04. Accidentally Late

488 44 0
                                    

Wilona datang lebih awal untuk menata studio yang kemarin mereka gunakan. Ia membuka bubur ayam yang baru saja ia beli, memakannya sedikit demi sedikit.

"Tuh anak telat sampe jam berapa?" Gumamnya.

Tangannya gatal, ia jelajahi pojok dimana Arin menyimpan semua kamera dan foto-foto yang sempat mereka cetak. Diobrak-abriknya hingga menemukan setumpuk foto yang terlihat disisipkan pada ujung loker.

Beberapa adalah foto teman-teman Arin di kelas 10—Wilona mengenal orang-orang itu. Beberapa lagi fotonya bersama sekelompok orang yang Wilona tidak kenal, namun satu foto mencuri perhatiannya. Alisnya terangkat melihat satu-satunya presensi Juan pada tumpukan foto itu. Diikuti tawa kecil, Wilona mengembalikan tumpukan foto itu dan mulai mengarang sebuah cerita pendek di otaknya.

Waktu berlalu seperti kura-kura bagi Wilona. Gadis itu sudah menunggu hampir 3 jam dan masih belum ada tanda kehadiran Arin, bahkan pesannya juga belum dibalas. Hingga ia tertidur, Arin tak juga muncul.

"Wilo?" Guncangan ditubuhnya membuat Wilona tersadar dari tidur siangnya.

"Sorry banget... Gue beneran gak bermaksud, tapi tadi ada —"

"Gue gak peduli. Mending cepetan siap-siap." Kata Wilona seraya menajamkan tatapannya.

Bohong kalau Wilona tidak peduli. Dia jelas ingin marah-marah dan memaki Arin atas keterlambatannya. Tapi gadis itu benar-benar lelah, ia hanya ingin hari ini cepat selesai.

"Wil? Lo marah, ya?" Tanya Arin di akhir sesi foto.

Wilona belum menjawab, gadis itu sibuk merapikan barangnya dan mengacuhkan Arin terang-terangan.

"Wilona." Panggil Arin.

"Ya menurut Lo, Rin? Gue nunggu hampir 3 jam, gila!!!"

"Maaf banget, gue tadi kena macet gara-gara ada kecelakaan."

"Seenggaknya Lo bisa hubungin gue dan bilang. Gue bisa ngelakuin hal lain, bukan nungguin Lo terus!!?"

"Hp gue ketinggalan, Wil. Gue jadi gabisa hubungin lo."

"Yaudah, apapun alasannya Lo tetep telat, kan? Then let me be mad."

Setelah mengakhiri percakapan itu, Wilona bergegas keluar studio tanpa menunggu Arin membereskan barang miliknya.

Seperti tak puas telah membuat mood Wilona berantakan, Arin berdiri menghalangi pintu keluar.

"Gausah!! Minggir Lo!" Balas Wilona pada tawaran Arin untuk mengantarnya pulang.

Dibalas tidak berkali-kali, Arin juga mengatakan hal yang sama berkali-kali. Gadis keras kepala itu benar-benar membuat kesal Wilona.

"Mending Lo beresin barang Lo. Gue bisa pulang sendiri." Wilona mencoba mendorong Arin keluar ruangan. Yang didorong juga sekuat tenaga bertahan.

"Gue tau Lo bisa, tapi gue mau nganterin. Please... "

Mempertimbangkan bahwa ia ingin cepat pulang dan keras kepalanya Arin, Wilona memilih untuk menuruti apa perkataan Arin dan membiarkan Arin mengantar dirinya pulang.

Dengan banyak rintangan, Arin akhirnya berhasil memaksa Wilona pulang dengannya. Ia bergerak sesuai dengan alamat yang Wilona berikan.

"Gue beneran minta maaf, Wil." Ucap Arin disela-sela menyetir.

"Kalo Lo cuma mau minta maaf sepanjang jalan, mending gue turun." Balas Wilona ketus.

Keduanya diam tanpa pembicaraan selama perjalanan. Arin fokus memerhatikan penunjuk jalan di layarnya sesekali melirik kesamping, mengintip Wilona yang terlelap.

Melihat Wilona yang terlelap dalam, Arin ragu membangunkan gadis itu bahkan ketika tujuannya sudah di depan mata.

Wilona terbangun dan menoleh untuk bertukar tatap dengan Arin yang juga sedang memutar kepala kearahnya. Segera ia putuskan acara saling menatap itu dan bergegas keluar dari mobil.

"Thanks, by the way." Ucap Wilona pada pemilik sebelum meninggalkan mobil hitam yang ditumpanginya itu.

Tak sempat membalas, Wilona sudah masuk lobby dan tak melihat kebelakang sama sekali. Di kepalanya, Arin masih merasa bersalah karena sudah membuat Wilona menunggu selam hampir 3 jam.
























































 Di kepalanya, Arin masih merasa bersalah karena sudah membuat Wilona menunggu selam hampir 3 jam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*If you guys are Wilona, will you guys be mad also?

lovenemy; [completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang