Senin.
Salah satu hari paling tidak disukai oleh banyak budak korporat, termasuk Mark yang lagi-lagi harus terlambat tiba di kantornya. Tapi ia merasa cukup lega sebab Pak Manajer tak menghiraukannya meski ia tertangkap basah sudah datang terlambat. Entahlah, si atasan tegas itu seperti menghindari Mark semenjak hari evaluasinya tempo lalu.
Kembali ke situasi saat ini, Mark menyeduh kopi di pantry sebelum jam operasional kantor dibuka. Bisa dilihat dari bagian bawah matanya yang menggelap, sebab semalam Mark tidak bisa tidur sama sekali. Ia benci mengakuinya, tapi penyebab dirinya kesulitan untuk tidur adalah perkara kata-kata yang Haechan ucapkan padanya di halte semalam.
"Apa dia sedang menyindirku? Ah, menyebalkan," gumam Mark seorang diri sambil menepuk-nepuk pipi untuk mengembalikan fokusnya.
Baru saja ia menempatkan bokongnya di depan meja kerjanya, ponsel di saku celananya bergetar beberapa kali menandakan adanya beberapa pesan yang masuk. Kedua manik Mark langsung terbuka lebar kala ia membaca satu per satu pesan tersebut, dengan cepat pun ia menghubungi satu nomor yang paling ia hindari sebulan terakhir ini.
Mark lekas menelpon Haechan berkali-kali walaupun panggilannya selalu ditolak oleh mantan suaminya itu. Beruntung pada percobaan terakhirnya, Haechan akhirnya mengangkat panggilannya.
Haechan: "Apa, sih?! Kalau panggilanmu ditolak terus itu artinya berhenti menelponku! Aku akan memblok—"
Mark: "Haechan, dengarkan aku dulu! B-bubu sedang berada di Seoul."
Haechan: "Apa?! Apakah Bubu akan datang ke rumah?"
Mark: "Iya ... Kumohon jangan beri tahu Bubu dulu tentang perceraian kita, belum lama sejak Bubu dipulangkan dari rumah sakit karena tekanan darahnya, aku khawatir Bubu akan terkejut. Tolong bantu aku kali ini saja ...."
Haechan: "Aku juga tahu itu, Mark. Aku akan izin setengah hari."
Mark: "Baiklah. Tapi Bubu bilang tidak usah menyiapkan makanan apapun, Bubu membawa banyak lauk."
KAMU SEDANG MEMBACA
HABITS | MarkHyuck
Fanfiction10 tahun pacaran dan 5 tahun menikah, hubungan yang Mark dan Haechan kira akan abadi itu ternyata bisa kandas juga. Renjun pun menantang keduanya pisah rumah selama setahun sebelum mereka resmi bercerai, tapi ... sebagai tetangga. Bisakah mereka hid...