Ep 13 : Pengakuan

2.9K 279 74
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Haechan meletakkan ponselnya tanpa membalas pesan mantan suaminya, ia mengusap wajahnya frustrasi di depan meja riasnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Haechan meletakkan ponselnya tanpa membalas pesan mantan suaminya, ia mengusap wajahnya frustrasi di depan meja riasnya.

"Lee Mark ... kapan dia akan berhenti? Ini menyiksaku ...."

Sebuah hembusan napas berat terdengar, Haechan menepuk pipinya sebelum melanjutkan kegiatannya yang sempat tertunda. Ia lalu membuka laci meja untuk mencari pelembap bibirnya, namun justru teralihkan oleh sebuah cincin perak di dalam sana. Haechan hanya bergeming, terpaku pada objek kecil tersebut cukup lama baru kemudian mengambilnya.

Cincin.

Benda yang dahulu tidak pernah ia lepas sekalipun dari jari manisnya.

Sejak masih duduk di bangku SMA, Haechan itu selalu berada di posisi yang mengejar cinta lelaki itu. Dia yang melakukan pendekatan duluan, menyatakan perasaan duluan, sampai mengajaknya kencan duluan. Bahkan ketika mereka tinggal di asrama selama perkuliahan pun Haechan sudah terbiasa mengurusi Mark, dari mulai membangunkannya, membuatkannya bekal, dan lain sebagainya. Meskipun ia melakukan semua itu atas kemauannya sendiri dan Mark juga sebenarnya memperlakukannya dengan baik, tapi tentu tidak jarang dia berpikir bagaimana jika sebenarnya Mark tidak mencintainya sebesar Haechan mencintai lelaki itu?

Tetapi pada suatu hari, seluruh keraguannya seakan dihapuskan oleh sebuah pernyataan dari Mark.

Kekasihnya selama sepuluh tahun itu melamar Haechan duluan, menyematkan cincin perak tersebut pada jari manisnya dengan kedua manik penuh kehangatan dan senyuman termanis yang pernah Haechan lihat. Haechan masih ingat dengan begitu jelas momen terindah dalam hidupnya itu, bahkan ia mengingat sampai ke detail terkecilnya.

Waktu itu mereka baru selesai makan malam bersama dalam rangka perayaan Mark yang diterima sebagai karyawan tetap di tempat kerjanya. Mark mengantar Haechan pulang ke rumahnya. Di depan pagar kayu itu pula si lelaki berkemeja putih tiba-tiba mengulurkan sebuah kotak kecil berisikan cincin, meminta Haechan untuk menjadi pendamping hidupnya. Di bawah langit malam tanpa bintang, salju pertama pada tahun itu pun turun dari langit seakan turut merayakan hari bersejarah mereka.

HABITS | MarkHyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang