
Bukan rahasia umum lagi kalau Earlene adalah penyuka garis keras aktor bernama Tom Cruise. Dan dia teramat mencintai film Mission Impossible. Masih jelas dalam ingatan Peony bagaimana gadis itu bercita-cita ingin menjadi agen CIA dan FBI—setelah menamatkan satu episode.
"Aku juga suka Marvel! Film action dan pahlawan yang hebat! Lihat saja aksi—"
"Arlen ... "
Earlene dan Peony adalah teman sejak sekolah menengah pertama. Hobi yang berbeda dengan tujuan sama mengikat mereka dalam hubungan pertemanan aneh yang terbilang menyenangkan. Satu detik bertengkar, satu detik setelahnya ... akan berbaikan dan membicarakan hal sama.
Peony maniak novel dan film drama yang penuh romansa, peminat pemeran utama dan benci setengah mati dengan antagonis. Karena baginya, antagonis hanya benalu dalam kehidupan sang protagonis yang harusnya bisa bersatu lebih awal dengan male lead dance menghabiskan waktu bersama dengan keromantisan tanpa batas.
Tapi tidak Earlene. Dia penyuka genre cerita thriller, fantasy, dan action. Dan penyuka villain-tergantung masa lalu sang villain atau apa yang membuatnya menjadi karakter itu. Juga prinsip Earlene adalah, "Antagonis mengorbankan semua untuk orang yang dicintainya. Pahlawan mengorbankan semuanya, termasuk cinta hanya untuk dunia. Itu menggelikan."

KAMU SEDANG MEMBACA
Second Antagonist
Fantasi"Jangan percaya siapapun." Ingat itu sampai akhir. Base jumpingnya tidak berjalan lancar. Earlene masuk dalam novel 'Infinity Words, You' yang secara misterius muncul dalam ranselnya. Sialnya! Dia masuk dalam tokoh antagonis kedua yang hanya masuk...