04. RENCADA DARI PRADIKA

89 5 1
                                    

Hai...Hai
Assalamu'alaikum

Kembali lagi di cerita ini yang membuat ku memikirkan alurnya. Kalian bantu vote dan komen ya.

Selamat membaca...

.
.

"Berani mengambil langkah, berani menghadapi resiko nya."
_Alfarezy Pradika Pratama

.
.

"Mas." Danu melotot kaget saat melihat Abangnya yang juga sudah menjadi wali kelasnya itu berdiri di ambang pintu perpustakaan.

Ayra berdehem. Mencoba tenang walau jantung nya berdetak tak karuan. Takut-takut kalau Pradika akan membocorkan rencana mereka kepada guru-guru. "Bang Dika udah dari tadi di situ? Sini masuk, Bang."

Saat Pradika masuk ke dalam perpustakaan, suasana mendadak canggung, tidak ada yang membuka suara satu pun. Padahal tadinya mereka sibuk membicarakan peraturan sekolah.

"Berani mengambil langkah, berarti berani menghadapi resiko nya." Ucap Pradika, ia mengambil duduk di kursi panjang yang berhadapan dengan Ayra.

"Maksudnya?" Danu masih tidak mengerti dengan apa yang dikatakan Pradika barusan. Ia menghentikan kegiatannya untuk ikut duduk bergabung bersama Ayra dan Pradika, kemudian di susul oleh Nurmala, Arif, dan Tedy.

"Bahas rencana di sekolah, ngga takut ada mata-mata pak Aza?" Pradika terkekeh setelah mengatakan hal itu.

"Lo mata-mata nya pak Aza, Mas?"

"Kalau iya, kenapa?" Pradika sengaja menjahili adik nya itu untuk melihat bagaimana reaksinya.

"Gue aduin ke papa biar lo di keluarkan dari Kartu Keluarga, Mas."

"Tidak sopan sekali." Sahut Pradika bergumam.

"Kalau saya mata-mata pak Aza, ngga mungkin saya mau bantu kalian untuk mengubah peraturan sekolah. Karna tidak mungkin membuat rencana dilingkungan ini, jadi bagaimana kalau nanti malam kita kumpul di rumah saya?"

"Saya ngga bisa, Bang. Nanti malam ada kumpul keluarga, dan saya juga tidur di rumah kakek saya, subuh baru pulang ke rumah." Ayra menjawab.

Pradika menganggukkan kepalanya. "Pulang sekolah saja kumpul di rumah saya. Ajak Syakila juga, dia bagian dari circle kalian kan?" Tanya Pradika dengan menghadap ke arah Danu.

"Iya Mas. Siap. Pulang sekolah, nanti gue ajak mereka ke rumah."

***

Rencana Ayra ingin ikut bersama teman-temannya ke rumah Pradika seketika lenyap saat pulang sekolah cewek itu mendapati mobil Akara yang terparkir di luar gerbang sekolah. Mau tidak mau ia harus menuruti Akara yang akan mengantarkan nya pulang ke rumah.

Sekarang, di sinilah Ayra. Ruang keluarga mewah, dimana lagi jika bukan di rumah nya.

"Abang mau jemput aku kenapa ngga bilang dulu?" Setelah sama-sama terdiam dalam waktu yang lama, Ayra akhirnya membuka suara lebih dulu.

Sedangkan Akara, cowok itu juga tidak akan bicara kalau Ayra tidak memulai. "Biasanya juga saya kalau mau jemput ngga harus bilang dulu."

"Tapi tadi aku udah janji sama Syakila mau pulang bareng dia."

"Syakila biar sama Nurmala, kasihan kan dia kalau harus nunggu angkot lagi. Lagian, siapa suruh kamu tadi pagi berangkat bareng ketua kelas itu?"

GENIUS CIRCLE [TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang