"Bro, kamu terlihat seperti mayat hidup. Apa ada masalah?" ujar Hendery melambaikan tangannya ke atas dan ke bawah di depan wajah Mark yang sedang melamun.
"Tidak ada."
Mark baru tersadar dari lamunannya pun melanjutkan aktivitas mengancing kemejanya yang sempat tertunda. Saat ini kedua lelaki itu berada di ruang ganti, bersiap untuk pulang setelah menyelesaikan seluruh pekerjaan mereka hari ini. Hendery yang tidak puas dengan jawaban temannya itu lantas memegang kedua bahu Mark dan memutarnya ke arahnya.
Bisa ia lihat kantung matanya menggelap, tatapannya kosong, rambut yang dibiarkan memanjang, kumis tipis mulai terlihat jelas, serta pipi Mark yang menirus. Padahal biasanya temannya itu selalu tampil rapi dan melakukan pekerjaannya dengan sangat baik, tapi Hendery tidak bisa menutup mata bahwa Mark memang telah sedikit berubah beberapa bulan terakhir ini.
"Kamu tiba-tiba menghilang sehari setelah ulang tahunmu tanpa mengajukan cuti, lalu begitu kembali kerja pun kamu jadi lebih suram. Bahkan sekarang kamu tampak tidak terurus, Bro." Hendery bergeleng sambil berdecak-decak. "Apa Haechan mengusirmu dari rumah?"
Lelaki yang hanya menunduk itu terdiam. Ia baru sampai di Seoul pada pagi buta hari ini, Mark sama sekali tidak tidur selama perjalanannya di bus karena isi kepalanya yang sangat berisik. Begitu sampai di apartemennya pun ia tidak memiliki waktu untuk sekadar beristirahat lagi, jadi Mark hanya mandi sebentar lalu langsung berangkat ke kantor agar tidak terlambat.
"Aku pulang duluan," ujarnya sembari menyingkirkan tangan Hendery dari bahunya.
.
.
.
Begitu sampai di rumah, ia segera melemparkan tubuh letihnya ke atas tempat tidur.
"Mark, ganti baju dulu sebelum tiduran di kasur!"
Biasanya akan ada suara melengking dari pintu langsung mengomelinya jika melihat apa yang tengah Mark lakukan saat ini, namun sekarang kamarnya terasa begitu hening. Dulu ia selalu membayangkan ketenangan ini, tak pernah Mark duga bahwa harapannya kini benar-benar terkabul.
Seharusnya dia merasa senang, bukan?
Mark sendiri tidak tahu.
Ia bangkit dari tidurnya dan masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Lelaki yang telah memakai pakaian santainya itu berjalan menuju ruang tengah sambil mengeringkan rambutnya pakai handuk. Pandangannya mengitari seisi ruangan, meratapi rumahnya yang sedikit banyak berantakan membuat dirinya menghela napas panjang.
"Oke, mari kita bereskan kekacauan ini."
Mark mulai dari merapikan barang-barangnya yang berserakan, seperti pakaian kotor, sisa makanan, dan lain-lain. Berikutnya ia menyalakan vacuum cleaner untuk menyedot debu-debu di lantai dan karpet, dilanjutkan dengan mengelap semua kaca, dapur, dan meja. Kemudian ia membersihkan kamar mandi, sekaligus mencuci pakaiannya di mesin cuci.
KAMU SEDANG MEMBACA
HABITS | MarkHyuck
Fanfiction10 tahun pacaran dan 5 tahun menikah, hubungan yang Mark dan Haechan kira akan abadi itu ternyata bisa kandas juga. Renjun pun menantang keduanya pisah rumah selama setahun sebelum mereka resmi bercerai, tapi ... sebagai tetangga. Bisakah mereka hid...